| 167 Views

Childfree Makin Diminati, Buah Sistem Kapitalisme

Oleh : Ruji'in Ummu Aisyah
Pegiat Opini Lainea Konawe Selatan

Berkembangnya childfree di Indonesia dari waktu ke waktu, membuat seorang perempuan memiliki minat yang menjadikan muslimah kehilangan fitrahnya, bahkan sampai terhanyut di dunia karir yang seolah-olah menuntaskan masalah, padahal justru membuat muslimah terjerumus dan jauh dari akidah Islam. 

Seperti dilansir Detik.Com, Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia memaparkan laporan terkait kasus childfree di 2023, survei yang dilakukan BPS kepada kelompok prempuan, dan ditemukan jika ada 71 ribu prempuan berusia 15 hingga 45 tahun yang mengaku tidak ingin memiliki anak. "Perempuan yang menjalani hidup secara childfree terindikasi memiliki pendidikan tinggi atau mengalami kesulitan ekonomi. Akan tetapi gaya hidup homoseksual kemungkinan juga menjadi alasan tersembunyi". Demikian laporan BPS, Selasa (12/11/2024). 

Dilansir juga Compas.Com, Fenomena childfree di Indonesia semakin bertambah dalam beberapa tahun terakhir. Fakta tersebut tertuang dalam kajian Direktorat Analisa dan Pengembangan Statistik Badan Pusat Statistik (BPS), bertajuk menelusuri jejak childfree di Indonesia. "presentase perempuan childfree di Indonesia cenderung meningkat dalam 4 bulan terakhir meskipun persentasenya kembali menanjak di tahun-tahun berikutnya", bunyi artikel DATAin BPS tersebut di kutip jumat (8/3/2024). 

Fenomena childfree semakin bertambah dan menarik perhatian khususnya bagi perempuan untuk tidak memiliki anak. Childfree bukanlah konsep baru lagi, selain tumbuh di Indonesia juga diterapkan di luar negeri, terutama daerah maju. Childfree merupakan ide feminisme yang berasal dari barat sebagai penyetaraan gender. Barat menyusupkan ide-ide ini agar perempuan berperan aktif dalam negara. Inilah ide yang termuat dalam sistem kapitalisme liberal. Di mana perempuan harus produktif dan tidak terkurung dengan tugas dalam rumahnya. Sehingga perempuan harus keluar untuk bekerja menambah pendapatan dan mengurangi kemiskinan. Bahkan prempuan harus meningkatkan pendapatan negara. Ide barat ini mendorong perempuan yang sejatinya muslimah yang akan melayani suami dan mengurus rumah tangga di dalam rumah, namun ironisnya prempuan digiring untuk berlomba-lomba memperjuangkan diri dalam dunia kerja. Sehingga tidak bergantung lagi kepada seorang laki-laki. 

Adanya ekonomi yang lemah membuat seorang perempuan tidak berdaya, hingga harus ikut terjun dalam dunia karir yang bisa memberikan ia pendapatan dan kesibukan yang melelahkan. Inilah yang memicu seorang perempuan sehingga memilih untuk childfree karena menganggap anak adalah hambatan karir dalam dunia kerjanya. Ide barat ini mengarahkan perempuan untuk berpeluang memilih dunia bebasnya dari pada harus terkurung dalam rumahnya melayani suami dan mengurus anak-anaknya. Pada akhirnya miskomunikasi seorang suami dan istri tidak berjalan baik. 

Kesetaraan gender ini membuat kendali perempuan yang tak ingin menikah atau memiliki anak. Ide childfree seolah-olah menjadi solusi bagi perempuan karena telah berhadapan langsung dengan pedihnya kehidupan dalam kapitalisme. Di mana ideologi kapitalisme yang berasal dari barat ini membuat masyarakat dalam ketidakpastian dan ketidakberdayaan seperti kesulitan ekonomi. Inilah yang semakin mendorong prempuan/istri memilih untuk childfree karena tidak adanya jaminan hidup. 

Ideologi kapitalisme sendiri membentuk masyarakat agar menjauhkan agama dari kehidupan sehingga membuahkan liberal yang jauh dari akidah. Akibatnya selalu kawatir dalam konsep rezeki dan tidak mau repot dalam mengurus anak, karena merupakan beban. Konsep seperti inilah yang mendorong perempuan dalam dunia karir dan membanggakan ketika ia berperan dalam negara. Namun faktanya childfree hanya memperalat sebagai asas manfaat dan kesenangan belaka yang jauh dari agama. 

Sebagai umat Islam, khususnya muslimah sudah selayaknya menolak ide childfree ini. Ide childfree ini yang berasalkan dari sekuler kapitalisme yang tentunya bertentangan dengan akidah Islam yang bersumber dari Allah SWT. Islam melarang muslimah untuk mengampanyekan ide childfree karena akan merusak tabiat dirinya sebagai fitrah perempuan. 

Islam memandang perempuan sebagai mahluk yang mulia yang harus dijaga fitrahnya. Dari rahim seorang perempuanlah lahir generasi dan mendidiknya agar menjadi penerus yang bertakwa. Tugas ini memang sangat berat karena itu ada syari'at yang memberikan kepada perempuan yaitu kewajiban yang harus dikerjakan secara optimal yang diberikan oleh Allah SWT sebagai ummun WA rabbatul bayt dan madrasatul ulla. Dalam proses mengandung dan melahirkan Allah sudah menyiapkan pahala yang terbaik di sisinya. 

Dalam Islam, perempuan dibebaskan dalam nafkah, karena nafkah perempuan ditanggung suaminya, ayahnya atau walinya. Sehingga Islam sangat memberikan penyediaan lapangan pekerjaan bagi laki-laki agar dapat memenuhi nafkah keluarganya. Masyarakat akan terjamin hidupnya sehingga tidak ada rasa khawatir kondisi dalam hal rezeki. Disinilah Islam mencegah adanya pemahaman childfree. Islam juga memberikan pendidikan yang menjaga akidah umat tetap pada koridor yang benar dan menjaga pemikiran sesuai dengan Islam. Sistem pendidikan Islam melahirkan generasi yang berkepribadian Islam dengan pola pikir dan pola sikap sesuai dengan Islam.

Inilah solusi sesungguhnya yang dibutuhkan oleh perempuan hari ini sebagai ibu bagi generasi dan peradaban bukan childfree. 
Waallahu'alam Bhisowab.


Share this article via

93 Shares

0 Comment