| 257 Views

Bencana Kembali Melanda, Ada Apa ?

Oleh : Ummu Mirza

Bencana merupakan hal yang menakutkan bagi umat manusia. Alam sedang meluapkan amarahnya hingga bencana bertubi-tubi datang silih berganti.

Dikutip melalui detikjabar Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Sukabumi, hingga Sabtu (7/12/2024) pukul 17.30 WIB, setidaknya ada 328 titik bencana yang tersebar di 39 kecamatan.

Deden Sumpena, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, menjelaskan bahwa jenis bencana yang terjadi di tiap kecamatan sangat bervariasi, dengan tanah longsor, banjir, angin kencang, dan pergerakan tanah menjadi bencana utama yang merusak.

Di Desa Loji, Kecamatan Simpenan, tanah longsor dan pergerakan tanah berdampak pada rumah-rumah warga rusak dan sebagian tanah persawahan terkikis, membuat beberapa warga terpaksa mengungsi.

Di Desa/Kecamatan Ciemas tanah longsor membuat beberapa titik jalan utama terputus akibat longsor besar, menghambat akses transportasi. Lalu di Kecamatan Tegalbuleud banjir dan angin kencang berdampak di Desa Rambay dan Desa Bangbayan. Banjir merendam permukiman warga, sementara angin kencang merusak atap rumah dan fasilitas umum.

Lalu di Kecamatan Gegerbitung, Desa Karangjaya, beberapa rumah rusak akibat pergeseran tanah yang mempengaruhi pondasi bangunan. Di Desa Sirnasari, Kecamatan Pabuaran banjir besar yang terjadi akibat curah hujan yang sangat tinggi, ditambah longsor yang menutup akses jalan menuju desa.

Bencana alam merupakan fenomena yang tak terduga, bisa datang kapan saja dengan berbagai alasan. Mengapa terjadi bencana alam? Penyebab bencana bukan sekadar faktor alam tapi karena ulah tangan-tangan manusia, termasuk eksploitasi alam atas nama pembangunan. Penggundulan hutan tak terkendali tanpa diimbangi adanya penghijauan akan meningkatkan resiko longsor hingga banjir.

Dalam aturan kapitalis pemilik modal bebas melakukan apapun atas nama investasi dan lebih fokus untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya yang berujung pada kerusakan lingkungan. Kapitalisme memiliki dorongan inheren untuk mencari keuntungan jangka pendek pada akhirnya mengabaikan dampak jangka panjang terhadap keberlanjutan ekosistem. Maka tak heran bencana terjadi akibat keserakahan mereka.

Bencana juga dapat diartikan sebagai hukuman atau azab yang diturunkan Allah karna manusia telah melampaui batas. Banyaknya pelanggaran syariat karena kehidupan tidak diatur dengan syariat yang benar (Islam).

Islam memandang alam dan lingkungan sebagai ciptaan Allah yang harus dijaga keberlangsungannya. Saatnya muhasabah dan bertobat dengan berupaya agar syariat segera tegak di bawah kepemimpinan Islam.

Negara berperan sebagai raa'in dan junnah. Kepemimpinan Islam akan membangun tanpa merusak sehingga bencana bisa diminimalisir. Kepemimpinan yang bijaksana didukung dengan pendidikan, kesadaran, pemanfaatan teknologi ramah lingkungan, pengelolaan berkelanjutan serta partisipasi masyarakat juga akan memberikan efek yang baik sehingga alam akan terjaga dan hidup akan sejahtera penuh berkah.
Wallahu'alam bishawab


Share this article via

112 Shares

0 Comment