| 168 Views
Bicara Jalan Bicara Pemerintah

Oleh : Rosmi
Pemerintah Kabupaten Buru Selatan bersama Forkopimda yang dipimpin Wakil Bupati Buru Selatan, Gerson Elieser Selsily, meninjau langsung kondisi ruas jalan lintas Namrole-Namlea yang putus di terjang banjir akibat hujan deras dan cuaca ekstrim beberapa hari belakangan ini. Ruas jalan ini menghubungkan wilayah KabupatenBuru Selatan dan juga Kabupaten Buru selaku kabupaten induk.
Ruas jalan ini juga menjadi urat nadi pendistribusian barang danjasa antara dua kabupaten bertetangga di Provinsi Maluku itu.(Dikutip dari Ambonterkini.id)
Bapak Wakil Bupati, Gerson, mengkhawatirkan dampak dari rusaknya jalan yang menghubungkan Namlea dan namrole ini akan menyebabkan inflasi harga barang. Hal ini dikarenakan barang-barangkebutuhan masyarakat biasanya dikirim dari Namlea ke Namrole. Jikajalan ini tidak segera diperbaiki maka kemungkinan harga barang akannaik karena sulitnya akses menuju Namrole.
Berbicara soal jalan sebagai jalur transportasi memang tidak adahabisnya. Banyak jalan yang rusak tidak diperbaiki bahkan dibiarkan hingga berlarut-larut. Tidak hanya di Kabupaten Namrole, Kabupaten tetangga yakni namlea juga tidak berbeda jauh. Sebagai contoh jalan di bundaran depan tempat berbelanja (Rahmat Market), jalan pertigaan Timlo, dan beberapa jalan lainnya. Kondisi jalan-jalan tersebut rusak dan tidak di perbaiki hingga saat ini. Bagaimana jika terjadi kecelakaan karena rusaknya jalan tersebut?
Tentu pihak yang tepat untuk menjawab pertanyaan tersebut adalahpembuat jalan itu sendiri dalam hal ini pemerintahan setempat. Bagaimana tidak, APBN yang sebagian besar bahkan 82,4% (BPS 2014) berasal dari pajak yang dipungut dari rakyat jumlahnya tidak sedikit. Jumlahnya bahkan tembus 2.309,9 Triliun. Anggaran sefantastis itu sudah seharusnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan rakyat termasuk dalam hal ini jalan sebagai jalur transportasi.
Sebagaimana pernah dicontohkan oleh Khalifah Umar Bin Khattab yang takut kepada Allah jika ada jalan yang rusak hingga membahayakan hewan yang lewat. Beliau bertutur, “Seandainya seekor keledai terperosok di kota Baghdad niscaya umar akan dimintai pertanggungjawabannya, seraya ditanya : Mengapa tidak meratakan jalan untuknya?” (Muslimahtimes.com). MasyaAllah luar biasanya Islam mampu mencetak pemimpin-pemimpin yang bertanggung jawab dengan amanahnya.
Namun sosok pemimpin seperti ini tidak mungkin terwujud dalam negara dengan birokrasi kapitalistik yang sarat akan kepentingan. Setiap kebijakan tidak berkiblat pada syariat melainkan manfaat. Karena itulah merubah sistem negara ini kepada standar Islam barulah mampu terwujud pemimpin-pemimpin berjiwa Umar Bin Khattab. InsyaAllah