| 42 Views
Kelaparan di Gaza: Kebutuhan Jihad Dan Khilafah Makin Mendesak

Oleh : Siti Rodiah
Program Pangan Dunia (WFP) mengumumkan stok makanan mereka di Jalur Gaza telah habis. Hal ini terjadi di tengah blokade ketat yang telah berlangsung hampir delapan pekan oleh Israel, yang membuat ratusan ribu warga Palestina kehilangan sumber makanan utama mereka. Dalam pernyataan resminya, WFP menyebut bantuan terakhir telah disalurkan ke dapur umum yang mereka dukung di berbagai wilayah Gaza. Dapur-dapur tersebut diperkirakan akan berhenti beroperasi dalam beberapa hari ke depan.
Situasi ini semakin mengkhawatirkan mengingat sekitar 80 persen lebih dari dua juta penduduk Gaza bergantung pada makanan dari dapur umum tersebut. "Hari ini, WFP mengirimkan stok makanan terakhir yang tersisa ke dapur umum di Jalur Gaza,” ujar pernyataan WFP, seperti dikutip dari Anadolu, Jumat (25/4/2025).
Menurut data PBB, WFP mendukung 37 dapur umum yang sebelumnya mampu memproduksi sekitar 500.000 porsi makanan setiap hari. Hingga kini belum diketahui berapa dapur yang masih dapat terus beroperasi setelah stok dari WFP habis. "Situasi di Jalur Gaza sekali lagi mencapai titik kritis: orang-orang kehabisan cara untuk bertahan hidup," ucap WFP.
Blokade total terhadap Gaza diberlakukan oleh Israel sejak 2 Maret lalu. Pemerintah Israel menyatakan kebijakan itu bertujuan untuk menekan kelompok Hamas agar membebaskan para sandera yang masih ditahan. Namun, sejumlah organisasi hak asasi manusia menyebut blokade ini sebagai ”taktik kelaparan” dan menyebutnya berpotensi sebagai kejahatan perang. (kompas.tv, 25/4/2025)
Tentu saja hal ini membuat kondisi di Gaza semakin mengerikan dan memprihatinkan. Banyak warga Gaza yang kelaparan dan menderita kurang gizi akut khususnya anak-anak, akibat makanan yang tidak tersedia. Mirisnya hanya ada pasta dan nasi yang jumlahnya sangat sedikit (tidak mencukupi meski hanya untuk setengah penduduk). Apalagi setelah pengeboman satu-satunya pabrik roti yang masih berdiri.
Harga bahan-bahan di pasaran dikabarkan juga sangat tinggi dan itupun hampir habis. Ketersediaan air juga makin langka. Dan dapur-dapur umum sudah tidak bisa beroperasi karena habisnya bahan. Bukan kah hal ini semakin menambah penderitaan warga Gaza? Sungguh biadab apa yang dilakukan zionis Israel dan para pemimpin negeri-negeri Arab yang tiada kunjung mengirim kan tentara nya.
Sudah kita ketahui bersama bahwa solusi hakiki yang ditetapkan Allah atas penjajahan Palestina, yaitu jihad. Sebagaimana perintah Allah dalam surat Al Baqarah 190 yang tidak kunjung dilakukan sehingga kondisi Gaza makin mengerikan. Dan sebagai saudara satu akidah kita wajib menolong saudara-saudara kita di Palestina dari penjajahan zionis Israel.
يُقَٰتِلُونَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوٓا۟ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْمُعْتَدِينَ
Artinya: Dan perangi lah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (QS. Al-Baqarah : 190)
Allah Swt. juga berfirman dalam QS Al-Anfal : 72,
ۚوَاِنِ اسۡتَـنۡصَرُوۡكُمۡ فِى الدِّيۡنِ فَعَلَيۡكُمُ النَّصۡرُ اِلَّا عَلٰى قَوۡمٍۢ بَيۡنَكُمۡ وَبَيۡنَهُمۡ مِّيۡثَاقٌ ؕ وَاللّٰهُ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ بَصِيۡرٌ
"Jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan."
Tetapi sungguh sebuah ironi, penguasa negeri-negeri Muslim justru berkhianat pada umat Islam khususnya di Gaza Palestina. Para penguasa negeri-negeri muslim tersebut khususnya negeri Arab hanya menonton apa yang terjadi di Gaza. Kalau pun ada upaya untuk menolong Palestina itu hanya formalitas belaka berupa dialog ataupun diskusi yang penuh dengan kemunafikan sehingga tidak ada aksi nyata berupa jihad dengan mengirim kan tentara. Mereka masih sangat takut akan kehilangan kursi kekuasaan nya jika tidak tunduk dengan perintah penjajah sehingga wajar saja tentara militer tak kunjung diterjunkan guna menyelamatkan warga Palestina.
Solusi tuntas Palestina membutuhkan upaya untuk mengakhiri pengkhianatan, yaitu dengan persatuan umat dalam naungan Khilafah. Sebagaimana dulu Rasulullah saw menghadapi Yahudi, seperti yahudi Bani Qainuqa’, Bani Nadhir dan Bani Quraizhah yang membangkang dan melanggar perjanjian dengan Rasulullah dan kaum muslimin. Rasulullah dengan tegas langsung memberikan hukuman dan mengusir mereka dari kota Madinah.
Palestina hanya bisa diselamatkan dengan jihad dan Khilafah. Umat harus berjuang untuk mewujudkannya. Perjuangan itu membutuhkan adanya dakwah yang dipimpin oleh jamaah dakwah ideologis yang istiqamah serta tulus ikhlas dalam menyerukan jihad dan tegaknya Khilafah. Perjuangan yang tentunya tidak mudah untuk dilalui demi menyadarkan umat akan betapa pentingnya dan wajibnya penegakan kembali sistem khilafah, sehingga penerapan syari'at Islam kaffah dapat terwujud salah satunya syari'at jihad fisabilillah.
Wallahu a'lam bisshawab