| 285 Views

Bahayakah Doom Spending di Kalangan Milenial dan Gen Z ?

Oleh : Vita Novita
Aktivis Dakwah

(Liputan 6.com Jakarta) Adanya fenomena Doom spending di kalangan Milenial dan Gen Z, khususnya anak muda yang lebih memilih menghabiskan uang untuk membeli barang-barang mewah seperti membeli baju dari desain terkenal  bahkan sampai jalan-jalan ke luar negeri. Aktivitas-aktivitas yang cenderung menghabiskan uang, daripada menabung.

Doom spending adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku pengeluaran yang didorong oleh pesimisme tentang masa depan keuangan seseorang atau keadaan ekonomi secara umum. Sehingga orang-orang yang kecanduan doom spending lebih suka membelanjakan uang untuk kesenangan jangka pendek atau membeli barang-barang mewah alih-alih untuk berinvestasi pada masa depan. Menurut Dosen Senior di bidang keuangan di King's Business School Ylva Baekstrom, bahwa kebiasaan seperti ini tidak sehat dan fatalistik. Dia berkata bahwa anak muda sudah terpapar berita buruk, sehingga memengaruhi perasaan dan mendorong kebiasaan buruk untuk bergaya hidup konsumtif dengan berbelanja melalui kemudahan yang diberikan dari aplikasi online sampai saat ini.

Fenomena doom spending awal mulanya terjadi pada anak muda di Amerika dan kini sudah terjadi di berbagai negara. Tingginya inflasi dan ketidakpastian politik membuatnya sulit untuk menabung secara rasional, sehingga mereka berpikir bahwa untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti membeli makanan yang harganya terus naik setiap hari dan harga barang-barang kebutuhan sehari-hari yang semuanya makin mahal. Doom spending sangat umum terjadi di kota Silicon Valley, di mana banyak orang lebih memilih membeli barang-barang mewah daripada menabung untuk membeli rumah karena harga properti sangat mahal. Hal ini menyebabkan ketidakpastian ekonomi dalam sistem kapitalisme yang pada akhirnya mendorong mereka untuk doom spending (pengeluaran suram).

Meskipun doom spending memberikan kepuasan jangka pendek, dampak dari jangka panjangnya itu sangatlah merugikan diantaranya, bisa menyebabkan peningkatan utang, kurangnya dana darurat pada saat terjadi krisis keuangan, keterlambatan dalam mencapai tujuan finansial dan stres yang dapat menciptakan banyak kecemasan finansial.

Faktor yang berkontribusi terhadap fenomena ini di kalangan Gen Z diantaranya, Gen Z yang lahir antara tahun 1990 hingga awal tahun 2010 an mengalami ketidakpastian ekonomi yang tinggi, sehingga menciptakan pesimisme tentang prospek keuangan mereka karena tingginya biaya hidup yang dapat mendorong mentalitas berpikir.

Cara mengatasi doom spending sehingga dapat membangun fondasi keuangan yang lebih kuat diantaranya :
1. Meningkatkan literasi keuangan adalah langkah utama yang terpenting.
2. Menetapkan tujuan financial yang realistis.
3. Membuat anggaran yang seimbang.
4. Mengatur transfer otomatis dari gaji ke rekening tabungan atau investasi.
5. Praktik pembelian dengan secara sadar.
6. Mencari alternatif murah untuk hiburan.
7. Mengelola stres dengan cara yang sehat.
8. Kurangi paparan media sosial dengan membatasi waktu supaya tidak memicu keinginan untuk berbelanja online.
9. Bangun komunitas pendukung yang memiliki tujuan keuangan serupa.
10. Fokus pada pertumbuhan jangka panjang yang dapat membuat investasi dalam diri sendiri melalui pendidikan dan pengembangan keterampilan.

Dengan meningkatkan literasi keuangan, menetapkan tujuan yang realistis serta sadar dalam mengeluarkan uang untuk gaya hidupnya, maka generasi muda dapat membangun fondasi keuangan yang kuat meskipun menghadapi ketidakpastian.

Islam mengajarkan umat-Nya untuk bijak dalam pengeluaran dengan cara memprioritaskan kebutuhan, misalnya dengan mendahulukan kebutuhan primer, baru kemudian sekunder dan tersier, serta membatasi pengeluaran agar tidak berlebihan dan boros. Seperti yang sudah termaktub dalam Al Qur'an Surah Al-Isra' ayat 26 :
وَاٰتِ ذَا الْقُرْبٰى حَقَّهٗ وَالْمِسْكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيْرًا
"Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan. Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros".

Islam melarang gaya hidup boros, karena Allah Swt telah memberikan rezeki kepada hamba-Nya agar digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat. Islam juga menganjurkan umat-Nya untuk memperkaya diri dengan tujuan agar kekayaan yang dimilikinya dapat digunakan untuk kemakmuran dan kemanfaatan syiar islam.

Wallahu A'lam bishshawab.


Share this article via

87 Shares

0 Comment