| 33 Views

Jihad : Satu-Satunya Solusi Untuk Gaza

Oleh : Agnes Aljannah
Aktivis Dakwah Kampus

Korban berjatuhan setiap saat, tetapi penderitaan kaum muslim di Gaza tak juga berakhir. Agresi Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari puluhan ribu nyawa. Berbagai upaya dilakukan untuk menghentikan genosida, termasuk membuat kesepakatan gencatan senjata. Alih-alih berakhir, penjajah zionis justru mengingkari kesepakatan dan kembali melakukan serangan udara di Gaza pada Selasa (18/3/2025) yang menewaskan lebih dari 400 orang, Kompas.com, 19/4/2025.

Akibat penjajahan berkepanjangan, krisis kemanusiaan semakin memburuk di Jalur Gaza. Setidaknya dua juta orang hidup tanpa sumber pendapatan apapun dan sepenuhnya bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhan pangan utama mereka, metrotvnews.com (20/4/2025). Bahkan, warga Palestina mulai memakan daging kura-kura untuk memenuhi kebutuhan protein mereka imbas krisis makanan akibat pengepungan dan genosida yang dilakukan Israel.

Salah satu warga Gaza, Majida Qanan mengatakan; anak-anak di Gaza harus dibujuk agar mau memakan daging kura-kura tersebut. CNN Indonesia, (19/4/2025). 

Seruan menghentikan genosida dan mengirimkan tentara ke Gaza mengaung di berbagai belahan bumi. Sayangnya, para pemimpin negeri-negeri muslim menutup mata dan hanya mencukupkan diri dengan kecaman. Di sisi lain, ulama internasional serukan jihad sebagai solusi untuk mengakhiri penjajahan zionis terhadap Palestina.

Bantuan kemanusiaan hingga two state solution yang ditawarkan Barat bukanlah solusi menghentikan genosida atas Gaza. Sebab, fisik harus dilawan dengan fisik. Sebagaimana Allah memerintahkan kaum muslimin melawan penjajahan dengan jihad.

“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu dan janganlah melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Qs. Al-Baqoroh: 190)

Allah juga menyatakan umat muslim adalah bersaudara, firmannya:

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.” (Qs. Al-Hujarat: 10)

Rasulullah saw. juga bersabda: “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR. Bukhari no. 6011 dan Muslim no. 2586)

Jelas bahwasanya jihad adalah solusi untuk Gaza. Namun, selama umat masih terikat pada nasionalisme warisan penjajah, mereka tidak akan pernah benar-benar bersatu. Sudah sepantasnya umat Islam mencampakkan nasionalisme dan menyadari bahwa penjajahan hanya bisa dihentikan dengan persatuan umat dalam satu kepemimpinan global, yaitu Khilafah (perisai).

Umat wajib menyeru semua muslim di seluruh dunia dengan seruan yang sama. Umat memiliki tanggung jawab untuk saling mengingatkan dan mendukung satu sama lain. Untuk mencapai tujuan ini, umat perlu bergerak secara kolektif dan terorganisir. Dalam hal ini, penguasa muslim dituntut melaksanakan kewajiban mereka dalam membantu Palestina dengan cara yang lebih konkret, termasuk melalui pelaksanaan jihad dan penegakan sistem Khilafah.

Gerakan ini memerlukan kepemimpinan yang jelas agar langkah-langkah yang diambil dapat terarah dan efektif. Di sinilah peran penting dari jamaah dakwah ideologis muncul. Jamaah ini berfungsi sebagai penggerak yang menyerukan pentingnya jihad dan tegaknya Khilafah, serta mengajak umat untuk bersatu dan berjuang bersama.

Wallahu'alam


Share this article via

12 Shares

0 Comment