| 340 Views

Harga Tiket Pesawat Melambung, Bukti Kapitalis Tak Logis

Oleh : Bunga Azzahra

Harga tiket pesawat yang melambung tinggi di Indonesia telah menjadi isu yang hangat diperbincangkan. Dilansir dari tirto.id (14/7/2024), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, memastikan bahwa pemerintah telah membentuk satuan tugas (satgas) untuk menurunkan harga tiket pesawat. Langkah ini merupakan upaya untuk menciptakan harga tiket pesawat yang lebih efisien di Indonesia. Namun, apakah pembentukan satgas ini benar-benar solusi yang tepat? Atau, apakah ini hanya menunjukkan kelemahan sistem ekonomi kapitalis dalam menangani masalah harga yang adil dan wajar?

Tiket Pesawat: Bisnis Besar dengan Masalah Besar

Menurut Sandiaga, harga tiket pesawat yang tinggi tidak hanya disebabkan oleh harga bahan bakar Avtur yang mahal, tetapi juga oleh beban pajak dan biaya operasional lainnya. Namun, di balik alasan ini, terdapat fakta bahwa layanan transportasi udara di Indonesia telah menjadi bisnis besar yang didominasi oleh beberapa pemain utama. Monopoli atau oligopoli ini membuat harga tiket pesawat sulit dijangkau oleh banyak kalangan, terutama masyarakat kelas menengah ke bawah.

Pembentukan satgas mungkin tampak sebagai langkah proaktif pemerintah untuk menurunkan harga tiket pesawat. Namun, ini juga mencerminkan kelemahan fundamental dalam pendekatan ekonomi kapitalis. Sistem ini memungkinkan segelintir perusahaan besar untuk mengontrol pasar, menentukan harga, dan meraih keuntungan besar tanpa mempertimbangkan kebutuhan publik. Pembentukan satgas hanya menjadi solusi sementara yang tidak akan mampu menyelesaikan masalah selama sistem ekonomi kapitalistik masih mendominasi.

Transportasi sebagai Kebutuhan Publik dalam Pandangan Islam

Dalam perspektif Islam, transportasi adalah kebutuhan publik yang harus dikelola oleh negara. Negara bertanggung jawab untuk menyediakan layanan transportasi yang aman, terjangkau, dan efisien bagi seluruh rakyatnya. Dalam sistem Islam, negara tidak hanya berfungsi sebagai regulator, tetapi juga sebagai pengurus (ra'in) yang mengutamakan kesejahteraan rakyat di atas keuntungan komersial. Negara dalam Islam memiliki berbagai sumber pemasukan, seperti zakat, jizyah, dan kharaj, yang dapat digunakan untuk membiayai layanan publik, termasuk transportasi, tanpa membebani rakyat dengan biaya tinggi.

Di bawah sistem ekonomi Islam, setiap kebutuhan umat akan ditangani oleh sumber daya manusia yang amanah dan kapabel. Pengelolaan yang efektif dan efisien ini didukung oleh penerapan sistem ekonomi Islam yang menyeluruh (kaffah) dan komprehensif. Hasilnya adalah layanan publik yang berkualitas tinggi dan terjangkau bagi semua orang.

Perlunya Penerapan Sistem Ekonomi Islam

Kenaikan harga tiket pesawat yang signifikan bukan hanya masalah ekonomi, tetapi juga mencerminkan krisis nilai dalam sistem kapitalis. Sistem ini lebih mengutamakan keuntungan daripada kesejahteraan publik, dan solusi yang ditawarkan seringkali hanya bersifat sementara. Sementara itu, sistem ekonomi Islam menawarkan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan. Sistem ini tidak hanya mencakup aturan-aturan ekonomi, tetapi juga prinsip-prinsip moral dan etika yang memastikan bahwa setiap kebijakan dan tindakan berorientasi pada kesejahteraan umum.

Untuk mengatasi masalah harga tiket pesawat yang tinggi, serta berbagai masalah ekonomi lainnya, diperlukan penerapan sistem ekonomi yang sempurna. Sistem ini harus berdasarkan nilai-nilai yang adil dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat. Islam menyediakan sistem tersebut, yang berasal dari Allah, Sang Pencipta dan Pengatur segala sesuatu. Sistem ekonomi Islam dalam penerapan Islam secara kaffah adalah satu-satunya jalan untuk mencapai kesejahteraan yang sejati dan berkelanjutan.

Harga tiket pesawat yang melambung tinggi di Indonesia adalah bukti nyata dari ketidaklogisan sistem ekonomi kapitalis. Sistem ini memungkinkan segelintir perusahaan untuk mengendalikan pasar dan menetapkan harga yang tidak terjangkau bagi banyak orang. Pembentukan satgas oleh pemerintah adalah langkah yang tidak cukup untuk mengatasi masalah ini secara fundamental.

Sebaliknya, Islam menawarkan solusi yang lebih menyeluruh dan adil melalui sistem ekonomi Islam yang kaffah. Sistem ini memastikan bahwa setiap kebutuhan publik, termasuk transportasi, dikelola dengan baik untuk kepentingan seluruh rakyat. Oleh karena itu, sudah saatnya kita mempertimbangkan kembali pendekatan kita terhadap tata kelola ekonomi dan memperjuangkan penerapan syariat Islam secara menyeluruh. Hanya dengan cara ini kita dapat mencapai kesejahteraan dan keadilan yang sejati.


Share this article via

36 Shares

0 Comment