| 118 Views
Genosida : Menghentikan Serangan Brutal Tidak Cukup dengan Seruan Internasional

Oleh : Wahyuni M
Aliansi Penulis Rindu Islam
Komisioner Jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarini menyatakan bahwa Israel telah melanggar semua aturan perang di Jalur Gaza. Ia menyoroti serangan terhadap sekolah dan rumah sakit yang semakin sering terjadi serta meningkatnya jumlah korban sipil. Sejak 7 Oktober 2023, serangan Israel di Gaza telah menewaskan 45.300 orang, mayoritas perempuan dan anak-anak dan lebih 107.700 lainnya terluka. Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Selain itu, Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait konflik di Gaza.
Serangan yang dilancarkan Israel terhadap Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza Utara telah menyebabkan lumpuhnya fasilitas kesehatan utama terakhir di wilayah tersebut. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), insiden ini terjadi setelah adanya peningkatan pembatasan akses bagi WHO dan mitranya disertai dengan serangan berulang terhadap fasilitas kesehatan sejak awal Oktober.
Dampak dari serangan ini membuat layanan medis di Gaza Utara sepenuhnya terhenti dan membahayakan ribuan warga Palestina yang sangat membutuhkan perawatan. WHO mengecam tindakan tersebut, menyerukan segera dihentikannya serangan terhadap fasilitas kesehatan, dan mendesak agar bantuan kemanusiaan dapat diberikan tanpa hambatan.
Selain itu, WHO mencatat bahwa serangan terhadap RS Kamal Adwan terjadi dalam konteks pembatasan akses yang semakin ketat bagi organisasi tersebut dan mitranya, serta rangkaian serangan terhadap fasilitas kesehatan dan area sekitarnya sejak awal Oktober. Kondisi ini semakin memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza, di mana sistem kesehatan sudah berada di ambang kehancuran akibat konflik berkepanjangan. WHO menegaskan bahwa tindakan menyerang fasilitas kesehatan melanggar hukum humaniter internasional dan harus segera dihentikan.
UNICEF mencatat adanya tren peningkatan signifikan dalam jumlah pelanggaran berat terhadap anak-anak yang tahun ini diperkirakan terjadi kenaikan lebih lanjut. Ribuan anak dilaporkan tewas dan terluka akibat konflik di Gaza. Dalam laporannya, UNICEF juga menyoroti lonjakan kasus kekerasan seksual terhadap anak-anak, gangguan pada akses pendidikan mereka, peningkatan tingkat kekurangan gizi, serta dampak konflik bersenjata yang semakin berat terhadap kesehatan mental anak-anak.
Kondisi Gaza terutama anak-anak makin mengenaskan
Anak-anak di Gaza berada dalam ancaman serius akibat cuaca dingin dan minimnya akses ke tempat tinggal yang layak. Philippe Lazzarini, Komisaris Jenderal UNRWA, mengungkapkan bahwa bayi-bayi di Gaza berisiko meninggal karena kedinginan dan kurangnya perlindungan yang memadai. Kondisi ini semakin diperburuk oleh blokade yang memengaruhi perekonomian lokal dan memaksa ribuan orang untuk hidup tanpa tempat tinggal yang aman.
UNRWA juga mengingatkan bahwa operasional mereka di Gaza hampir mencapai batas kritis karena situasi yang semakin sulit dengan ancaman penyakit dan kelaparan yang meningkat seiring datangnya musim dingin.
Berbagai seruan internasional untuk menghentikan genosida di Gaza saja tidak mempan untuk menghentikan kebrutalan entitas Zion*s Yahudi. PBB tidak hanya bicara selaku organisasi internasional dengan resolusinya, tetapi badan-badan di bawahnya juga merilis data dan pernyataan demi menghentikan serangan entitas Zion*s Yahudi dan dampak buruk yang ditimbulkannya.
Kaum muslim tidak bisa berharap pada dunia internasional, termasuk para pemimpin mereka yang kerap menjadikan isu Palestina hanya untuk pencitraan dan justru mengambil solusi 2 negara arahan Barat (pengusung kapitalisme) yang jelas tidak bisa menyelesaikan perang ideologi ini.
Tidak ada keadilan dalam sistem kapitalisme, bahkan sistem inilah yang telah memberikan jalan pada penjajah Zionis untuk membantai anak-anak Gaza.
Kaum muslim harus punya agenda sendiri
Umat Muslim perlu menyadari bahwa keadilan bagi Palestina maupun umat Islam di seluruh dunia tidak mungkin dicapai melalui sistem kapitalisme, yang berasal dari ideologi yang berlawanan dengan ajaran Islam. Lebih dari itu, sistem kapitalisme ini telah membuka jalan bagi penjajah Zionis untuk melakukan pembantaian terhadap anak-anak Gaza.
Umat muslim perlu memiliki agenda mandiri, yaitu menyatukan pemikiran dan perasaan seluruh dunia Islam. Selain itu, umat harus dibangkitkan untuk menyadari pentingnya penerapan syariat Islam secara menyeluruh melalui visi besar penegakan Khilafah.
Kebangkitan ideologi Islam—yang selama ini tertidur dalam jiwa umat—akan mendorong pemuda, khususnya di Timur Tengah, untuk melawan rezim-rezim di negara mereka. Langkah ini bertujuan untuk menggerakkan pasukan yang akan membebaskan Palestina dari pendudukan penjajah Zionis.
Agenda besar ini harus dijaga agar tidak diselewengkan oleh barat, yang justru akan memperburuk kondisi umat muslim di Palestina maupun seluruh dunia
Kebangkitan umat hanya dapat dilakukan melalui kepemimpinan partai politik Islam ideologis, yang berperan dalam membina generasi muda dengan pemahaman mendalam tentang Islam dan politik Islam. Dengan pembinaan ini, pemuda muslim akan tumbuh menjadi individu dengan kepribadian Islam yang kuat, baik dalam pola pikir maupun pola sikap, sehingga mampu menjadi kader dakwah yang tangguh untuk memimpin umat menuju perubahan yang hakiki. Para pemuda itu harus menuntut tegaknya Khilafah dan mengangkat seorang Khalifah untuk memimpin kaum muslimin dalam pembebasan Palestina.