| 18 Views

Gaza Dan Ketakutan Barat Akan Tegaknya Khilafah

Oleh: Dewi yuliani

Barat menyadari krisis Gaza justru membuka pintu yg lebih lebar bagi arus kesadaran umat akan kewajiban dan urgensi khilafah. Ini menjadikan semua upaya yang sudah dilakukan untuk menghadang khilafah menjadi sia2. Artinya krisis gaza telah menjadi lonceng kematian bagi peradaban Barat sekaligus menandai terbitnya fajar khilafah.

Meski tegaknya khilafah merupakan keniscayaan sejarah, tapi wajib bg para pengemban dakwah untuk lebih masif menggencarkan dakwah penegakkan khilafah di semua kalangan hingga terwujud opini umum yang tegak di atas kesadaran umum. 

Bisa kita ketahui bersama bahwasannya sikap Netanyahu dan militernya yang kian brutal setelah pelanggaran gencatan senjata ini sebetulnya telah memancing kemarahan dari masyarakat global. Terlebih ketika pihak Zionis memberlakukan blokade total atas Gaza yang membuat kondisi di sana benar-benar sangat mengerikan. Rakyat Gaza dibiarkan kelaparan seraya menjadi target harian pembunuhan massal. Begitu pula kalangan medis, polisi, hingga jurnalis, semuanya menjadi sasaran pembantaian. Sampai-sampai UNRWA menyatakan, situasi di Gaza benar-benar sudah di luar imajinasi alias di luar batas kemanusiaan.

Negara-negara Barat yang selama ini mendukung Zionis pun terutama AS dan Inggris tampak tarik ulur dukungan, setidaknya untuk meredam berbagai tekanan internal dan eksternal yang mulai masif bermunculan karena bagaimanapun mereka turut bertanggung jawab membantu menciptakan situasi yang makin parah di kawasan.

Siapa pun tahu bahwa selama ini Zionis tidak pernah menang dari siapa pun. Ini karena pada faktanya mereka nyaris tidak pernah berhadapan dengan tentara atau pasukan muslim secara langsung. Oleh karena itu, pernyataan Netanyahu soal Khilafah dan upayanya mengonsolidasi perhatian Barat akan bahayanya, diduga kuat terkait dengan masifnya seruan jihad dan seruan penegakan Khilafah yang disampaikan berbagai kalangan.

Zionis dan para sekutunya sadar betul bahwa keberadaan pasukan Islam yang dimobilisasi Khilafah dipastikan akan menghancurkan mimpi-mimpi mereka tentang Timur Tengah Baru dan Tata Dunia Baru. Jika saat ini saja mereka selalu memilih cara-cara licik untuk memenangi pertempuran, bagaimana bisa mereka berani menghadapi dahsyatnya pasukan Khilafah yang begitu mendambakan kematian dalam jihad fi sabilillah.

Realitas ini semestinya menjadi renungan bagi umat Islam bahwa jihad dan Khilafah adalah solusi realistis bagi problem Gaza Palestina. Bahkan, tegaknya Khilafah Islam bukan hanya akan menjadi solusi bagi masalah Palestina, tapi menjadi solusi bagi seluruh problem yang diproduksi peradaban kapitalisme secara keseluruhan.

Terlebih faktanya, semua ikhtiar yang sudah dilakukan, seperti bantuan kemanusiaan, aksi-aksi massa, dan boikot produk terafiliasi Zionis, hanya berefek secara pragmatis. Semuanya sama sekali tidak mampu membungkam arogansi Zionis, apalagi menghapus penjajahan dan kezaliman mereka di Palestina. Bahkan tanpa disadari, membatasi ikhtiar pada upaya-upaya pragmatis ini justru hanya memperpanjang umur penjajahan, sekaligus memperburuk penderitaan bagi umat Islam di Palestina.

Dakwah ini wajib mengikuti metode dakwah Rasulullah yang target utamanya adalah melalui thariqah ummat, yakni dakwah penyadaran berbasis akidah hingga terbentuk dukungan kuat dari umat yg akan mendorong perubahan mendasar berupa dibaiatnya seorang khalifah bg seluruh umat Islam.

Sungguh perjuangan penegakan Khilafah adalah perjuangan yang sangat mulia, sebagaimana posisinya sebagai tajul furudh mahkota kewajiban dalam keseluruhan ajaran Islam. Terlebih Khilafah yang akan datang adalah Khilafah yang tegak di atas minhaj kenabian. Para pejuangnya disetarakan dengan generasi penegak Khilafah pada masa awal, sedangkan pahalanya dilipatgandakan hingga 50 kali pahala yang diperoleh para sahabat Rasulullah ﷺ.

Wallahu'alam bishawab


Share this article via

8 Shares

0 Comment