| 28 Views
Bulan Mulia, Saatnya Menyongsong Kebangkitan Islam

Oleh : Ummu Fahri
Beberapa bulan mulia telah terlewati, namun bila ditelisik umat Islam masih dalam keadaan yang terkungkung memprihatinkan. Kaum Muslim dulu telah begitu rupa memuliakan dan menjaga kehormatan bulan haram, termasuk Rajab. Pada bulan ini mereka mempersembahkan amal-amal mulia dan spektakuler serta prestasi monumental yang dicatat dengan tinta emas sejarah untuk kemuliaan Islam dan kaum Muslim.
Untuk meraih kemuliaan di bulan-bulan mulia adalah dengan melaksanakan amal-amal Shalih.
Walau sebagai negeri muslim terbesar di dunia, namun rangkaian proses sekularisasi yang di adopsi oleh bangsa ini telah menjauhkan umat muslim pada Islam kaffah. Penyebaran ide sekularisme itu berjalan seiring dengan penyebaran ide pluralisme dan liberalisme (kebebasan) serta menjadi bagian penting dari demokratisasi di negeri ini. Perlu dicatat, sekularisasi di negeri ini dan di negeri-negeri Muslim lainnya didukung oleh negara-negara Barat, mereka berkepentingan untuk melanggengkan ideologi Kapitalisme di negeri-negeri Muslim, sekaligus menyingkirkan ideologi Islam sebagai ancaman utamanya.
Hilangnya institusi Islam yang menerapkan Islam kaffah sejak tahun 1924 silam, benar-benar telah membuka pintu keburukan bagi umat Islam. Pemahaman sekularisme yang mendominasi hidup mereka menjadikan umat semakin jauh dari identitasnya sebagai Muslim, maksiat dimana-mana, sementara umat yang taat dan patuh hanya kepada Allah dan memperjuangkan Islam, justru dieksekusi.
Kemunduran demi kemunduran dalam taraf berpikir membuat umat Islam jauh akan hakikat Penerapan Islam secara kaffah. Momen inilah yang di manfaatkan orang kafir untuk menghalangi kebangkitan Islam.
Setelah Khilafah runtuh, ummat Islam terpecah belah atas dasar nasionalisme menjadi lebih dari 50 negara. Akibatnya, kaum Muslim menjadi lemah walaupun jumlah mereka sangat besar. Karena tidak bersatu, ummat Islam tampak tak berdaya menghadapi Barat. Mereka menjadi santapan empuk negara-negara imperialis Barat, seperti yang menimpa saudara-saudara kita di Palestina, Kashmir, Muslim Rohingnya, Uighur, dan wilayah lainnya.
Tanpa adanya Khilafah, kekayaan hilang yang menyebabkan kemiskinan. Negeri-negeri muslim adalah negeri yang kaya akan sumber daya alam (SDA). Namun sayang, kekayaan alam tersebut tidak dinikmati oleh ummat Islam sebagai pemilik sumber daya alam tersebut.
Sudah saatnya umat Islam bangkit untuk merubah keadaan yang lebih baik, yaitu dengan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya penerapan sistem Islam yang sudah menjadi kewajiban. Momentum bulan mulia harus di manfaatkan untuk dapat mengubah tatanan kehidupan ke arah yang diridhoi Allah Ta'ala.
Wallahu a'lam Bishshawwab