| 29 Views

Hancurnya Mentalitas Generasi, Tanggung Jawab Siapa?

Oleh : Ummu Alvin
Aktivis Muslimah

Di tengah perkembangan teknologi yang semakin pesat dan media sosial yang semakin canggih, ternyata memiliki dampak yang luar biasa bagi remaja dan generasi. Saat ini manusia tak bisa lagi hidup tanpa media sosial, bangun tidur sampai mau tidur lagi semua diupload dalam media sosialnya masing-masing.

Banyaknya platform media sosial memungkinkan remaja untuk terhubung dengan siapapun dan di manapun, akses segala macam informasi dengan cepat, baik dalam hal edukasi dan juga kreativitas, memang media sosial memiliki banyak manfaat, akan tetapi jika tidak dimanfaatkan dengan bijak maka dapat pula membawa resiko.

Seperti saat ini, informasi yang diberikan dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana  Nasional (BKKBN), bahwasannya 15,5 juta atau setara 34,9% dari total remaja Indonesia menderita kesehatan mental, remaja mengalami ketergantungan dengan media sosial dan terpengaruh dengan konten-konten yang dilihatnya, ketergantungan pada media sosial cenderung menjadikan remaja menutup diri dan mengisolasi dirinya, akibatnya mereka sering merasa cemas dan kurang percaya diri, karena kepercayaan diri mereka ditentukan oleh standar media sosial yang mereka lihat. Kesehatan mental yang dialami remaja juga diperparah dengan makin berkembangnya fenomena childfree di kalangan generasi muda saat ini.

Menurut Hastuti Wulaninngrum, selaku Ketua Tim Informasi Manusia dan Kebudayaan, saat ini 88,99% anak usia 5 tahun ke atas di Indonesia sudah mengakses internet untuk media sosial, seharusnya orang tua memberikan pendidikan dan pembatasan media sosial terhadap anak-anaknya, orang tua juga perlu memahami dengan baik apa yang baik dan apa yang buruk bagi anak-anaknya, kak dinafikan peran negara juga sangat penting dalam membentuk generasi yang sehat secara fisik dan mental

Dilihat dari banyaknya remaja yang menderita kesehatan mental, hal ini menunjukkan bahwa negara telah gagal dalam membina generasi, mewujudkan Generasi Emas 2045 mustahil diwujudkan jika kondisi ini terus berlanjut dan dibiarkan tanpa diberikan penyelesaian yang menyeluruh. Sistem kapitalisme sekularisme yang diterapkan oleh negara telah memberikan dampak dalam mewarnai kehidupan generasi dalam berbagai aspek, dalam pendidikan sekuler misalnya, output yang dilahirkan adalah membentuk generasi yang berperilaku liberal yang gagal memahami jati dirinya, remaja juga gagal memahami penyelesaian yang shahih atas segala persoalan kehidupannya, tidak tahu tujuannya hidup di dunia ini, akhirnya penyakit mental pun tidak terhindarkan lagi. Bagaimana negara menyelesaikan masalah kesehatan mental ini jika masih menggunakan sistem yang menjadi sumber terjadinya fenomena ini. Pastinya akan mustahil terjadi.

Untuk keluar dari semua permasalahan yang menghinggapi remaja saat ini, Yakni persoalan kesehatan mental hingga childfree, maka dibutuhkan satu sistem yang sahih, bukan cuma pemimpin baik yang dibutuhkan tapi kita juga butuh sistem yang baik yang diciptakan oleh Dzat Yang Maha Baik pula yakni Allah subhanahu wa ta'ala. Hanya kepemimpinan dalam Islam yang memiliki tanggung jawab untuk melahirkan generasi cemerlang yang berkualitas melalui penerapan berbagai sistem kehidupan sesuai dengan syariat Islam.

Islam juga mewajibkan negara untuk membangun sistem pendidikannya dengan berasaskan aqidah Islam, pendidikan Islam juga memiliki output untuk menghasilkan generasi-generasi yang bersaksyah Islam, begitu pula dengan orang tua dan masyarakat juga dipersiapkan oleh negara untuk mendukung proses pembentukan generasi yang menjadi pembangun peradaban Islam yang mulia dan bermental kuat. Negara juga akan menetapkan kebijakan untuk menjauhkan remaja dari segala pemikiran yang bertentangan dengan Islam, termasuk juga menjauhkan konten-konten yang merusak dalam berbagai platform media sosial dan menggantikannya dengan konten-konten yang memberikan pelajaran yang mendidik sesuai dengan kurikulum pendidikan Islam, remaja Islam harus dipahamkan untuk apa dia hidup dan mau ke mana dia setelah kehidupan ini, media sosial ibarat kawan jika bisa dimanfaatkan dalam kebaikan dan akan menjadi lawan jika dimanfaatkan pertentangan dengan ajaran Islam, untuk itu negara Islam akan memposisikan dirinya sebagai penjaga bagi generasi dengan memberikan pendidikan dan motivasi agar remaja tidak blunder dengan persoalan hidupnya dan juga tentang jati dirinya.

Wallahu a'lam bish showwab.


Share this article via

38 Shares

0 Comment