| 104 Views
Apa Kabar Mental Remaja Saat Ini ?

Oleh : Diah Setyarini
Aktivis Muslimah
Wakil Menteri Kementerian Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka mengatakan bahwa generasi muda saat ini sedang menghadapi tantangan yang semakin kompleks, diantaranya adalah isu kesehatan mental di kalangan remaja. Sebanyak 15,5 juta orang atau setara dengan 34,9 persen remaja Indonesia sedang tidak baik baik saja.
Sebelumnya, penelitian yang dilakukan oleh Health Collaborative Center (HCC) dan Fokus Kesehatan Indonesia (FKI) bersama Yayasan BUMN menyatakan bahwa 34 persen pelajar SMA di Jakarta memiliki indikasi masalah kesehatan mental. Tiga dari sepuluh pelajar sering kali menunjukkan perilaku marah dan cenderung berkelahi akibat gangguan mental emosional.
Penelitian ini melibatkan pelajar SMA di Jakarta itu dipimpin oleh Ray Wagiu Basrowi, Bunga Pelangi, dan Nila F. Moeloek Ray Wagiu Basrowi menemukan 34 persen risiko gangguan mental emosional itu merupakan indikasi gangguan kesehatan jiwa remaja di kota besar seperti Jakarta. Hasil penelitian itu dapat juga dijadikan angka prevalensi di Indonesia. Namun, kata dia, persoalan yang lebih penting adalah hasil skrining tersebut menggambarkan bahwa indikasi adanya gangguan emosional dan kesehatan mental pelajar SMA di Jakarta.
Selain masalah kesehatan mental, Isyana juga menyoroti fenomena remaja saat ini yang semakin hari semakin berkembang, yakni childfree, di kalangan generasi muda hari ini.
Semakin banyak orang muda yang merasa takut untuk menikah atau memilih untuk tidak memiliki anak. Data terbaru dari BPS (Susenas 2022) menunjukkan bahwa sekitar 72 ribu atau 8,2 persen perempuan memilih untuk tidak memiliki anak.
“Hal ini tentu saja menjadi keprihatinan kita bersama, mengingat Indonesia adalah negara yang besar dan penduduk merupakan modal dasar dari pembangunan itu sendiri,” kata Isyana dalam acara Konsolidasi Nasional Pemimpin Muda Hindu di Pusat Pendidikan dan Letihan Kementerian Agama, kawasan Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten seperti dikutip dari pernyataan resmi kementerian. Tempo, 14 Februari 2025.
Menurut ilmu psikologi sehat mental itu adalah kondisi ketika batin kita berada dalam keadaan tentram dan tenang sehingga kita bisa menikmati hidup dan bisa menjalin hubungan baik dengan orang lain.
Sebaliknya, orang yang mengalami gangguan kesehatan mental akan berprilaku buruk terhadap orang lain. Dan ini bisa di sebabkan karena suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali emosi yang tidak stabil yang akan menimbulkan masalah dalam kehidupan sehari hari.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya gangguan mental, diantaranya adalah faktor internal (individu) dan faktor eksternal (di luar individu).
Faktor internal (individu), sistem kapitalisme berasas sekuler berhasil menggiring opini kaum muda khususnya untuk jauh dari pemahaman agama. Mereka cenderung berperilaku mengikuti hawa nafsunya, ingin bebas bersikap tanpa aturan. Akibat sistem rusak inilah, tidak heran jika produk yang dihasilkan pun rusak. Salah satunya adalah hadirnya generasi yang bermental lemah bahkan sakit.
Faktor eksternal (diluar individu), faktor eksternal bisa dari keluarga seperti pola asuh dan “luka pengasuhan". Mereka di didik untuk meraih dunia, sistem sekuler menganggap bahwasanya tujuan hidup mereka hanyalah untuk mencari kesenangan dunia yang berstandar pada materi. Oleh karenanya, ketika materi yang berupa harta benda, fisik yang sempurna dan jabatan, tidak mampu mereka raih, maka mereka merasa gagal dan akan disingkirkan dari hiruk pikuk kehidupan.
Oleh karena itu, cepat ataupun lambat, banyak orang yang akan mengalami depresi, mudah marah dan putus asa. Begitu juga ketika mereka sedang ditimpa ujian atau kesulitan hidup, mereka tidak akan mampu menanganinya dengan cara yang benar. Justru memilih jalan pintas, mereka akan menghalalkan segala cara demi meraih apa yang mereka inginkan, tanpa mempedulikan apakah itu merugikan atau tidak.
Setiap individu muslim seharusnya memahami tentang visi dan misi hidup. Menjadikan tujuan hidup itu adalah untuk beribadah kepada Allah SWT, mengerti bagaimana cara menyikapi peristiwa buruk yang terjadi di luar dan didalam dirinya dengan sabar dan ikhlas. Menjadikan setiap ujian adalah bagian dari bentuk cintanya Allah pada hamba-Nya, dan jika sabar serta ikhlas maka akan mendapatkan pahala.
Dari sinilah pentingnya pendidikan Islam dan pembinaan agar setiap muslim memiliki kepribadian Islam dan menjadikan Islam sebagai solusi di setiap permasalahan umat hari ini.
Landasan pendidikan Islam yang harus dibangun dengan kokoh sedari dini adalah akidahnya. Adanya pondasi akidah yang kuat, akan menjadikan setiap individu muslim memiliki pola pikir dan pola sikap yang islami. Dari pola pikir dan pola sikap yang islami ini akan melahirkan sosok muslim yang tangguh dan cerdas serta ber-akhlakul karimah.
Keluarga memiliki peranan penting dalam membentuk karakter anak agar memiliki mental yang sangat kuat. Anak anak menjadikan keluarga sebagai tempat berlindung, berkasih sayang dan nyaman serta aman ketika mereka berkeluh kesah.
Selain itu, negara juga memiliki peranan yang sangat penting dalam kepengurusan kehidupan pola asuh anak serta bermasyarakat, agar manusia bisa menjalankan peran dan fungsinya sebagai khalifah di muka bumi.
Negara juga sebagai pelindung keamanan bagi warganya, dengan menciptakan lingkungan mental yang sehat, memberikan pemahaman dan pemikiran tentang sikap mental yang sehat, menyelenggarakan pendidikan dan penyuluhan yang bisa memunculkan kesehatan mental, membiayai semua program-program rehabilitasi yang berkaitan mental. Seperti pada masa peradaban Islam terjadi.
Kesehatan mental di dalam sejarah peradaban Islam menjadi perhatian negara. Ilmuwan muslim pada era Abbasiyah banyak yang mengkaji persoalan ini. Bahkan, Dinasti Abbasiyah mendirikan rumah sakit yang dilengkapi bangsal kejiwaan pada 705 M. Dinasti Abbasiyah melakukan berbagai macam hal untuk menangani masalah Kesehatan mental. Salah satunya dengan mendirikan rumah sakit dan bangsal khusus bagi penyakit jiwa di Baghdad.
Islam bukan hanya sekedar agama, tapi juga Islam adalah sistem hidup, aturan yang menyelesaikan masalah dari mulai pencegahan hingga penyembuhan. Islamlah satu-satunya agama dan sistem kehidupan yang lurus sesuai fitrah penciptaan, mensejahterakan, dan mampu mewujudkan rahmat bagi seluruh alam.
Dalam kehidupan Islam, anak-anak akan mendapatkan pendidikan yang berbasis akidah Islam yang mampu mencetak orang-orang bermental kuat. Oleh karena itu, tujuan pendidikan dalam sistem Islam adalah membentuk kepribadian Islam (syakhsiah islamiah), sekaligus memiliki keterampilan untuk menyelesaikan setiap permasalahan kehidupan.
Semua ini akan terwujud dengan melanjutkan kembali kehidupan Islam yang pernah ada, dengan cara mendakwahkannya kepada umat dan memperjuangkannya, sehingga dapat tegak kembali sebagaimana dahulu Rasulullah saw. menegakkannya di Madinah.
Wallahualam.