| 103 Views

Wakil Rakyat, Benarkah Melayani Rakyat?

Oleh : Wa Ode Vivin
Aktivis Muslimah

Dilansir dari media tirto, Pelantikan DPR kali ini diharapakan tidak tunduk dan tersandera oleh kepentingan parpol, elite politik, kekuasaan eksekutif, keluarga, dan kepentingan pribadi. Namun, harapan itu kelihatannya butuh upaya ekstra dan pembuktian dari DPR. Pasalnya, politik dinasti diduga masih kental melekat pada DPR periode 2024-2029. Sejumlah anggota DPR terpilih diketahui memiliki hubungan keluarga atau kekerabatan dengan pejabat publik, elite politik, hingga sesama anggota DPR terpilih lainnya.

Sudah menjadi tradisi tiap tahun jika tidak ada oposisi, maka semua menjadi koalisi. Siapa yang berpihak pada rakyat kalau semua berada dalam satu barisan?. Yang juga membela kepentingan oligarki diatas kepentingan rakyat. Nyatanya, rakyat terabaikan dan tak mampu melawan. 

Padahal sejatinya, anggota DPR adalah wakil rakyat dalam menyampaikan aspirasi rakyat termasuk membuat aturan/UU. realita hari ini, ada banyak hubungan antara satu dengan yang lain, sehingga rawan konflik kepentingan. Ini karena saat mereka hendak maju sebagai kontestan politik, ada pemodal awal yang menopang mereka. Sehingga saat kursi kekuasaan mereka raih makasih bagi-bagi jatah kekuasaan pun terjadi.

Dalam sistem sekularisme hari ini, wakil rakyat dipilih bukan karena kemampuannya, namun karena kekayaan atau jabatan, dalam mekanisme politik transaksional.

Sayangnya kebanyakan rakyat hanya mencukupkan diri sebagai konstituen yang siap menerima "serangan fajar". Bukan penggerak perubahan. Padahal, dampak dari hasil terpilihnya budak oligarki adalah kesengsaraan rakyat yang semakin melarat.

Jelas hal tersebut berbeda dengan sistem Islam.  Dalam Islam ada Majelis ummah, yang menjadi wakil rakyat,dipilih oleh rakyat karena merupakan representaasi umat. Tugasnya  menyampaikan aspirasi, namun tidak memiliki wewenang untuk membuat aturan. Sebagai muhasabah lil hukum, koreksi kepada penguasa jika ada kelalaian dalam menjalankan tanggung jawab sebagai seorang pemimpin.

Sudah saatnya kita mengambil sistem Islam untuk diterapkan dalam tatanan kehidupan, sudah cukup kita merasakan keterpurukan akibat sistem sekuler yang menghasilkan budak korporat rakus dengan kekuasaannya.

Wallahu'alam bishowab


Share this article via

21 Shares

0 Comment