| 189 Views
Fatwa Tidaklah Cukup, Jihad Bukti Nyata Bela Palestina

Oleh : Dian Harisah
14 Mei 1948 adalah hari dimana Israel berdiri di atas tanah rakyat Palestina. Sejak itu pula pendudukan Israel atas Palestina dimulai. Penjajahan, perampasan, penyerangan, pembunuhan dan berbagai kejahatan lain telah dilakukan Israel atas Palestina. Semua bentuk kejahatan itu telah berlangsung hingga kini di tanah yang diberkati.
Serangan membabi buta yang dilakukan Israel saat ini menurut pengakuannya adalah bentuk serangan balik terhadap serangan yang dilakukan hamas pada 7 Oktober 2023. Sebagaimana dilansir Tempo.co (5/4/2025) terhitung satu setengah tahun genosida Israel atas Gaza ini telah menewaskan lebih dari 50.600 orang dan lebih dari 115.000 warga Palestina terluka.
Berbagai upaya dilakukan negeri-negeri Muslim untuk merespon tindakan Israel atas Palestina. Mulai dari boikot produk-produk Israel dan yang mendukung Israel, melakukan diplomasi, penyaluran logistik ataupun menyerukan gencatan senjata. Hanya saja tidak satupun dari upaya itu yang benar-benar mampu menghentikan kebrutalan Israel. Bahkan bisa dikatakan semua itu gagal total menyelamatkan warga Palestina.
Sindonews.com (5/4/2025) melansir bahwa Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional (IUMS; bahasa Arab: الاتحاد العالمي لعلماء المسلمين; al-Ittiḥād al-ʻĀlamī li-ʻUlāmāʼ al-Muslimīn) melalui sekretaris jenderalnya, Ali al-Qaradaghi, menyerukan semua negara Muslim pada hari Jumat (4/42025), agar negara-negara Muslim segera melakukan campur tangan atau tindakan baik secara militer, ekonomi maupun politik untuk menghentikan genosida dan penghancuran menyeluruh ini.
Para Ulama Internasional akhirnya menyerukan jihad sebagai respon atas situasi Gaza dan gagalnya semua ikhtiar umat Islam ataupun umat manusia pada umumnya dalam menolong kaum muslimin di Palestina.
Namun, jika "hanya" berupa fatwa, tentu hal ini tidaklah akan efektif. Apalagi fatwa tidak memiliki kekuatan mengikat. Sementara kekuatan militer dalam artian pasukan beserta senjatanya hanya akan turun ke medan tempur jika ada perintah dari penguasa. Seolah mustahil terjadi karena para penguasa selama ini hanya menyeru namun tidak mengirimkan pasukan.
Jadi pertanyaan yang patut kita renungkan, jika para Ulama menyerukan jihad, siapa yang akan menjalankan? Tentu harus ada kekuatan negara yang menyambut seruan tersebut. Terlebih hanya sebuah negara yang memiliki pasukan militer beserta persenjataan saja yang bisa menyambut seruan itu.
Lantas, negara mana yang akan merespon seruan jihad para Ulama? Apakah kita berharap pada negara-negara boneka Amerika Serikat? Tentu hal itu akan sulit bahkan mustahil terjadi. Lalu, di bawah komando siapa jihad memungkinkan dilakukan? Negara mana yang akan melakukannya? Jika bukan khilafah, mungkinkah ada negara lain yang siap mengibarkan panji jihad akbar melawan zionis Israel dan Amerika Serikat?
Ikhtiar membebaskan Palestina dengan jihad sejatinya butuh komando seorang pemimpin Khilafah atau negara Islam yakni seorang Khalifah. Maka, mewujudkan kepemimpinan seperti ini seharusnya menjadi agenda utama umat Islam, khususnya gerakan-gerakan dakwah yang konsern ingin menolong muslim Gaza-Palestina.
Sementara kepemimpinan yang disebut sebagai khilafah hanya bisa tegak atas dukungan mayoritas umat sebagai hasil dari proses penyadaran ideologis yang dilakukan oleh gerakan Islam yang tulus dan lurus berjuang semata demi Islam. Upaya penyadaran politik yang terus dilakukan ini akan mengantarkan pada terwujudnya opini publik yang mendekatkan pada tegaknya Khilafah.
Urusan penegakkan khilafah ini sejatinya menyangkut hidup dan matinya umat, tidak hanya terkait genosida atas Palestina. Maka menjadi kewajiban utama kita semua untuk terlibat dalam memperjuangkan penegakan khilafah. Seruan jihad kepada tentara muslim ini harus terus dikumandangkan seiring dengan seruan untuk menegakkan Khilafah.
Khatimah
Genosida yang dilakukan Israel atas rakyat Palestina tidak akan berhenti hanya dengan seruan fatwa jihad oleh para Ulama akan tetapi butuh upaya lebih besar dan masif sebagai bukti nyata pembelaan kita pada Palestina yakni dengan mewujudkan kepemimpinan yang mampu merealisasikan jihad akbar di bawah panji Rasulullah SAW.
Untuk itu fokus utama umat Islam saat ini dan gerakan dakwah Islam adalah menyatukan langkah, terus melakukan penyadaran politik akan pentingnya institusi pelindung umat dan pemersatu umat yakni khilafah. Karena khilafah-lah satu-satunya institusi negara yang mampu merealisasikan jihad akbar melawan Israel dan Amerika Serikat.