| 247 Views

Hilangnya Kemuliaan Umat Islam, tanpa Junnah

Oleh : Tengku Hara Marsyitah, S.Pi

Luka yang dirasakan oleh umat Islam akibat dari kebiadaban, masih terus terjadi hingga sampai saat ini. Beberapa hari yang lalu, hampir 150 warga sipil dari minoritas muslim Rohingya tewas dalam serangan artileri dan pesawat tak berawak di negara bagian Rakhine, Myanmar (Tribunnews.com, 11/8/2024).

Umat muslim Rohingya berupaya menyebrangi sungai Naf untuk berpindah ke Bangladesh agar  mereka selamat dari pertempuran sengit yang terjadi, namun mereka tetap menjadi sasaran serangan tersebut karena mencoba melarikan diri.

Dari cuplikan video yang beredar di media sosial menunjukkan bahwa ada puluhan mayat orang dewasa dan anak-anak berserakan di sepanjang jalan di dekat sungai. Serangan ini dianggap sebagai serangan paling mematikan yang melibatkan warga sipil dalam perang saudara di negara itu.

Berpindah ke negara muslim yang lain, dalam waktu yang berdekatan hal serupa juga dirasakan oleh warga sipil muslim di kota Gaza, Palestina. Menurut Badan Pertahanan Sipil Gaza, kurang lebih ada 90 orang tewas dalam serangan Israel terhadap sebuah sekolah yang menampung pengungsi di wilayah Palestina yang terkepung (VoaIndonesia.com. Sabtu, 10/08/2024)

Badan tersebut mengatakan tiga roket Israel menghantam sekolah di Kota Gaza, menggambarkan insiden tersebut sebagai “pembantaian yang mengerikan.” Sejumlah jenazah terbakar.

Keberpihakan kepada Zion*s

Hilangnya kemuliaan kaum muslimin menjadikan kebiadaban itu terus saja terjadi sehingga umat muslim dengan mudah untuk dibantai, disiksa, dijajah dan dihinakan oleh kaum kafir seperti yang terjadi saat ini.

Muslim Rohingya kembali diburu dan dianiaya.  Muslim di palestina masih terus menjadi sasaran penjajah, dan hidup dalam kesulitan yang luar biasa. Ini adalah bukti nyata bahwa tidak ada perlindungan bagi kaum Muslim dimana saja berada.

Kekuasaan Kapitalis Sekuler yang semakin luas ini menjadikan negara barat terang-terangan mendukung dan membela negara Zion*s. Seperti yang dilakukan negara Amerika Serikat (AS) akan mengucurkan bantuan senilai 3,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 55,8 triliun untuk memperkuat persenjataan dan peralatan militer Israel. Departemen Luar Negeri menyampaikan Kongres AS telah menyetujui alokasi bantuan terhadap Israel selama aksi genosida ke Palestina. 

Sejak eksistensi negara Islam itu runtuh hingga sampai hari, umat muslim tidak ada lagi sayap untuk berlindung. Ditambah lagi cara pandang barat berhasil mengalihkan pandangan umat kepada yang bukan sesuai aturan Islam sehingga mengabaikan eksistensi junnah.

Pengabaian ini juga didukung oleh penguasa negeri muslim. Mereka lemah jika berhadapan dengan musuh-musuh umat, bahkan mereka tidak mampu memberikan perlindungan riil yang seharusnya memang dilakukan untuk melindungi negeri-negeri kaum muslim yang sedang dalam ancaman.

Bagaimana tidak, semua negeri Islam berada dalam kendali negara asing, melalui perjanjian Internasional. Konsep _nation state_ yang ditanamkan di puluhan negeri muslim, membuat para pemimpin Islam lumpuh total.

Mulia dan Terhormat dengan Islam

Sungguh miris nasib umat muslim saat ini, karena ketiadaan _junnah_ masih terabaikan. Junnah atau perisai yang dimaksud adalah Negara Islam. Dimana negara mampu menjaga kemuliaan dan kehormatan umatnya dengan aturan yang memang berasal dari Al-Quran dan As-Sunnah.

Seperti yang dilakukan Rasulullah saw. saat menjadi kepala negara Islam pertama sekali di Madinah. Beliau melindungi dan mengurus seluruh urusan umat muslim pada saat itu, entah itu dalam hal peperangan _(jihad)_ ataupun dalam hal ketersediaannya kebutuhan pokok rakyatnya.

Sudah jelas, kebutuhan paling mendesak kaum muslimin di seluruh dunia saat ini adalah kembali tegaknya Negara Islam yang diawali dengan menyeru Ideologi Islam ditengah-tengah masyrakat. Maka, keamanan, kenyamanan, kemuliaan, dan kehormatan umat akan kembali dengan ekuatan Negara Islam yang menggunakan aturan Islam mampu mengatur seluruh aspek kehidupan umat, serta menjadi _Rahmatan lil 'alamin_ .

WalLaahu a'lam bi ash-shawaab


Share this article via

148 Shares

0 Comment