| 106 Views
Hentikan Fenomena Barcode di Kalangan Remaja dengan Mengkaji Ilmu Islam

Oleh : Ai Rahmawati
Sungguh miris mendengar berita banyak di kalangan remaja yang ikut tren barcode, yaitu perilaku menyayat pergelangan tangan dengan benda tajam. Hal tersebut sangat berbahaya jika dibiarkan karena menyakiti diri sendiri dan dikhawatirkan mengancam jiwa. Para remaja saat ini membutuhkan ruang Eksistensi diri / Pengakuan dalam kehidupannya. Pengakuan dari keluarga maupun orang-orang yang ada di sekelilingnya. Perilaku barcode tersebut dianggap sebagai sebuah penyalurannya untuk bisa mendapatkan perhatian dari orang-orang yang ada di kehidupannya.
Usia remaja sangat membutuhkan peran keluarga untuk menjadi tempat bagi mereka untuk bisa berbagi keluh kesah, atau pun sekedar bercerita tentang aktivitasnya. Jika sedang menghadapi persoalan-persoalan yang mana hal itu butuh diceritakan mereka butuh sosok yang bisa mendengarkan, menyemangati dan memberikan motivasi. Untuk itu, peran orang tua sangat penting untuk bisa memahami anak yang mulai beranjak dewasa. Keadaan mental sang anak terbentuk dari keadaan di dalam keluarganya serta pola asuh orang tuanya.
Perilaku barcode di kalangan remaja dianggap keren bahkan dipamerkan di sosial media. Perilaku barcode tersebut merupakan bentuk meluapkan emosi, dan dijadikan jalan cara untuk pemuasan diri sendiri. Seakan para remaja yang melakukan barcode itu tidak punya solusi lain. Naudzubillah...
Kehidupan saat ini, kaum muda disibukkan dengan hal-hal yang tidak bermanfaat. Entah lewat tontonan atau pergaulan bebas yang semakin merajalela. Kehidupan barat berhasil menjajah lewat pemikiran para remaja yang seharusnya menjadi generasi penerus Islam. Mereka dijauhkan dari dari hukum Allah SWT. Saat ini para remaja sedang tidak baik-baik saja. Mental mereka dibuat lemah, merasa hidup yang dijalani itu berat, sehingga melakukan hal-hal yang dilarang Allah SWT.
Remaja muslim semestinya selalu menyadari bahwa seberat apapun masalah yang dihadapi Allah swt selalu ada. Bahkan jika semua orang meninggalkan kita tetapi kita harus selalu ingat bahwa Allah SWT selalu bersama kita bahkan lebih dekat dibanding urat nadi kita. Selalu optimis akan ada jalan keluar dari setiap permasalahan serta banyak bersyukur atas segala karunia yang telah Allah swt berikan. Lingkungan yang positif bisa membawa dampak yang positif. Untuk itu, remaja muslim bisa mengikuti kajian-kajian ilmu Islam. Disana akan ditemukan sahabat yang akan menjadi penyemangat untuk menjalani kehidupan.
Dalam pandangan Islam menyakiti diri sendiri atau mendzalimi diri sendiri diharamkan. Allah swt berfirman,
“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah ; 195)
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidak boleh menyakiti diri sendiri dan menyakiti orang lain”. (HR Ibnu Majah).
Bila menghadapi permasalahan atau tantangan dalam kehidupan, dekatkan diri kepada Allah swt Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Pilihlah lingkungan pertemanan yang mendekatkan diri pada Allah. Jangan lepaskan sahabat yang selalu mengajak kepada kebaikan atau kemaslahatan terus genggam supaya bisa saling mengingatkan, menyemangati satu sama lain.
Wallahu a'lam bissowab