| 178 Views

Generasi Cerdas Dengan Politik Islam

Oleh : Salma Hajviani

Peran pemuda sangat penting bagi kesuksesan pelaksanaan pemilu 14 Februari 2024. Kontribusi pemuda terutama pemilih pemula memberi andil besar bagi keseluruhan peran serta pemilih di pemilu kali ini.  

Terlebih lagi pemilu 2024 ini, dari 204.807.222 orang yang punya hak pilih, 55% atau sekitar 114 juta di antaranya adalah suara Gen Z dan milenial. Itu artinya, suara kita, suara anak muda, bakal punya kekuatan super besar dalam menentukan masa depan negara Indonesia. (opendata.jabarprov.go.id 13/2/2024)

Dalam hal ini untuk melakukan proses politik yakni dengan pendidikan berkomunikasi dan Pendidikan politik agar pemuda dapat memberi peran aktif, semangat berpolitik sehat,  jujur dan bertanggung jawab. 

Sebuah survei yang dilakukan oleh Katadata.co.id pada Oktober 2023 memberikan gambaran tentang perspektif anak muda terhadap politik. Dalam survei ini, 59,8% anak muda memiliki ketertarikan terhadap dunia politik. Dengan mengikuti perkembangan berita politik, berpartisipasi dalam pengawasan pemilihan, memberikan dukungan kepada kampanye partai atau politisi tertentu, berambisi menjadi bagian dari suatu partai politik, bahkan ada yang berkeinginan untuk mencalonkan diri sebagai legislator (nyaleg).

Melihat potensi pemuda yang potensial, bahkan mendominasi usia pemilih, maka tidak heran jika mereka menjadi target atau untuk mendukung calon tertentu. Sayangnya, makna politik yang disosialisasikan hanya sebatas hak untuk memilih. Yang hanya akan melanggengkan sistem demokrasi dan memperpanjang usia sistem kapitalis. Sistem yang telah terbukti nyata menyebabkan ketidakadilan, kesenjangan sosial dan kezaliman.

Karena dalam sistem sekuler kapitalisme, politik adalah kekuasaan untuk kepentingan para kapitalis, bukan kemaslahatan rakyat. Sejatinya peran politik pemuda dalam demokrasi, justru akan melanggengkan hegemoni oligarki kapitalis. 

Dalam Islam, pemuda memiliki peran penting sebagai agen perubahan. Kepedulian kepada umat dan kekritisan terhadap kebijakan menjadi identitas para pemuda. Dalam sistem politik Islam, para pemuda dibina agar mengkaji dan mempelajari Islam, kemudian menyuarakannya ke tengah umat dan memperjuangkan Islam agar perubahan hakiki bisa terwujud.

Karena Politik di dalam Islam adalah Riayah Suunil Ummah, atau memikirkan dan mengelola semua urusan umat (rakyat). Dalam sistem politik Islam, kekuasan adalah jalan menerapkan syariat Islam secara kaffah. Sehingga peran politik pemuda, yakni mengkritik kebijakan pemerintah apabila tidak sesuai dengan aturan syariat. Bahkan dalam hal ini di beri ruang untuk menyuarakan kebenaran sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi rakyat.

Maka dengan adanya kesadaran politik Islam, maka pemuda bangsa ini akan bergerak dan berjuang melakukan perubahan hakiki untuk menuju peradaban Islam yang lebih baik. Peradaban Islam dengan menerapkan Islam secara kaffah. 

Wallahu a'lam bishawab


Share this article via

96 Shares

0 Comment