| 109 Views

Terhimpit Ekonomi, Ibu Jual Bayi

Oleh : Agustina Marlina

Kurangnya lapangan kerja membuat banyaknya pengangguran .
Hal itu sangat berdampak pada kestabilan ekonomi dalam keluarga sehingga menimbulkan banyak permasalahan.

Seperti yang terjadi di Kota Medan, Sumatera Utara belum lama ini seorang ibu rumah tangga berinisial SS (27) ditangkap karena menjual bayinya Rp 20 juta karena alasan ekonomi. (Kompas.com / 14 Agustus 2024) 

Sungguh miris seorang ibu yang seharusnya memberikan kasih sayang dan perlindungan terhadap anaknya dikarenakan himpitan ekonomi tega melakukan hal yg demikian. 

Mencari nafkah adalah tugas suami sebagai kepala rumah tangga. Namun di dalam sistem ekonomi kapitalis negara abai dalam mengurus kebutuhan rakyat, salah satunya adalah kurangnya penyediaan lapangan pekerjaan bagi kepala rumah tangga,

Akibatnya ibu dijauhkan dari kodratnya sebagai ummu warobatul bait yaitu sebagai ibu dan pengaturan rumah tangga.
Tugas ibu yang seharusnya fokus mendampingi, menyayangi dan mendidik anak-anak di rumah, akhirnya dituntut ikut mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya

Dan dalam kondisi terdesak oleh kebutuhan, hati nuraninya mati terkubur beratnya beban hidup yang sebenarnya bukanlah menjadi tanggung jawabnya. 

Kapitalisme menjadi sumber lahirnya problematika yang mengakibatkan kesengsaraan umat. Berbeda dengan Islam yang menetapkan peran negara sebagai raa'in yaitu pengurus (pemelihara) yang bertanggung jawab atas siapa pun yang dipimpinnya berlandaskan Islam.

Rasulullah saw. bersabda, “Kullukum ra’in wa kullukum mas’ulun an ra’iyyatihi.”

Artinya, “Setiap orang adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.”

Imam Suyuti mengatakan, lafaz raa‘in (pemimpin) adalah setiap orang yang mengurusi kepemimpinannya. Lebih lanjut ia mengatakan, “Setiap kamu adalah pemimpin.” Artinya, penjaga yang tepercaya dengan kebaikan tugas dan apa saja yang di bawah pengawasannya.

Lengkapnya arti dari hadis tersebut adalah dari Ibnu Umar ra. dari Nabi saw., “Setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang kepala negara adalah pemimpin atas rakyatnya dan akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin atas anggota keluarganya dan akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang istri adalah pemimpin atas rumah dan anak-anaknya dan akan ditanya perihal tanggung jawabnya. Seorang pembantu rumah tangga bertugas memelihara barang milik majikannya dan akan ditanya tentang pertanggungjawabannya. Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya atas pertanggungjawabannya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Negara mempunyai kewajiban untuk mewujudkan kesejahteraan bagi warga negaranya. Dengan menyediakan lapangan pekerjaan yang banyak dan turut mengambil peran dalam mendidik masyarakat, menguatkan keimanan untuk membentuk masyarakat berkepribadian islam.

Penerapan islam kaffah adalah solusi untuk mewujudkan optimalisasi fungsi keluarga. Wallahu alam.


Share this article via

95 Shares

0 Comment