| 147 Views

Eliminasi TBC di Indonesia, Akankah Berhasil?

Oleh : Yulia Putbuha

CendekiaPos - Kasus tuberkulosis (TBC) masih menjadi ancaman serius di Indonesia. Pada 2023 Indonesia menempati urutan ketiga kasus TBC tertinggi di dunia. Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang bisa menular lewat droplet yang terinfeksi di udara.

Guru Besar Bidang Ilmu Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Profesor Erlina Burhan mengatakan, "Total pasien TBC di Indonesia yang meninggal selama setahun sebanyak 140.700, artinya, terdapat 385 pasien meninggal setiap harinya karena TBC." 
Sebagai upaya mengakhiri epidemi TBC pada 2030 dan menekan kasus TBC kurang dari satu kasus per 1 juta penduduk pada 2050. Negara menjalankan upaya eliminasi TBC yang selaras dengan Program End TB Strategy yang diinisiasi oleh WHO. (Kompas.com,21/2/2024).

Salah satu faktor yang menghambat upaya eliminasi TBC di Indonesia adalah kemiskinan. Faktor kemiskinan sangat berperan dalam meningkatnya kasus TBC di Indonesia, dampak dari kemiskinan yakni kurang gizi, tempat tinggal yang kumuh dan padat penduduk memungkinkan penyakit  tuberkulosis berkembang dan menyebar. Selain itu, sanitasi juga masih menjadi problem pada masyarakat.

Dalam pengentasan persoalan tuberkulosis maka harus juga melakukan perbaikan ekonomi pada masyarakat yang mengidapnya. Kemiskinan yang sejatinya diciptakan oleh sistem kapitalisme menjadi penyebab utama persoalan penyebaran terbesar penyakit tuberkulosis. 

Sistem kapitalisme menjadikan mahalnya kesehatan, tingginya harga hunian yang layak dan mahalnya harga pangan sebagai penopang untuk pola hidup sehat, hal ini menjadikan  masyarakat perekonomian menengah kebawah rentan terhadap penyakit. Terwujudnya masyarakat yang sehat semestinya menjadi tanggung jawab negara dalam memenuhi hak atas kesehatan rakyatnya, seperti penyediaan sarana dan fasilitas kesehatan yang layak, serta mudah diakses oleh masyarakat. 

Dalam sistem Islam negara adalah pengurus dan penanggung jawab urusan rakyat. Negara Islam akan mengupayakan secara serius pencegahan dan eliminasi tuberkulosis  secara komprehensif dan efektif dari beberapa aspek.

Di aspek ekonomi, sistem Islam akan mewujudkan kesejahteraan bagi masing-masing individu rakyat sehingga bisa terpenuhinya asupan gizi yang baik. Begitu juga dengan hunian, negara akan menyediakan hunian yang layak bagi rakyat sehingga tidak ada rakyat yang memiliki tempat tinggal kumuh dan tidak sehat.

Aspek tata ruang, untuk masalah tata ruang pun diatur dalam Islam seperti pembangunan perumahan, pasar, pabrik dan lainnya agar tidak membawa dampak buruk bagi kesehatan, sehingga tercipta lingkungan yang sehat dan semua itu dijalankan dengan prinsip-prinsip syariat.

Di aspek kesehatan, Islam akan memberikan layanan kesehatan secara gratis dan dapat diakses dengan mudah. Islam juga akan mengedepankan layanan kesehatan terbaik dengan alat tercanggih. Dalam mencegah penyebaran dan pengobatan Islam akan mengadakan riset untuk menemukan metode pengobatan yang efektif.

Dalam aspek sosial, kesadaran sosial terhadap pencegahan suatu penyakit itu penting, oleh sebab itu perlu adanya edukasi untuk memahamkan masyarakat akan bahaya penyakit tuberkulosis. Negara akan mengedukasi dengan mempromosikan perilaku hidup bersih dan sehat secara praktis.

Itulah beberapa aspek yang seharusnya negara terapkan untuk eliminasi tuberkulosis, namun akan sulit penerapannya ketika sistem kapitalisme masih bercokol di negeri ini. Sebab aspek-aspek tersebut hanya bisa diterapkan ketika sistem Islam yang mengatur. Wallahualam bishowab.


Share this article via

69 Shares

0 Comment