| 20 Views
Inses Buah Sekulerisme

Oleh: Y.Dianita
Boyolali
Polda Metro Jaya tengah menyelidiki sebuah grup di Facebook "Fantasi Sedarah", yang menjadi perbincangan hangat di jagat maya karena mengandung konten terkait hubungan sedarah atau inses. Sebab kasus ini telah menimbulkan keresahan ditengah-tengah publik. Selain itu, situasi ini sangat mengancam keamanan anak-anak, khususnya anak perempuan yang merupakan kelompok paling rentan terhadap kekerasan seksual. Kemudian komnas perempuan juga menghimbau pemerintah untuk menciptakan ruang yang aman bagi perempuan dan anak-anak khususnya di lingkungan keluarga (beritasatu.com, 17 Mei 2025).
"Jika ada bukti pelanggaran, proses hukum harus ditegakkan demi memberi efek jera dan melindungi masyarakat, khususnya anak-anak dari dampak buruk konten menyimpang", kata Sekretaris Kemen PPPA, Titi Eko Rahayu dalam keterangan pers pada Sabtu (17/5/2025) Republika.co.id, Jakarta.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pemantauan Ruang Digital Kementrian, Alexander Sabar mengatakan bahwa, pemblokiran grup media sosial yang mempromosikan pornografi inses bertujuan untuk melindungi anak-anak dari konten digital yang dapat berdampak negatif pada pertumbuhan mental dan emosional mereka. Sabar juga menegaskan bahwa kementerian akan memperkuat pemantauan media sosial dan keterlibatan lintas sektor untuk memastikan ruang digital yang aman dan sehat bagi semua. Kemudian meminta masyarakat untuk membantu memantau ruang digital dan melaporkan konten atau aktivitas digital negatif melalui platform aduankonten.id (bisnisupdate.com, 16 Mei 2025).
Sangat mengerikan kasus inses terjadi ditengah masyarakat. Padahal di negera dengan penduduk mayoritas muslim. Fenomena ini membuktikan jika bangunan keluarga masyarakat sangat rapuh. Kehidupan keluarga yang seharusnya dilingkupi cinta kasih dan pendidikan sebagai manifestasi gharizah nau'(naluri berkasih sayang) berubah menjadi ajang pelampiasan hawa nafsu birahi. Jika dalam keluarga saja sudah salah kaprah dalam penyaluran rasa kasih sayang, lantas dimana lagi rasa cinta kasih murni didapatkan?
Kemudian peran negara yang abai membuat group-group yang memyimpang ditengah-tengah masyarakat dapat tumbuh dengan subur. Bahkan ketika penyimpangan ini viral barulah negara menindak. Padahal penyimpangan seperti ini tidak bisa lagi diselesaikan hanya sekedar sanksi hukum, sanksi sosial, edukasi, seminar, parenting dan sebagainya. Realitas menjijikkan ini akibat dari diadopsinya paham yang memisahkan agama dan kehidupan alias sekuler. Sekulerisme yang diadopsi negara ini tentu punya dampak besar hingga perilaku menyimpang ini menjadi pilihan bagi banyak orang. Sekulerisme melahirkan sistem kehidupan kapitalisme, sistem yang hanya mengedepankan kepuasan materi semata, termasuk kepuasan jasadiyah(fisik).
Dalam Nidzomul ijtima'i, Syekh Taqiyuddin an-Nabhani menjelaskan bahwa pandangan orang-orang barat penganut ideologi kapitalisme dan orang-orang timur penganut ideologi komunis terhadap hubungan pria dan wanita merupakan pandangan yang bersifat seksual semata, bukan pandangan dalam rangka melestarikan jenis manusia. Karena itu, dalam masyarakat kapitalisme sering bermunculan konten-konten pembangkit syahwat baik dalam bentuk tulisan maupun video. Aktivitas pemicu syahwat, seperti ikhtilat, campur baur pria dan wanita tanpa adanya hajat sudah menjadi lifestyle. Padahal semua aktivitas ini penyebab terbentuknya pemikiran dan fantasi kotor serta merusak gharizah nau'. Kondisi inilah yang menciptakan realitas menjijikkan seperti terbentuknya grup fantasi sedarah di Facebook. Keluarga yang seharusnya memberi kasih sayang murni menjadi tempat pelampiasan hawa nafsu yang hina.
Allah SWT memberikan gharizah nau' kepada manusia agar mereka memiliki rasa cinta kasih. Tujuannya agar manusia bisa melestarikan keturunannya.
Allah SWT berfirman:" Diantara tanda-tanda (kebesaran-Nya) ialah bahwa Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari(jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tentram kepadanya. Dia menjadikan diantaramu rasa cinta dan kasih sayang" (Q.S Ar-Rum :21). Rasa ini dibutuhkan baik dalam hubungan orang tua, anak, suami istri, saudara maupun sesama agar berjalan secara makruf. Hal ini, dijelaskan dalam kitab Nidzomul ijtima'i, dengan konsep yang benar maka rasa kasih sayang kepada keluarga akan dibangun secara tepat sesuai dengan perintah Allah SWT. Ayah dan ibu akan sayang kepada anak karena anak adalah titipan yang harus dididik menjadi orang yang shalih shalihah. Sementara, anak akan mencintai orang tua dan saudara karena keimanan.
Kehidupan keluarga dalam masyarakat yang menjadikan Al-Qur'an menjadi standar dalam beramal akan menghasilkan hubungan yang berkah lagi baik. Tidak mungkin ada perilaku inses karena merupakan dosa besar. Pihak keluarga dan masyarakat akan sama-sama memandang bahwa perbuatan inses sebagai perbuatan hina, tercela dan menjijikkan. Namun, pandangan ini hanya bersifat personal jika tidak diterapkan dan dijaga oleh negara. Oleh karena itu, syariat memerintahkan kepada negara sebagai institusi pelaksana dan penjaga (junnah). Negara Islam akan memastikan sistem pergaulan berjalan sesuai syariat dari level masyarakat sampai individu. Dan memastikan tidak akan ada konten ataupun mindset yang memicu syahwat dengan cara yang salah. Dengan begitu pandangan inses tidak menyebar bahkan tidak muncul dan masyarakat hidup dalam kehidupan yang suci dan cinta kasih yang murni.