| 81 Views

Zionis Merajalela, Umat Muslim Tak Rela

Oleh : Aisha El-Mahira 

Kekejaman zionis Yahudi terhadap Palestina tak kunjung surut. Militer zionis Yahudi terus menyerang tanpa memandang bulu. Pada hari Jum'at (25/10) zionis yahudi tidak hanya menyerang Iran, mereka turut menyerang Gaza dan Lebanon selama hampir 24 jam menggunakan bom. Al-Jazeera pada Sabtu (26/10) melaporkan, serangan di Gaza mengakibatkan 85 warga tewas, 14 diantaranya adalah anak-anak. Zionis yahudi menyerang kawasan Khan Younis dan menghancurkan pemukiman serta rumah sakit, sehingga banyak perempuan dan anak-anak menjadi korban.

Pada hari Sabtu dini hari, Israel menyerang Iran dengan jet tempur. Terdengar 7 ledakan di Theran dan Karoj. Target angkatan udara Israel adalah tempat pembuatan rudal yang digunakan untuk memproduksi rudal yang ditembakan ke Israel. Sedangkan di Lebanon, kementerian kesehatan negara itu mengatakan, dampak serangan Israel sejak tahun lalu hingga kini telah menewaskan 2.634 jiwa. (CNN Indonesia, 26/10/2024)

Penyerangan zionis Yahudi yang tak kunjung usai bahkan makin brutal, telah sukses menyita perhatian masyarakat dunia. Di beberapa tempat, masyarakat banyak yang mengadakan aksi peduli Palestina demi menebar opini agar masyarakat berhenti memberikan dukungan kepada Israel.

Kepala kemanusiaan, Joyce Msuya mengungkapkan keprihatinan terhadap warga sipil yang kehilangan keluarganya. Sedangkan, disaat yang sama Israel terus menggempur Gaza serta mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB untuk gencatan senjata. Alhasil rumah sakit hancur, rumah-rumah warga diratakan, para pekerja kesehatan ditawan, dan tempat penampungan dibakar. Hal ini terus terjadi, bahkan telah merenggut 150.000 nyawa sejak perang berkobar tahun lalu (Republika, 27/10/2024).

Situasi Palestina makin parah sejak tahun lalu itu. Bahkan zionis yahudi tak merasa cukup hanya menyerang Palestina. Mereka mulai menginvasi negara-negara lain disekitaran Timur Tengah seperti Lebanon, Yaman, dan Irak. Namun faktanya, zionis tidak akan mampu menyerang Gaza dan lainnya tanpa ada dukungan dari negara-negara kafir, layaknya Amerika Serikat, Jerman, Inggris, dan Perancis yang terus memberikan bantuan militer kepada zionis.

Sangat disayangkan, dalam kondisi yang memprihatinkan seperti ini, dunia tak dapat berkutik lagi acuh. Para penguasa Muslim yang diharapkan dapat bersatu membela kaum muslim di Gaza, justru memberikan loyalitasnya kepada penguasa negara Barat selaku sekutu Zionis. Bahkan nyari tak ada pembelaan. Meskipun mereka memiliki pasukan militer yang mumpuni dan banyak, mereka lebih memilih untuk menempatkan pasukannya di negara sendiri daripada mengeluarkannya untuk membela Palestina. Padahal untuk mempertahankan Masjidil Aqsha dan tanah suci Palestina dari penjajahan kaum kafir adalah kewajiban bagi seluruh umat muslim.

Resolusi yang diberikan oleh Dewan Keamanan PBB pun tak dapat menyelesaikan persoalan ini. Selama Amerika Serikat menjadi anggota tetap dewan keamanan PBB akan selalu menggunakan hak vetonya, yakni hak mutlak untuk memutuskan perkara. Membuat negara-negara lain pun merasa takut untuk melangkah dan tak mampu berkutik dihadapannya. Pada akhirnya mereka lebih memilih untuk berpaling mencari aman, ketimbang menentang keputusan Amerika di PBB.

Keegoisan para pemimpin dunia menunjukan bahwa dunia yang saat ini setir oleh ideologi kapitalis, telah gagal memanusiakan manusia. Mereka menjadikan manfaat sebagai asas kebahagiaan, membuat manusia sangat perhitungan untuk berbuat. Ditambah dengan paham sekulernya, telah sukses membuat umat muslim jauh dari agamanya. Maka tak heran bila ada sebagian umat muslim yang tak peduli akan persoalan di Palestina ini, lebih parah lagi, menganggap bahwa persoalan Palestina bukanlah masalah miliknya.

Maka sudah pasti, persoalan Palestina-Israel ini tidak akan pernah usai dibawah sistem ini. Sudah saatnya umat sadar dan berpaking sistem ini. Persoalan ini hanya akan selesai dengan menghadirkan solusi hakiki, yakni sistem Islam. Sistem Islam akan mengarahkan kekuatan dan mengobarkan spirit jihad termasuk mengirimkan tentara terbaik untuk membebaskan Palestina. Tak sekedar beretorika dan mengirimkan bantuan logistik seadanya belaka. Dalam negara Islam, Khalifah (kepala negara) akan berperan sebagai junnah (perisai) bagi umat dari penjajahan kafir Barat, sehingga tercipta keamanan dan keadilan yang menentramkan jiwa. Kesejahteraan ini tak hanya dirasakan kaum muslim, namun non muslim juga akan merasakannya.

Untuk itu, kita harus membangun kesadaran umat akan urgensi sistem Islam. Tegakkanlah dengan berjuang bersama kelompok dakwah yang fokus untuk menegakkan sistem Islam. Dalam prosesnya mengikuti metode Rasulullah yakni melalui pemikiran, tanpa kekerasan.

WalLahu a'lam bi ash-showwab.


Share this article via

38 Shares

0 Comment