| 341 Views
Antara Cinta, Taat, Atau Maksiat

Oleh : Siti Koriah
Assalamu’alaikum sobat Muslimah, bagaimana kabarnya semoga tetap semangat ya, kesempatan kali ini mari kita bahas bagaimana cara mengekspresikan cinta yang benar menurut syari’at Islam, agar kita tidak salah dalam melangkah. Karena saat ini banyak remaja yang salah dalam mengekspresikan cinta, salah satunya dengan pacaran. Bahkan sampai ada yang menghilangkan nyawa gara-gara cintanya ditolak. Astagfirullah
Seperti dikutip dari detik.com, Jum’at, 17 Januari 2025. Seorang pelajar asal Desa Banjarejo, Kecamatan Sukodadi, Lamongan. Berinisial AI (16) tega menghilangkan nyawa teman perempuannya VPR (16), hanya gara-gara cintanya ditolak. Hal ini sudah dikonfirmasi oleh Kapolres Lamongan AKBP Bobby A Condroputra, saat konferensi pers pada tanggal 16 Januari 2025. Beliau menyebutkan bahwa tersangka sakit hati lantaran cintanya ditolak oleh korban, sehingga tersangka tersulut emosi, mengakibatkan hilangnya nyawa korban dengan cara dipukul bagian perut, kepalanya dibenturkan ke tembok, dan lehernya dililit pakai kerudung korban. (detik.com, Jum’at, 17 Januari 2025).
Dari fakta di atas, kita dapat melihat betapa mirisnya pergaulan remaja saat ini, bagaimana tidak hanya karena cintanya ditolak dia tega menghilangkan nyawa temannya sendiri. Padahal jelas menghilangkan nyawa seseorang merupakan perbuatan yang dilarangan oleh Allah Swt. Seperti firman Allah, QS.Al-Isra’ ayat 93 :
“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar.” (QS.Al-Isra’:33)
Dari ayat ini kita dapat simpulkan bahwa dalam Islam membunuh tanpa ada alasan syar’i jelas merupakan perbuatan yang dilarang dan termasuk kejahatan yang besar.
Lalu bagaimana cara menyikapi masalah di atas, terutama cara menyalurkan rasa cinta terhadap lawan jenis, agar tidak terjadi hal yang serupa? Mari kita bahas Bersama-sama. Namun sebelum itu mari kita pahami terlebih dahulu potensi kehidupan manusia, yang pertama yaitu kebutuhan jasmani (hajatul uduwiyah), dan naluri (ghorizah). Apa kaitanya dengan cinta? Jelas ada kaitannya, karena rasa cinta merupakan perwujudan dari salah satu ghorizah, yaitu ghorizah an-nau. Apa itu ghorizah an-nau? Yaitu rasa berkasih sayang, salah satunya yaitu adanya rasa cinta pada sesuatu, ataupun pada lawan jenis.
Tidak bisa kita pungkiri bahwa rasa kertarikan atau rasa suka terhadap lawan jenis tidak bisa kita tolak Sebab, itu merupakan fitrah manusia. Yang harus kita lakukan adalah dengan cara mengalihkan rasa tersebut atau menahannya. Jangan sampai kita salah dalam memenuhi kebutuhan ghorizah an-nau, jika salah dalam pemenuhannya akan menyebabkan problematika dalam pergaulan ditengah masyarakat, seperti salah satu contoh fakta di atas tadi.
Namun, justru saat ini banyak remaja yang mengekspresikan rasa cintanya dengan cara berpacaran. Dan hal itu di anggap sesuatu yang lumrah di kalangan remaja. Menurut mereka jika berpacaran akan memberikan motivasi tersendiri, dan menambah semangat dalam belajar ataupun dalam melakukan hal apapun. Padahal jelas dalam aktifitas pacaran banyak sekali interaksi yang dilarang dalam syari’at Islam, yang dapat membuat kita terjerumus ke dalam perbuatan zinah, contohnya: berboncengan, berdua-duaan, berpegangan tangan, bahkan ada yang sampai melakukan hal yang seharusnya dilakukan oleh pasangan yang halal, sementara mereka bukanlah mahram. Naudzubillah.
Berikut fiman Allah Swt yang menyebutkan larangan mendekati zinah:
“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS.Al-Isra’ : 32)
Dari ayat di atas bisa kita simpulkan bahwa berpacaran adalah awal mula untuk melakukan perzinahan. Walaupun ada istilah pacaran halal ala Islam. Yang jadi pertanyaan, apakah Islam mengajarkan kita berpacaran? Tentu jawabannya tidak, sebab Islam hanya mengajarkan ta’aruf bagi pria dan Wanita yang sudah siap lahir dan batin untuk melanjutkan ke tahap pernikahan. Karena dalam Islam untuk menyalurkan ghorizah an-nau terutama dalam hal cinta terhadap lawan jenis harus ada ikatan yang halal yaitu pernikahan.
Lalu bagaimana cara remaja agar terhindar dari perbuatan tersebut? Karena jika untuk menikah, secara mental dan juga finansial mereka belum siap jika harus terikat dalam sebuah hubungan yang halal. Inilah pentingnya kita mengkaji Islam agar kita tahu cara bagaimana menyikapi rasa cinta terhadap lawan jenis ini. Yang harus kita lakukan yaitu, kita alihkan dengan cara memperbanyak ibadah, menundukkan pandangan, berkumpul dengan teman-teman yang dapat membawa pada kebaikan, sering mengikuti kajian Islam, menjauhi hal-hal yang yang dapat memicu pemikiran negative yang menjadikan kita galau, dan lain sebagainya. Di sinilah kita harus pandai-pandai mencari circle pertemanan mana yang dapat membawa kita menjadi pribadi yang lebih baik atau menjadi pribadi yang lebih buruk.
Nah sobat Muslimah, sudah dijelaskan di atas bahwa rasa cinta adalah fitrah manusia yang tidak bisa kita tolak. Namun kita harus pandai-pandai dalam mengelola rasa tersebut agar kita tidak terjerumus pada perbuatan yang melanggar syari’at Islam. Marilah kita menjadi remaja yang cerdas, yang dapat memilih cara mengekspresikan cinta dengan cara maksiat atau tetap taat pada aturan Allah. Jangan sampai karena cinta sesaat kita lupa dengan kewajiban kita kepada Allah (beribadah kepada-Nya).
Wallahu a’lam bishawab