| 36 Views

Kasus Pungli dan Penipuan Merajalela, Bagaimana Islam Mengatasinya?

Oleh : Hanifah
Aktivis Dakwah

Belum lama ini viral sebuah video oknum petugas Dinas Perhubungan (Dishub) yang melakukan pemungutan liar kepada sopir angkot di kota Bekasi. Di dalam video tersebut, mereka membahas terkait sopir angkot yang terlambat mengikuti uji kelayakan kendaraan (KIR) dan harus membayar denda sebesar Rp1.500.000.

Abdullah selaku Anggota Komisi ||| DPR RI, mengaku sangat miris terkait viralnya video oknum tersebut. Ia meminta polisi dan jaksa selaku penegak hukum untuk segera melakukan investigasi (Liputan6.com).

Tidak hanya itu, petugas Dinas Damkar menerima curhatan dari seorang wanita berinisial S yang ia sedang merantau dan sedang berusaha mencari pekerjaan. Wanita tersebut berasal dari Kebumen, Jawa Tengah. Pada pukul 20.30 WIB perempuan berinisial S mendatangkan petugas Dinas Damkar yang berada di Cibitung untuk menceritakan keluhannya terkait penipuan. Bahkan sebelumnya ia sudah melaporkan kepada Polsek Cikarang Barat untuk ditindak lanjuti, namun laporan tidak dapat ditangani karena kurangnya berkas.

S mengaku bahwa dia dijanjikan oleh yayasan untuk masuk ke dalam salah satu perusahaan di Cikarang, dengan membayar Rp9 juta terlebih dahulu. Kemudian S membayar Rp4 juta sebagai uang muka pada tanggal 4 Maret. Namun hingga saat ini ia tidak menerima ajakan atau panggilan kerja seperti yang sudah dijanjikan oleh yayasan itu.

Wanita inisial S tersebut akhirnya meminta petugas Dinas Damkar untuk mengabarkan kepada masyarakat yang lain agar berhati-hati dengan modus penipuan seperti ini. Bukan hanya S saja yang menjadi korban, katanya sudah ada 7  korban lainnya yang terkena penipuan yayasan penyaluran kerja tersebut (radarbekasi.id).

Dua kejadian tersebut menjadi bukti nyata bahwa minimnya SDM yang amanah di negeri ini. Ketika masyarakat berusaha bekerja keras untuk mencukupi biaya hidup keluarganya, namun tak jarang para oknum pemerintah membuat hidup mereka semakin susah. Alih-alih untuk kepentingan negara, justru untuk kepentingan mereka pribadi. Banyak pula generasi sandwich yang menjadi tulang punggung keluarga dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak, namun ditipu oleh orang-orang zalim.

Di sisi lain, para aparat yang sudah digaji oleh negara dan bertugas untuk mengayomi rakyat, namun mereka malah mengabaikan keluhan rakyat. Sangat miris sekali hidup di era sekular kapitalisme saat ini, di mana aturan agama dijauhkan dari kehidupan.

Berbeda dengan Islam yang apabila di terapkan secara kafah dalam naungan Khilafah. Di mana aturan Islam yang menjadi landasan untuk begerak maju dan negara sangat bertanggung jawab atas rakyatnya. Islam mewajibkan umat Islam untuk memegang teguh keimanannnya. Sehingga dalam posisi apa pun di tengah kehidupan, termasuk menjadi SDM pemerintah sekalipun, mereka akan amanah dan bijaksana dalam melaksanakan tugasnya. Karena mereka sangat menyadari balasan di akhirat kelak.

Di dalam hadits, Allah telah menegaskan :
قال الله تبارك وتعالى: يا عبادي، إني حرمت الظلم على نفسي، وجعلته بينكم محرمًا؛ فلا تظالموا

"Allah Tabaaraka wa ta’ala berfirman: ‘Wahai hambaku, sesungguhnya aku haramkan kezaliman atas Diriku, dan aku haramkan juga kezaliman bagi kalian, maka janganlah saling berbuat zalim’” (HR. Muslim no. 2577).

Hanya sistem Islam yang mampu menangani segala kezaliman dengan sistem pendidikan berdasarkan akidah Islam untuk mewujudkan pribadi-pribadi yang memiliki pola pikir dan pola sikap islami. Di samping itu penegakan hukuman yang tegas bagi setiap individu yang menzalimi dan merampas hak-hak orang lain, terlebih apabila hal itu dilakukan oleh oknum SDM pemerintah.

Wallahu a'lam bish shawaab


Share this article via

14 Shares

0 Comment