| 212 Views
Ironi Pengangguran di Negeri Kaya SDA

Oleh : Susi Ummu Musa
Sesuai judul bahwa ironi pengangguran di negri kaya SDA ternyata benar adanya dan itu fakta yang membuktikan bahkan menjadi yang nomor wahid seasia.
Bukan hanya perkara persyaratan masuk kerja saja yang sulit ternyata tidak adanya lapangan pekerjaan juga membuat persoalan semakin rumit, jika ada sebagian orang yang mengatakan dia hidup miskin karena malas bekerja apakah ini bisa diterima? Tentu tidak bisa demikian sebab nyatanya jutaan orang yang berharap mendapatkan pekerjaan namun nihil.
Tinggalkan tumpukan berkas lamaran dengan seabrek pengalaman dan prestasi namun yang berbicara hanya keberuntungan.
Bukankah orang yang tinggal dinegri ini juga butuh makan dan biaya hidup? Akankah persoalan ini terus akan menjadi momok bagi generasi selanjutnya?
Lihat saja data menunjukkan bahwa pengangguran diIndonesia paling tinggi.
Dilansir OKEZONE.COM.
Tingkat pengangguran di Indonesia mencapai 5,2% tertinggi dibandingkan enam negara lain di Asia Tenggara (Asean).
Dana Moneter Internasional (IMF) pada World Economic Outlook April 2024 menyatakan posisi ini tak berubah dari tahun lalu, namun angkanya lebih rendah yakni 5,3%.
Kemudian Filipina berada di posisi kedua yakni 5,1%, disusul Brunei Darussalam yakni 4,9%, Malaysia 3,52%, Vietnam 2,1%, Singapura 1,9% dan Thailand 1,1%.
Hal ini jelas terpampang nyata bagaimana kondisi rakyat yang hidup dalam keterbatasan finansial bahkan tak layak untuk sebuah kehidupan idaman.
Mereka tidak lagi memimpikan untuk memiliki sebuah rumah dan kendaraan yang bagus tapi hanya memikirkan apakah besok masih bisa makan untuk bertahan hidup.
Mencari pekerjaan kesana kemari tak ubahnya mencari jarum dalam jerami sulit untuk didapatkan.
Kepada siapa rakyat harus mengadu? Jika pemerintah telah lepas tanggung jawab dan membiarkan rakyat hidup dalam tekanan.
Tingginya pengangguran ini menunjukkan kegagalan negara menciptakan lapangan pekerjaan untuk rakyat, kebijakan salah strategi sehingga terjadi deindustrialisasi, lulusan SMK atau PT tak terserap dalam dunia kerja sementara TKA justru masuk ke Indonesia.
KAPITALISASI SDA SECARA UGAL-UGALAN
Tentu kita tahu betul bahwa Sumber Daya Alam Indonesia tak pernah tergantikan oleh negara manapun hasil kekayaan alam yang melimpah ruah merupakan anugerah dari sang pencipta untuk rakyat.
Alih alih dinikmati rakyat sebaliknya rakyat hanya jadi korban bulan bulanan pemerintah sebagai tameng alias kedok saja.
Nyatanya semua hanya dinikmati oleh para kapital dan kesalahan pemerintah itu sendiri yang telah membuka lebar peluang investasi jor joran dengan sasaran SDA.
Bahkan pengamat politik pernah mengatakan bahwa jika salah satu SDA yang paling luar biasa sekelas Freepoot dibagikan minimal 1 orang akan mendapatkan 1 kilo emas.
Itu masih SDA berupa gunung emas yang ada di Papua belum lagi yang lain Batubara, timah, gas, nikel, tembaga, hutan dan masih banyak kekayaan alam Indonesia yang sangat bermanfaat jika dikelola dengan baik dan membuka lapangan pekerjaan seluas luasnya bagi rakyat bukan malah impor pekerja asing untuk bekerja di Indonesia, bahkan tenaga ahli juga dari luar padahal masih banyak tenaga ahli diIndonesia yang mampu pada akhirnya mereka memilih menjadi TKI karna sulit mencari kerja di negri sendiri.
Inilah kondisi jika kapitalisasi menjadi prinsip dari sistem yang diterapkan semua dikuasai pemilik modal.
KEMBALI PADA ISLAM
Islam bukan hanya membahas masalah spiritual saja namun mengatur sendi kehidupan salah satunya tatanan bernegara, kemaslahatan umat adalah prioritas negara dengan terwujudnya kedamaian, kesejahteraan dan keadilan.
Maka syariat telah mengaturnya dengan sangat detail.
Sebagai periayah rakyat negara wajib memberikan lapangan pekerjaan bagi setiap warganya dengan menciptakan lapangan pekerjaan diberbagai bidang, salah satunya hal yang berkaitan dengan pemanfaatan SDA yang saat ini dikerjakan oleh pihak asing agar diberhentikan dan dikembalikan oleh negara sendiri untuk dikelola dengan mempekerjakan rakyat.
Bukan menekan rakyat untuk bisa mandiri tapi tidak memberikan solusi darimana lagi rakyat harus mendapatkan penghasilan jika pekerjaan sulit ditemukan.
Islam sendiri melarang praktik swastanisasi milik umum seperti SDA sebab ini akan memberikan dampak bagi rakyat dan benar saja kita lihat kondisi perekonomian sangatlah tumpang tindih akibat dari swastanisasi SDA.
Maka jelas dalam islam bahwa hadirnya negara dalam menjalankan aturan sesuai dengan konsep Islam yang syar'i adalah suatu keniscayaan bagi umat.
Dan masalah pengangguran akan segera diatasi dengan cepat.
Wallahu a lam bissawab