| 225 Views

Jual Beli Bayi Makin Marak, Buah Busuk Sistem Kapitalisme

Oleh : Sumiyati
Pemerhati Umat

Kecanggihan teknologi memudahkan manusia mendapatkan berbagai informasi dunia. Dari orang dewasa hingga anak kecil. Berita yang terus beredar yang begitu memilukan hati. Kejahatan terus merajalela hingga dilakukan oleh orang-orang terdekat. 

Baru-baru ini berita yang beredar dua ibu bidan di daerah Yogyakarta yang melakukan aksi jual bayi. Hal ini bukan hanya dilakukan baru-baru ini, ternyata sejak 2010 sudah melakukan penjualan bayi, meskipun salah satunya pernah mendapatkan residivis pada tahun 2020 dan di penjara dalam kurungan waktu 10 bulan. Ternyata pelaku melakukan aksi lagi di tahun 2024 sekarang. 

Berdasarkan data yang didapatkan oleh Polda dari tahun 2015 hingga pelaku ditangkap 4 Desember 2024, pelaku terlalu menjual bayi sebanyak 66 bayi, terdiri dari 36 bayi perempuan dan 28 laki-laki serta 2 bayi tanpa keterangan jenis kelamin. Dengan modus menerima penyerahan atau perawatan bayi lewat rumah salin tempat mereka praktik. (REPUBLIKA.CO.ID, 12/12/2024)

Dari kasus di atas bukan satu atau anak tapi lebih dari itu. Mudah sekali melakukan aksi tersebut tanpa merasa bersalah. Padahal sebelumnya ditangkap juga dengan kasus yang sama tapi nyatanya tak menyadarkan pelakunya dan malah berulah lagi. Ngeri sekali melihat problem kehidupan saat ini.

Berulangnya kasus ini tentunya ada faktor-faktor yang melandasinya:

Pertama, faktor ekonomi. Kasus di atas menggambarkan terpuruknya ekonomi dalam keluarga. Kalau dilihat dari faktor ini, orang tua bukan tak ingin memiliki anak, tapi mereka juga berpikir bagaimana menghidupkan anaknya yang tentunya butuh ekonomi yang baik. Karena harus memenuhi kebutuhan hidup keluarga, memberikan makanan yang layak, pakaian, sekolah dan kebutuhan lainnya. Namun, pada akhirnya orang tua yang tak mampu menghidupkan anaknya malah akan memilih menitipkan anaknya di tempat yang layak untuk anak, bahkan ada orang tugas yang tega membunuh anaknya karena faktor ekonomi. Miris, tapi nyata.

Kedua, maraknya seks bebas dimana-mana. Bahkan anak usia sekolah dasar menjadi pelakunya. Perselingkuhan dimana-mana beredar, akhirnya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Mereka bebas bergaul tanpa batas, pacaran yang kebablasan. Akhirnya hamil di luar nikah dengan pacar atau selingkuhannya. Kalau tidak nikah, ya pasti bayinya dibuang atau dititipkan pada panti asuhan seperti kasus ini, bahkan ada yang sampai membunuhnya. Elus dada melihat bobroknya pergaulan saat ini.

Ketiga, tumpulnya hati nurani dan pergeseran nilai kehidupan. Hal ini terlihat dalam kehidupan saat ini, sangat jauh dari kebenaran. Begitu mudah terbawa arus yang rusak. Hal ini muncul karena kecemasan yang terlalu tinggi atas ketidakpastian mengenai nasib kehidupan mereka yang akan datang. Akhirnya jadi stres bahkan depresi.

Keempat, tumpulnya hukum dan abainya negara dalam mengurus rakyatnya. Nyata, dan ulang kali terjadi kasus ini, tapi negara tidak serius menanganinya. Akhirnya dengan mudah pelaku yang sama melakukannya bahkan akan banyak pelaku-pelaku lain yang akan melakukannya lagi. Di Indonesia khususnya, kemiskinan dimana-mana, bunuh diri dimana-mana karena lalainya negara dalam mengurus rakyatnya.
Berbagai faktor di atas sangat erat kaitannya dengan sistem sekuler yang kapitalistik dalam segala aspek kehidupan. Kentalnya orientasi materi yang menghilangkan bahkan mematikan hati nurani bidan yang harusnya memberikan pelayanan dalam membangun keluarga. Keberadaan sindikat penjual bayi membuat praktek jual bayi tidak mudah diberantas. Negara seolah-olah kalah dengan keberadaan sindikat yang ingin mencari keuntungan materi.

Hal ini membutuhkan kesungguhan negara untuk menyelesaikan permasalah yang terjadi berkembang. Negara harus mampu mendidik dan membimbing warganya dengan keimanan dan ketakwaan sehingga dalam melakukan segala hal standarnya  taat pada hukum syara'. Ini adalah buah dari sistem pendidikan Islam yang akan memahamkan sistem pergaulan yang tentunya sesuai dengan Islam dalam semua lingkup pergaulan. Selain ini negara harus mampu menyejahterakan masyarakatnya, negara harus menjaga rakyat dari harta yang diharamkan.

Negara wajib memberikan sanksi yang tegas terhadap pelaku kejahatan. Sehingga pelakunya jera dan orang yang ingin melakukannya akan mikir seribu kali. Jaminan ini semua tidak akan bisa terwujud dalam sistem kapitalisme dan hanya akan terwujud dengan penerapan sistem Islam yang kafah.

Wallahualam bissawab.


Share this article via

168 Shares

0 Comment