| 194 Views
Wakil Rakyat Terlibat Judol. Miris!

Oleh : Huda Reema Naayla
Anggota Komunitas Muslimah Menulis (KMM) Depok
Geger di tengah masyarakat bahwa pemerintah akan memberikan bansos kepada mereka yang terlilit dengan judol. Namun tidak kalah menggegerkannya dengan itu, tengah viral juga bahwa wakil rakyat yang justru terlibat dengan judi online (judol). Apakah kasus ini memang lazim ada di tengah masyarakat hari ini?
Sebagaimana yang diberitakan Tirto.id (27/6/2024), Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkapkan lebih dari 1.000 orang anggota legislatif setingkat DPR dan DPRD bermain judol.
Ironi, begitulah kondisi yang tengah dihadapi negeri ini. Judol adalah permasalahan yang sejatinya tidak akan bisa ditumpaskan hanya dengan memberikan tindakan tegas. Karena memang pada dasarnya, judol ini membuat siapa saja menjadi ketagihan, terlebih bila sudah pernah memenangkannya. Rasa penasaran ini turut hadir pada wakil rakyat yang pada akhirnya mereka lebih berfokus pada permainan tersebut dan melupakan rakyat.
Wakil rakyat yang lebih fokus pada judol daripada kondisi rakyat mencerminkan buruknya perilaku para anggota dewan. Nyata adanya lemahnya integritas, tidak amanah, kredibilitas rendah. Hal ini turut menggambarkan keserakahan akibat kapitalisme. Sangat jelas dan nyata, memang sejatinya mereka mau untuk menjadi wakil rakyat bukan serta merta karena peduli kepada rakyat melainkan guna mencari keuntungan. Bahkan tidak sedikit anggota dewan lebih banyak melegalisasikan kepentingan penguasa dan oligarki serta tidak berpihak pada rakyat banyak. Hal ini menggambarkan adanya perekrutan yang bermasalah karena tidak mengutamakan kredibilitas dan juga representasi masyarakat.
Hal ini jelas bertolak belakang dengan wakil rakyat dalam sistem Islam dalam memainkan perannya. Dalam Islam, Majelis Umat adalah wakil rakyat, yang menyalurkan aspirasi umat saja, tanpa membuat aturan hukum di dalamnya. Dengan kata lain Majelis Umat itu representasi umat yang berperan penting dalam menjaga penerapan hukum syara oleh pejabat negara.
Majelis Umat ketika sedang menjalankan amanah, tidak akan terpikir untuk melakukan permainan seperti judol ini. Pasalnya, sistem Islam mampu melahirkan individu anggota Majelis Umat yang bisa memberikan teladan yang baik, amanah bertanggung jawab dan peduli pada kondisi masyarakat. Sehingga yang dipilih sebagai Majelis Umat itu orang yang memiliki karakteristik yang amanah, jujur dan bertakwa serta mereka juga akan takut untuk melakukan kemaksiatan yang jelas-jelas diharamkan Allah SWT.[]