| 76 Views

Dimana-mana Banjir, Buah dari Pembangunan Kapitalis

Oleh : Ermawati
Pengiat Literasi

Hujan yang terus menerus turun karena intensitas air hujan yang lebat membuat beberapa daerah di negara ini kebanjiran karena curah yang yang turun sepanjang hari sehingga membuat debit air kali meninggi maka terjadilah banjir yang tidak bisa di elaka lagi, seperti yang terjadi pada dusun kedugu.

Banjir yang menghantam jembatan gantung dan sebagai akses warga ke kota, kecamatan dan kabupaten. Jembatan tersebut juga satu-satunya akses anak-anak sekolah dari Dusun Kedungu menuju sekolah yang terletak di sebelah kali.

Karena hujan deras yang mengguyur Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mengakibatkan kali Wae Kako, Desa Wae Kako, banjir yang menghantam jembatan gantung tersebut hingga rusak. (22/2/24 kompas.com)

Banjir merupakan bencana alam yang sering terjadi apabila dimusim penghujan khususnya di negara kita ini, dan banjir juga bencana alam yang dapat menimbulkan berbagai kerugian bagi masyarakat dan juga lingkungan. Dari bencana banjir yang melanda sebagian daerah penyebab banjir bermacam-macam dan banjir di tahun ini juga merupakan banjir yang terparah. Seperti halnya yang terjadi di Desa Wae Kako, hujan yang turun terus menerus mengakibatkan air kali Wae Kako meluap yang menerjang jembatan gantung di desa tersebut. Padahal jembatan tersebut adalah akses sarana sangat penting yang digunakan warga Desa Wae Kako.

Inilah salah satu dampak dari bencana banjir tapi ada juga disebagian daerah lain yang kebanjiran karena aliran air kali tersumbat oleh sampah, sehingga pada saat musim penghujan dengan curah hujan yang sering membuat air kali tinggi, menyebabkan air kali tidak bisa berjalan lancar karena banyaknya sampah yang menyumbat aliran kali. Dan air kali meluap sehingga terjadilah banjir yang mengenai permukiman warga, serta sikap cueknya masyarakat yang suka buang sampah kekali tidak memikirkan akibat apa yang terjadi bila buang sampah sembarang tidak perduli terhadap lingkungan padahal yang rugi tentunya masyarakat.

Selain itu juga banyak penebangan pohon-pohon baik ada ijin maupun tanpa ijin pemerintah, sehingga banyak hutan-hutan yang gundul belum lagi lahan-lahan penyerapan air yang seharusnya digunakan untuk menyerap air hujan malah disalah gunakan untuk pembangunan perumahan, pabrik, tempat pariwisata dan infrastruktur lain yang seharusnya dijaga dan dilestarikan guna penyerapan air hujan agar tidak terjadi bencana banjir dan longsor malah di gunakan untuk kepentingan pengusaha, sehingga tidak ada tempat penyerapan air hujan dan akhirnya mengakibat bencana banjir dimana-mana.

Kita tidak bisa menyalahkan cuaca karena itu adalah rizki dari Allah Swt, hanya manusia saja bagaimana dalam menjaga lingkungan, karena musim hujan saat ini tidak bisa diprediksi tapi bukan berarti penyebab utama banjir.  Banyak dari para pengusaha dalam mendirikan infrastruktur yang abai tidak memperhatikan lingkungan dan kondisi alam seperti melakukan penebangan pohon secara besar-besaran untuk pembangunan yang katanya guna meningkatkan ekonomi energi ini. Tanpa memikirkan akibat yang akan terjadi menggunduli hutan untuk mendirikan tempat pariwisata akhirnya menimbulkan bencana banjir dan longsor.

Karena negara yang membuka kerjasama dengan para investor asing atau swasta menanamkan modalnya di negeri ini. Seakan menjadi ahli fungsi faktanya mereka lebih mengutamakan keuntungan dalam pembangunan infrastruktur tanpa memikirkan kondisi alam dalam pembangunan infrastruktur resiko apa yang akan terjadi bagi keselamatan masyarakat yang akibatnya bencana banjir terjadi, kalau sudah begini siapa yang menanggung tentu saja masyarakat. Karena kerakusannya yang selalu merasa kurang dan tidak cukup akhirnya demi kepentingan pribadi apapun mereka lakukan. Tidak perduli apakah berakibat buruk atau tidak bagi orang lain selama tujuannya dapat tercapai yaitu mendapatkan keuntungan yang besar.

Seperti halnya bencana banjir yang terjadi di Desa Wae Kako jembatan gantung yang telah rusak di terjang banjir, apalagi jembatan tersebut sebagai ekses penting bagi masyarakat Desa Wae Kako. Walaupun ini adalah akibat dari bencana alam bukan karena kerusakan tangan manusia, tetap saja kita harus menjaga alam jangan menebang pohon, menggunduli hutan dan membuang sampah sembarang, menjaga keseimbangan alam sangat penting apalagi kita sebagai seorang muslim karena yang akan dirugikan tentunya kita sebagai manusia. Memberikan informasi lebih akurat kepada masyarakat tentang betapa pentingnya dalam menjaga kondisi alam sehingga kita bisa memperkecil bencana alam yang terjadi seperti banjir dan longsor yang sekarang ini sering sekali melanda negeri ini. 
 
Makin terlihat jelas wajah suram sistem demokrasi kapitalis yang memisahkan agama dari kehidupan karena kerakusan dan kecurangannya yang selalu merasa kurang dan tidak cukup akhirnya demi kepentingan pribadi apapun mereka lakukan. Tidak perduli walaupun harus merusak alam, apakah berakibat buruk atau tidak bagi orang lain selama tujuannya dapat tercapai. Sistem demokrasi kapitalis yang rusak dan kufur menjadikan mereka yang memiliki jabatan tidak amanah dalam memimpin negeri ini semuanya hanya demi kepentingan pribadi yaitu memperoleh keuntungan besar-besarnya.

Allah Swt berfirman:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ

Telah tampak kerusakan di darat dan di laut karena perbuatan tangan manusia. Allah menghendaki mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali. (ke jalan-Nya) (TQS ar-Rum [30]: 41)

Allah Swt berfirman:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Andai saja penduduk negeri-negeri beriman dan Islam akan membangun sesuai dengan landasan syariat Islam, selain itu pembangunan dalam Islam akan memperhatikan kondisi alam tidak merugikan apalagi sampai menimbulkan bencana alam. Walaupun pembangunan itu menjanjikan keuntungan yang besar apabila merusak lingkungan dan alam serta merugikan tentu akan dilarang. 

Dalam Islam, pembangunan infrastruktur untuk masyarakat juga harus memperhatikan kondisi lingkungan dan alam agar tidak terjadi kerusakan alam. Serta dalam Islam permukiman untuk masyarakat sangat diperhatikan tidak boleh mendirikan bangunan dekat dengan kali atau sungai karena untuk menjaga keselamatan setiap penduduk sehingga pada saat musim hujan tidak ada yang diterjang karena tingginya air kali disebabkan karena hujan terus menerus. Islam akan menjaga dan memperhatikan betul-betul semua kebutuhan serta tempat tinggal untuk rakyatnya, serta akan cepat tanggap dalam membantu rakyatnya yang terkena benca alam.

Sudah saatnya umat bangkit dan sadar karena semua permasalahan hidup dapat diselesaikan hanya dengan menegakkan hukum dan syariat Islam secara kaffah, kehidupan umat akan terjaga dan tidak mengambil hukum selain hukum Allah Swt.Tidak hanya kemaslahatan umat saja yang terjaga tetapi kehidupan yang aman, damai dan sejahtera dapat terwujud, itu semua dapat kita rasakan bila kita kembali bertakwa dengan menjalankan syari'at Islam secara kaffah karena hanya Islamlah satu-satunya agama yang Allah ridhoi.

Waallahu a'lam bish- shawab


Share this article via

82 Shares

0 Comment