| 28 Views
Banjir, Musibah Berulang Salah Siapa?

Oleh : Susi Ummu Musa
Musibah banjir yang kembali terjadi setiap tahunnya bukan masalah baru bagi rakyat Indonesia pasalnya banjir yang sering melanda pemukiman warga dinilai kian meningkat bahkan semakin parah.
Hal ini memicu tanda tanya besar benarkah musibah banjir yang kerap terjadi hanyalah faktor alam atau ada sesuatu yang salah dari keserakahan manusia?
Akibat banjir besar yang terjadi disejumlah daerah salah satunya Bekasi mengalami kerusakan cukup parah dilansir Beritasatu.com – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengatakan, banjir yang melanda wilayah Bekasi, Jawa Barat, menyebabkan 114 gedung sekolah mengalami kerusakan.
Fasilitas pendidikan yang terdampak mencakup tingkat SD hingga SMA, baik di Kota maupun Kabupaten Bekasi.
Mendikdasmen Abdul Mu'ti mengatakan, sekolah di Bekasi yang terdampak banjir Bekasi meliputi 90 SD, tujuh SLB, sembilan SMA, lima SMK, dan tiga SMP.
Untuk SD, di Kabupaten Bekasi ada 45 sekolah, begitu juga di Kota Bekasi, ada 45, totalnya 90 sekolah. SLB di Kabupaten Bekasi ada dua, di Kota Bekasi ada lima, totalnya tujuh. SMA ada empat di Kabupaten Bekasi dan lima di Kota Bekasi, totalnya sembilan. Kemudian, SMK ada lima di Kota Bekasi, dan SMP ada tiga di Kota Bekasi. Jadi, total keseluruhan ada 114 sekolah yang terdampak," jelas Abdul Mu'ti, Kamis (6/3/2025).
Bekasi merupakan satu contoh betapa banjir benar benar sangat menyusahkan rakyat, bagaimana tidak warga harus berada dalam pengungsian sementara dengan keterbatasan yang ada, begitupun dengan alat alat rumah tangga yang rusak karena terendam banjir, seragam dan alat tulis juga tidak bisa diselamatkan,terpaksa sekolah juga harus diliburkan sementara hingga ada perbaikan.
Tentu ini akan menjadi PR besar bagi rakyat yang masih ingin bertahan didaerah yang mereka tinggali karena khawatir akan ada banjir susulan setiap tahunnya.
Jika menyimak dari apa yang disampaikan fraksi Golkar melalui sumber tirto.id - Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Firman Soebagyo, menuding program pembukan lahan 20 juta hektare hutan menjadi lahan untuk pangan, energi, dan air, pemicu terjadinya banjir di sejumlah wilayah Jabodetabek, Senin (4/3/2025).
Dari fakta dilapangan menunjukkan bahwa terjadinya pembukaan lahan dengan proyek proyek besar yang dilakukan sejumlah pemodal meyakinkan kita bahwa musibah banjir terjadi karena kesalahan manusia, penebangan hutan yang sering dilakukan, penimbunan lahan sawah, dan pembuangan sampah kesungai, penimbunan tempat yang rendah juga membuat terjadinya banjir.
Kebijakan yang dilakukan jelas sangat abai dengan kelestarian lingkungan dan keselamatan manusia seperti inilah kebijakan kapitalistik.
Mitigasi yang lemah sehingga banjir tidak mampu dicegah akhirnya rakyat semakin susah.
Sangat jelas bahwa ini adalah kesalahan manusia gambaran tentang musibah yang terjadi karena ulah manusia ternyata telah ditulis dalam Al-Qur'an surah Ar rum: 41 yang berbunyi:
ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Arab-Latin: ẓaharal-fasādu fil-barri wal-baḥri bimā kasabat aidin-nāsi liyużīqahum ba’ḍallażī ‘amilụ la’allahum yarji’ụn
Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Wallahu a' lam bisawab