| 121 Views

Bansos, dibalik Kenaikan Pajak, Bermanfaat?

Oleh : EniRf
Bogor

Tok palu sudah diketok pertanda aturan pasti akan diterapkan, tinggal menunggu hari menuju 1 Januari 2025, kenaikan PPN 12% segera diterapkan. 
Sudah jatuh tertimpa tangga pula, inilah kondisi masyarakat saat ini. Sudahlah hidup semakin sulit secara perekonomian ditambah pula kesulitan secara struktural, kesulitan perekonomian karena tersistem, akibat kebijakan yang ngawur.

Dengan kenaikan PPN menjadi 12% maka otomatis akan memicu kenaikan harga barang-barang dan jasa lainnya. 
Padahal berbagai jenis pungutan pajak sudah dibebankan kepada rakyat yang membuat rakyat bertambah penderitaannya, sudahlah keadaan ekonomi carut marut, pendapatan menurun, pengeluaran untuk konsumsi kebutuhan pokok melambung tinggi dengan meroketnya harga-harga pangan, biaya pendidikan, kesehatan dan jasa lainnya, apalagi PPN dinaikkan menjadi 12%, tambah babak belur.

Dimana rasa empati pemerintah? Dimana hati nuraninya? Sudah mati rasa. Tidakkah bisa merasakan jeritan rakyat yang sudah tak berdaya dan hanya bisa pasrah dengan keadaan. 
Angka kemiskinan semakin tinggi, gizi buruk terjadi dimana-mana, dan berbagai macam permasalahan yang timbul.

Mirisnya lagi hasil pajak yang menjadi modal utama pemasukan negara untuk biaya  pembangunan tidak memberikan pengaruh yang nyata pada nasib rakyat. 

Inilah dampak dari penerapan sistem ekonomi kapitalisme adalah suatu keharusan sumber pemasukan negara terbesar untuk pembiayaan pembangunan adalah dari pajak selain dari berhutang. Dan ternyata sumber pendapatan negara dari sektor pajak lumayan besar antara 75-85%.

Padahal bukanlah tanggung jawab rakyat untuk pembiayaan pembangunan ataupun pengeluaran untuk pembiayaan-pembiayaan lainnya melainkan itu adalah kewajiban negara untuk memenuhinya, kenapa rakyat yang menjadi korban yang harus menanggung nya. 

Maka tidaklah heran jika negara mencari-cari celah agar di semua aktivitas bisa dipungut dari pajak bahkan dinaikkan tarifnya, tanpa memperdulikan keadaan kemampuan rakyatnya. 

Walaupun negara akan memberikan bantuan sosial, membebaskan PPN pada listrik dan air juga diskon 50% pada tarif listrik dan air selama 2 bulan sebagai konsekuensi dari kenaikan PPN tidak akan memberikan dampak yang signifikan kepada masyarakat karena efek yang ditimbulkan dari kenaikan PPN jauh lebih besar. 
Ini membuktikan bahwa negara tidak berperan sebagai pengurus rakyat dan penjamin kesejahteraan rakyat. Negara hanya sebagai fasilitator dan regulator dalam menentukan tata Kelola urusan negara. 

Inilah keadaan jika negara menerapkan sistem sekularisme kapitalisme ditengah masyarakat, sistem dimana aturan yang digunakan berdasarkan pada akal manusia semata mengindahkan pada aturan agama. 

Lain halnya jika negara memakai aturan dari Sang Pencipta Ilahi Rabbi, rakyat tidak akan terbebani dengan berbagai pungutan pajak kalaupun mendesak karena kas negara kosong dan tidak adanya pemasukan lagi dari sumber yang lain untuk pembiayaan yang sangat mendesak maka jalan terakhir adalah memungut pajak, dan itupun tidak dari seluruh rakyat melainkan hanya diambil dari orang yang benar-benar mampu saja atau kaya, dan sifatnya hanya temporer, serta jumlahnya tidak boleh melebihi dari kadar yang diperlukan.

Sebenarnya ada banyak sumber penerimaan negara, dan jumlahnya sangatlah besar. Salah satunya adalah dari kekayaan milik umum atau milik rakyat seperti sumber daya alam, begitu berlimpahnya kekayaan yang ada, dari isi lautnya, dalam tanahnya, lihat saja kandungan emas, batu bara, nikel dan masih banyak lagi macamnya, sumber daya tersebut wajib dikelolah oleh negara dan tidak diserahkan oleh swasta atau asing maka kekayaan yang dikaruniakan oleh Allah itu lebih dari cukup untuk pembiayaan negara dan untuk kebutuhan rakyatnya sehingga kesejahteraan bisa dirasakan, tidak perlu lagi mengandalkan pemasukan dari pajak. 
 
Sayang seribu sayang negara tidak memakai dari aturan Ilahi. Maka yang terjadi sudahlah rakyat dibuat menderita dan juga menimbulkan berbagai permasalahan. Maka saatnya negara beralih dari aturan kapitalisme yang sumbernya dari akal manusia menuju aturan Ilahi. Insya Allah akan memberikan solusi  dari setiap permasalahan dan rakyat akan sejahtera. 

Wallahu'alam


Share this article via

68 Shares

0 Comment