| 60 Views

Kelaparan di Gaza dan Bungkamnya Pemimpin Dunia

Oleh : Ai Rahmawati
Anggota Ksatria Aksara Kota Bandung

Gemuruh suara dan tangisan dari anak-anak di Gaza, yang meminta sepotong roti untuk memenuhi rasa lapar, kini terdengar ke seluruh dunia. Namun, Zionis justru memblokade bantuan pangan. Tak sedikit bantuan makanan yang terbuang, busuk, ketimbang diberikan kepada warga Palestina. Bentuk penyiksaan di Palestina tidak hanya lewat persenjataan saja, tetapi juga lewat cara yang sangat kejam: dikubur hidup-hidup, bom diluncurkan saat warga mengantre makanan, rumah sakit dan sekolah dihancurkan. Yang tersisa hanya puing-puing bangunan, membuat hancur hati kaum Muslim yang hanya bisa mendoakan perlindungan kepada Allah SWT bagi saudara-saudara mereka di Palestina.

Zionis merasa berhasil menghancurkan kaum Muslim. Mereka tertawa melihat keadaan umat yang tidak baik-baik saja, terpecah belah, termasuk para pemimpin Muslim yang bungkam. Bahkan, ada yang menjalin kerja sama dengan musuh yang menghancurkan umat Islam. Sementara warga Palestina kelaparan, kehausan, kehilangan keluarga, dan rumah tempat berteduh. Para pemimpin justru menikmati hidangan lezat dengan tenang. Solusinya bukan dengan berdamai karena kaum Zionis sangat licik dan rakus.
Bungkamnya para pemimpin Muslim menjadi saksi pertumpahan darah di Gaza. Bahkan pemimpin Muslim yang bertetangga dekat dengan Palestina pun tidak berani membantu. Pemimpin Mesir menutup jalan satu-satunya bagi bantuan masuk ke Gaza. Na’udzubillah.

Dalam Islam, satu nyawa seseorang sangat dijaga. Darah kaum Muslim sangat berharga. Namun kini, tangisan yang tak bisa kita hapus air matanya, bahkan untuk mengirimkan bantuan makanan pun ditutup dan diperketat. Sudah tak terhitung lagi jumlah saudara kita yang dibantai habis-habisan, tetapi belum ada solusi tuntas untuk menyelesaikan persoalan Palestina sampai sekarang.

Menurut laporan IPC (Integrated Food Security Phase Classification), sistem internasional yang dipakai PBB untuk mengukur tingkat kerawanan pangan, kondisi di Gaza sudah berada di titik paling parah. Pada akhir September, lebih dari 640.000 warga Gaza diperkirakan menghadapi Bencana (Fase 5), yaitu kelaparan ekstrem yang menyebabkan kematian, sementara 1,14 juta orang berada dalam kondisi Darurat (Fase 4) dan 396 ribu orang lainnya dalam kategori Krisis (Fase 3). Artinya, hampir seluruh penduduk Gaza kini hidup di ambang kelaparan massal, menjadikan blokade pangan sebagai senjata mematikan yang sama kejamnya dengan bom dan peluru. (health.detik.com 02/09/2025) 

Apa yang akan kita jawab nanti di hadapan Allah SWT tentang saudara kita yang masih terjajah, tentang tanah Al-Aqsha yang ingin dirampas? Derita Palestina adalah sejarah panjang penyiksaan yang sangat biadab. Di mana kaum Muslim yang seharusnya bersatu membela saudaranya? Tawa anak-anak yang seharusnya ada kini berubah menjadi tangisan dan darah, bahkan permasalahan bahan pangan pun tak terselesaikan.

Saatnya kita kembali kepada hukum Allah, yaitu Al Qur’an dan Sunnah karena hanya dengan menerapkan sistem Islam kita bisa menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh umat saat ini. Sistem Islam juga yang bisa membuat umat Islam bersatu untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi di Palestina sekarang.

Wallahu’alam bishowab


Share this article via

14 Shares

0 Comment