| 11 Views

Ustadz Cabuli Anak Tiri : Bukti Kerusakan Sistem

Oleh : Kawkab El-Fauzh
Santri Ponpes Khoiru Ummah Al-Hufadz

Minggu malam sekitar pukul 21.00 WIB, Desa Baregbeg yang biasanya tenang mendadak berubah gempar. Sebuah video yang berdurasi singkat beredar cepat melalui pesan WhatsApp. Dalam rekaman video tersebut, terlihat kerumunan warga yang marah dan meneriaki seorang pria berbaju hitam serta masih memakai sarung, digiring oleh aparat kepolisian.

Seorang ustadz berinisial "M" di Desa Baregbeg, Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, diduga melakukan tindakan asusila terhadap anak tirinya. Tak hanya itu, pelaku juga tega menghamili korban. Adapun korban, kini tengah hamil janin yang berusia tiga bulan (PikiranRakyat, 13/05/2025)

Sejatinya peristiwa pelecehan yang terjadi berulang di negeri ini, sebenarnya tak luput dari kesalahan sistem. Sistem Kapitalisme ini benar-benar memunculkan banyak kasus yang merusak mental dan batin umat. Bahkan kerugian yang muncul pun tak hanya berimbas kepada pelaku dan korban saja, tapi masyarakat sekitar pun akan mendapatkan imbasnya.

Perlindungan terhadap korban yang diberikan oleh pemerintah pun tidak menjamin kasus seksual ini agar tidak terulang kembali. Kekerasan dan kejahatan berkembang pesat karena tidak adanya suatu sistem dan hukum yang benar-benar sesuai dengan fitrah manusia. Padahal seharusnya perlindungan terhadap perempuan dan anak harus lebih diutamakan. Baik itu lingkup negara, masyarakat bahkan seharusnya yang menjadi tempat paling aman adalah keluarga.

Keluarga adalah tempat kehangatan, kedamaian, ketentraman, dan keadilan. Tetapi pada kenyataannya, di zaman yang benar-benar rusak dan merusak seperti sekarang, lingkungan keluarga bahkan menjadi kandang singa yang siap menerkam kapan saja. Sudah tak aman lagi!

Keluarga adalah tempat berpulang seorang anak. Baik anak kandung maupun anak tiri. Karena kembali ke awal, peran orang tua merupakan hak yang harus diberikan kepada sedang anak.. Bukan hanya menjadi tempat berpulang seorang anak, namun orang tua juga memiliki pengaruh besar terhadap masa depannya.

Bagaimana jadinya jika masa depan anaknya yang merusak adalah ayahnya sendiri? Hak perempuan dan anak tentunya harus lebih diutamakan karena pada hakikatnya seorang perempuan itu mulia dan harus selalu terjaga dari perangai-perangai kasar serta perlakuan tidak bermoral.

Peristiwa ini merupakan bukti kerusakan nyata sistem kapitalisme. Institusi selain Islam tidak bisa memberikan perlindungan serta hak-hak yang wajib umat dapatkan. Sistem Kapitalis hanya memberikan banyak harapan dan tipu daya palsu serta menyengsarakan orang-orang yang ada dalam naungan sistem tersebut.

Nafsu selalu dijadikan pacuan yang sengaja dikedepankan daripada akidah yang seharusnya menjadi landasan kehidupan. Nafsu hanya akan memunculkan banyak permasalahan dalam kehidupan manusia. Merugikan banyak pihak yang bahkan tidak ikut terlibat. Lalu dengan apa semua problematika ini mampu diselesaikan?

Pemimpin memiliki peran penting untuk mencegah tejadinya sesuatu yang tidak sesuai dengan fitrah manusia. Adapun pemimpin yang dapat menjalankan peran itu hanyalah pemimpin yang terlahir dari aqidah Islam. Maka dari itu jika umat ingin mendapatkan kembali keadilan, kedamaian, dan ketentraman dalam kehidupannya, umat harus berjuang untuk mengganti sistem yang rusak ini dengan sistem lain. Bukan sembarang sistem, tapi sistem yang mampu memperbaiki segala kerusakan yang terjadi didunia ini. Adapun sistem itu hanyalah sistem Islam.

Sudah saatnya kita bangkit dan meninggalkan segala keterpurukan, kemalasan, dan ketakutan yang menghantui kita hingga saat ini. Sebaliknya kita harus berjuang kembali tegakkan sistem Islam, karena hanya sistem Islam lah yang dapat mengatur kehidupan manusia. Sistem Islam yang paripurna pun mengatur seluruh lini kehidupan, baik itu ranah negara, masyarakat, maupun individu.

WalLahu a'lam bi ash-showwab.


Share this article via

5 Shares

0 Comment