| 102 Views

Indonesia Darurat Pengangguran, Bagaimana Islam Menuntaskan Masalah Pengangguran ?

Oleh : Ummu Zaynab
Aktivis Dakwah

Dilansir dari Kompas.com, Internasional Monetary Fund (IMF) menyatakan  bahwa Indonesia menduduki peringkat pertama terkait angka pengangguran di antara 6 negara Asia Tenggara pada tahun 2024. Data tersebut merujuk pada laporan World Economic Outlook April 2024. IMF mendata tingkat pengangguran ini berdasarkan persentase angkatan kerja atau usia produktif 15 tahun ke atas yang sedang mencari pekerjaan.

Persentase pengangguran Indonesia 2024 mencapai 5,2% . Dan dari banyaknya pengangguran terdapat lulusan pendidikan tinggi seperti Diploma dan Sarjana, termasuk dalam lingkaran pengangguran di karenakan susahnya untuk mencari lapangan pekerjaan di sektor formal. Di tambah akhir-akhir ini banyak gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK). Akhirnya banyak dari kaum berpendidikan tinggi ini beralih profesi menjadi pembantu rumah tangga, sopir ojol, office boy, dan pekerja lepas lainnya.

Ini menjadi bukti bahwa permasalahan pengangguran masih menjadi PR besar bagi negara-negara berkembang, tak terkecuali Indonesia. Masalah pengangguran berkaitan erat dengan kemiskinan, yang mana kemiskinan menjadi salah satu pemicu berbagai kerawanan sosial, di samping menjadi bukti rendahnya tingkat kesejahteraan.

Tingginya angka pengangguran ini secara tidak langsung menunjukkan abainya negara terhadap hubungan antar individu masyarakat dan pemerintah sebagai pengelola negara yang bertugas menyediakan lapangan kerja bagi rakyat dalam pemenuhan kebutuhannya. Lapangan kerja yang tersedia tidak lagi mampu menampung para pekerja. Dan sayangnya dengan alasan menjaga stabilitas ekonomi, negara memberi kebijakan yang merugikan baik bagi rakyat maupun pengusaha, bahkan tak sedikit usaha industri yang akhirnya memilih gulung tikar.

Sebagai contoh, kebijakan pemerintah terkait impor yang tidak berpihak pada produk dalam negeri, beban pajak yang terlalu tinggi, serta undang-undang yang condong pada korporasi multinasional seperti undang-undang Cipta Kerja.

Kondisi ini tidak lepas dari penerapan sistem kapitalis dengan kekuatan kebijakan globalnya yang memperburuk ekonomi dunia melalui pemaksaan liberalisasi pasar. Kapitalis global juga menjerat negara-negara berkembang dalam berbagai kebijakan ekonomi yang membuka arus barang dan jasa di tengah daya beli masyarakat yang lemah.

Ini berbeda dengan sistem Islam, di mana negara wajib mengurus rakyat dengan pengurusan yang sempurna. Islam mempunyai cara untuk menangani permasalahan pengangguran diantaranya :

Pertama, seorang kepala keluarga akan mampu memenuhi kebutuhan keluarganya dengan bekerja. Pada situasi seperti ini, negara wajib mengedukasi dan memotivasi para kepala keluarga untuk memaksimalkan upaya dalam memenuhi kewajibannya atas nafkah keluarga. Dan penyelesaian dari benang kusut ketenagakerjaan pada dasarnya bertumpu pada upaya pemenuhan kebutuhan hidup.

Kedua, Negara bertanggung jawab menyediakan lapangan kerja, sebagai amanatnya dalam mengutusi urusan rakyat. Selain menyediakan lapangan kerja, negara juga dapat memberikan bantuan modal kepada para kepala keluarga untuk mengembangkan usahanya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup.

Ketiga, untuk mempunyai sumber daya manusia yang mempuyai skill, keahlian, dan keterampilan yang dibutuhkan, tentu melalui proses dan tidak bisa instan. Disinilah peran negara untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang ahli di bidangnya dengan melakukan pembinaan dan pelatihan skill, di samping adanya pendidikan formal.

Sebagaimana yang pernah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam lakukan saat mengutus beberapa sahabat untuk mempelajari teknologi perang di Yaman. 

Inilah langkah-langkah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah negara Islam (Khilafah) dalam upaya menyediakan lapangan kerja, sehingga dapat memutus rantai pengangguran dalam negeri.

Khilafah akan menentukan perkembangan pembangunan dan perekonomian dengan indikator-indikator yang menyentuh tingkat kesejahteraan masyarakat secara real, bukan semata mengejar angka palsu pertumbuhan ekonomi.

Khilafah juga memastikan terpenuhinya kebutuhan masyarakat secara utuh baik sandang, pangan, papan, papan, pendidikan, dan kesehatan.

Ini menegaskan bahwa Khilafah tidak sekadar berpijak pada angka Statistik Nasional yang lantas melakukan generalisasi untuk mengeklaim terjadinya pertumbuhan ekonomi.

Untuk itu sudah semestinya negara kita beralih dari sistem kapitalis menuju kepada tegaknya sistem Islam yang jelas memiliki konsep sebagai satu-satunya solusi yang mampu menguraikan benang kusut permasalahan pengangguran ini.

Wallahu a'lam bish shawab


Share this article via

16 Shares

0 Comment