| 279 Views
Teror Kasus Deepfake, Buah Sistem Sekuler

Oleh : Safira M. Shalihah
Aktivis Mahasiswa
Masih ingat dengan kasus Nth Room di Korea Selatan? Sempat menghebohkan beberapa waktu lalu kini kasus serupa Kembali naik. Kasus grup telegram yang berisi jual beli konten seksual yang diambil tanpa izin Kembali muncul dan lebih gila nya konten yang terungkap berisi deepfake (editan porno) mahasiswa hinga pelajar SMP dan SMA. Dikutip dari thread milik @tang__kira di platform X, mengungkapkan aktivitas di grup telegram tersebut menyediakan informasi mahasiswa dan pelajar Korea lalu mengeditnya dengan video porno. Hal ini lantas menjadi terror bagi pelajar dan mahasiswi di sana. Salah satu mahasiswi yang fotonya pernah diedit mengungkapkan ia bahkan mengunci akun sosmednya karena takut fotonya digunakan untuk deepfake ini.
Meski jelas melanggar hukum, sayangnya menurut ahli hukum Min Go-eun menyatakan kasus seperti ini sulit dilacak karena telegram servernya di luar negeri. Korea Communication Standard Commision pun meminta kepada pemerintah Perancis untuk membuka data telegram. Ini dibutuhkan untuk menyusut kasus deepfake tersebut. Namun semakin viral kasus ini tak membuat pelaku grup-grup biadab ini takut. Mereka bahkan mengancam para wartawan Wanita yang berniat mengusut kasus ini dengan membuat grup deepfake khusus wartawan Perempuan.
Saat ini kasus masih dalam penyeledikan. Banyaknya jumlah grup telegram dan anggota grup tersebut cukup memakan waktu. Setiap saat terungkap grup-grup baru dan curhatan para korban. Sungguh miris. Korea Selatan yang dianggap sebagai negara maju ternyata tidak menjamin keamanan bagi kaum perempuannya. Bahkan sudah menjadi rahasia umum rendahnya kelahiran di sana karena mayoritas laki-laki Korea misogynist dan incel. Rasa tidak aman yang didera kaum Perempuan ini mengakibatkan tingginya angka stress dan bunuh diri juga.
Memang kemajuan negara di system kapitalis saat ini hanya melihat pada ekonomi dan politiknya sehingga melupakan periayahan masyarakatnya termasuk memberikan keamanan bagi rakyat. Negara tak mampu menjamin keamanan bagi rakyat. Penanganan kasus criminal pun masih lemah dan rentan diotak atik orang-orang yang punya kekuatan. Gambaran negara sekuler yang menerapkan ideologi kapitalisme ini tidak hanya satu-dua tapi banyak. Kebebasan yang menjadi landasan kehidupan masyarakatnya justru membuat kekacauan dan rusaknya negara. Lucu jika Korea Selatan berusaha meningkatkan angka kelahiran generasinya tapi Nasib perempuannya diabaikan.
Situasi mengerikan seperti ini sulit terjadi jika negara menggunakan aturan dari Sang Pencipta Allah SWT. Aturan buatan Allah tidak akan memunculkan celah-celah kecurangan dan permainan yang hanya menguntungkan segelintir orang saja. Aturan buatan Allah justru sebaik-baik aturan yang mampu melindungi dan menyejahterakan kaum perempuannya. Tentu di dalam Islam kasus pelecehan berbasin online seperti grup deepfake ini tidak baru diusut Ketika sudah banyak korban. Namun sejak awal dengan pengaturan lewat system pendidikannya yang mengajarkan Aqidah dan ketakutan pada Sang Pencipta sehingga Masyarakat akan takut berbuat jahat. Selain itu dalam system sosialnya jelas pergaulan laki-laki dan Perempuan akan terpisah. Tidak akan ada kesempatan interaksi haram seperti ikhtilat, khalwat, pacarana, bahkan zina sekalipun, Masyarakat lewat pendidikannya akan diajarkan mana halal dan haram dan apa konsekuensinya. Laki-laki incel yang tidak takut berbuat criminal pun tidak sebanyak sekarang yang bahkan seolah jadi tabiat masyarakatnya. Ditambah hukum sanksi dalam Islam bersifat tegas dan akan membuat efek jera. Bagi kejahatan pelecehan seperti ini kholifah berhak menentukan hukum dan itu mutlak tanpa memandang status.
System Islam yang menyeluruh semakin disempurnakan juga dengan pengaturan media oleh negara sehingga social media juga akan diawasi agar tidak melanggar hukum syariat. Tentu landasan hak kebebasan berekspresi tidak berlaku selama itu melanggar Islam. Sehingga jikapun ada kasus grup deepfake seperti ini akan diusut bahkan sebelum beranak pinak seperti kasus yang terjadi di Korea Selatan.