| 397 Views

Umat Islam Harus Waspada Terhadap Toleransi Kebablasan Jelang NATARU

Oleh : Sumarni Ummu Suci

Toleransi kata ini sering di sampaikan khususnya kepada umat Islam. Apalagi menjelang perayaan Nataru (Natal dan tahun baru). 

Seolah bagaimana sikap umat Islam terhadap perayaan Nataru menjadi tolak ukur seberapa jauh umat Islam bersikap toleransi. Misalmya amat Islam yang berpartisipasi dalam perayaan akan di sebut sebagai umat Islam yang toleran, cinta damai dan sejenisnya. 

Sebaliknya jika ada umat Islam yang tidak menghadiri atau tidak mengucapkan selamat natal, dengan mudah umat Islam yang mengambil sikap demikian langsung di Cap intoleran.

Pada hal toleransi dalam arti ikut berpartisipasi serta mengamalkan ajaran agama lain sejatinya sikap tersebut bertentangan dengan Aqidah dan ajaran Islam.

Toleransi seperti itu di tolak dengan tegas oleh Allah SWT dan rasul-Nya sebagai mana yang sudah di jelaskan dalam QS.Al-Kapirun.

Namun seruan toleransi yang bertentangan dengan ajaran Islam justru kembali berulang. Hal ini terjadi karena tidak adanya penjagaan dari negara atas Aqidah umat. 

Negara sekuler tidak menjadikan apa yang sudah Rasulullah contohkan sebagai sumber aturan. Negara sekuler kapitalisme mengusung ide - ide Barat. Asas ide - ide Barat dengan prinsip kebebasan tanpa ikatan dengan aturan Allah SWT dan rasul-Nya. 

Padahal prinsip demikian bertentangan dengan Aqidah umat Islam. Akibatnya masyarakat terutama umat Islam tidak bisa memahami syari'at dengan benar. 

Atas nama HAM (Hak Azasi Manusia) sebagai pijakan dan di tambah masifnya kampanye moderasi beragama membuat umat makin jauh dari pemahaman toleransi yang lurus.

Negara sekuler kapitalisme tidak menjaga Aqidah umat Islam. Karena itu umat Islam membutuhkan adanya reminder sebab kecenderungan masyarakat longgar. 

Umat Islam jangan sampai terkecoh dengan ide - ide Barat yang memang sengaja di aruskan kepada umat Islam termasuk pada mumen Natura (Natal dan tahun baru) setiap akhir tahun. 

Umat Islam perlu waspada dan menjaga diri agar tetap dalam ketaatan pada Allah SWT. Sebab Islam memiliki defenisi yang jelas soal toleransi dan konsep yang jelas dalam interaksi dengan agama lain. 

Toleransi yang di ajarkan Rasulullah Saw ialah umat Islam membiarkan umat non-muslim melakukan peribadatannya tanpa perlu ikut berpartisipasi. Sebagaimana yang telah di jelaskan dalam QS.Al-Kapirun. 

Toleransi dengan orang non-muslim tidak boleh mengurangi keyakinan Islam sebagai satu - satunya agama yang benar (yang lain salah). Dan satu - satunya jalan keselamatan di akhirat (yang lain tidak). Sebagaimana yang telah di terangkan dalam QS.Al -Imran : 19.

اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِسْلَامُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ فَاِنَّ اللّٰهَ سَرِيْعُ الْحِسَابِ

Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.(QS.Al-Imran : 19) 

Toleransi di lakukan dengan tidak memaksa non-muslim meyakini Islam. Mereka cukup di dakwai atau di ajak masuk Islam. Jika menolak mereka di biarkan memeluk agama yang mereka yakini. 

Toleransi tidak boleh mengurangi keyakinan bahwa penerapan syari'at Islam secara kaffah akan memberikan rahmat bagi seluruh umat manusia (muslim dan non-muslim)

Meski demikian Islam membolehkan umat Islam bermuamalah dengan non-muslim seperti jual beli, sewa menyewa, ajar - mengajar dalam saintek dan lain - lain. 

Islam pun mengajarkan agar umat Islam berbuat baik dan berlaku adil terhadap non-muslim seperti yang telah di terangkan dalam QS.Al-Mumtahanah : 8.

لَا يَنْهٰىكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ وَلَمْ يُخْرِجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ اَنْ تَبَرُّوْهُمْ وَتُقْسِطُوْٓا اِلَيْهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ

Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. (QS.Al- Mumtanah : 8) 

Inilah toleransi syar'i yang di ajarkan oleh Rasulullah Saw.Toleransi seperti ini akan menjaga kemurnian aqidah umat Islam dari ide - ide Barat, seperti pluralisme, moderasi beragama dan sejenisnya.

Selain itu toleransi syar'i akan menjaga keharmonisan hidup bermasyarakat. Namun perlu di pahami bahwa toleransi syar'i bukan sekedar amalan individu dan masyarakat melainkan amalan yang harus dilakukan oleh negara dan negara yang bisa melakukannya. Hanyalah Negara  yang menerapkan Islam secara kaffah yaitu negara Khilafah.

Hal itu di buktikan selama 1300 tahun lamanya khilafah berdiri dan kerukunan umat antar agama saling terjaga tanpa mencederai Aqidah umat Islam.

Wallahua'lam bissawab.


Share this article via

162 Shares

0 Comment