| 408 Views
Solusi Tuntas Penderitaan Anak Gaza Hanya Tentara Dan Negara

Oleh : Rosi Kuriyah
Muslimah Peduli Umat
Semenjak tahun 2023 serangan entitas Zion*s Yahudi mengakibatkan 14.500 anak Palestina meninggal dunia hingga sampai di Jalur Gaza. Sehingga dapat dikatakan bahwa setiap jam, di Jalur Gaza ada satu anak yang meninggal dikarenakan adanya serangan yang membabi buta dari entitas Zion*s Yahudi. Hal ini berdasarkan laporan yang diumumkan pada hari Selasa tanggal 24 Desember 2024 dari Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA).
Pernyataan dari UNRWA bahwa tidak dapat dibenarkan mengenai pembunuhan anak-anak Palestina di Gaza. Adapun korban disana yang selamat kondisinya terluka baik fisik maupun emosional. Tidak adanya kesempatan mendapat pendidikan membuat anak-anak Palestina di Gaza dengan membawa sisa- sisa bangunan gedung atau rumah yang hancur. Yang paling utama anak-anak kehilangan harapan, masa depan bahkan nyawa taruhannya.
Selain itu, dikarenakan cuaca dingin adanya resiko kematian yang dialami anak-anak anak di Gaza sebab tidak memadainya tempat tinggal bagi mereka. Dan ada yang meninggal di kamp pengungsian disebabkan kedinginan tercatat sebanyak tiga anak Palestina. Begitupula terjadi penahanan bantuan selama beberapa bulan karena menunggu persetujuan entitas Zionis*s Yahudi ketika akan masuk daerah Gaza, sehingga kiriman barang perlengkapan musim dingin seperti selimut dan kasur belum sampai pada waktu musim dingin.
Meskipun telah dikeluarkannya surat perintah penangkapan kepada Internasional telah pemimpin entitas Zionis*s Yahudi yaitu Benjamin Netanyahu juga Yoav Gallant (mantan menteri pertahanannya) dari Mahkamah Pidana Internasional. Dengan tuduhan atas pelaku kejahatan perang dan tindak kejahatan kemanusiaan terhadap rakyat muslim di Gaza, namun serangan entitas Zionis*s Yahudi semakin brutal kepada umat muslim di Gaza.
Salah satu kebrutalan entitas Zion*s Yahudi menyerang di Jalur Gaza yaitu sarana dan prasarana kesehatan utama terakhir dengan dilumpuhkannya Rumah Sakit Kamal Adwan akibat kebakaran dan penghancuran selama serangan sehingga RS mengalami kerusakan yang parah. Situasi yang mengerikan itu harus segera dihentikan menurut WHO.
Adanya penghancuran secara sistematis pada sistem kesehatan di Gaza sama halnya dengan menghukum mati kepada ribuan warga Palestina yang saat itu sedang memerlukan perawatan medis di RS. Karena semua upaya dan bantuan untuk menunjang sarana dan prasarana kesehatan di wilayah perang telah diserang semuanya.
Melihat kenyataan buruk ini dinyatakan oleh Pihak UNICEF bahwa di tahun 2024 merupakan tahun terburuk dalam sejarah bagi anak-anak. Ini diakibatkan adanya konflik yang terjadi di seluruh dunia, termasuk di Gaza, Ukraina, Sudan dan beberapa wilayah lainnya. Bahkan Anak-anak Palestina sudah menderita sejak pendudukan Zion*s pada tahun 1967 dan penderitaan bertambah kembali sejak Oktober 2023.
Banyaknya seruan internasional agar genosida di Gaza segera dihentikan tetap tidak mampu menghentikan kebrutalan entitas Zion*s Yahudi.
Namun, sebatas adanya solusi dua negara yang diserukan dunia internasional bagi krisis Palestina. Seakan-akan untuk menyelesaikan krisis Palestina yang sudah melebihi batas kemanusiaan dan terkategori genosida tidak ada solusi ampuh untuk mengatasinya.
Serangan Zion*s Yahudi hanya sebagai dalih untuk menyerang Hamas padahal mereka menargetkan pembantaian warga sipil sebagai korban terbanyak dari kaum perempuan dan anak-anak, dengan bukti menyerang kepada sarana dan prasarana umum lainnya seperti sekolah dan rumah sakit.
Dalam rangka mencari solusi krisis Palestina, seharusnya semua pihak fokus pada awalnya fakta adanya migrasi warga Yahudi ke Palestina awal dari cikal bakal berdirinya entitas Zion*s Yahudi. Bertambahnya jumlah warga Yahudi dikarenakan adanya tindakan perampasan dan pengusiran dari rumah-rumah warga muslim Palestina yang dilakukan oleh Zion*s Yahudi. Maka dari itu, merebut kembali tanah dan rumah warga muslim Palestina dari tangan Yahudi adalah solusi atas krisis Palestina, bukan solusi berbagi tanah dengan penjajah yang ditawarkan.
Oleh karena itu, dibutuhkan kegiatan perang bersama pasukan tentara muslim untuk merebut tanah Palestina tersebut. Juga adanya bantuan pengiriman tentara militer terutama dari negeri-negeri muslim yang lokasinya terdekat. Namun, yang terjadi sebaliknya. Negeri-negeri muslim melakukan hubungan atau kerjasama dengan entitas Zion*s Yahudi. Ini tentu saja mengkhianati persaudaraan seiman dengan warga muslim Palestina.
Melihat kondisi Gaza maupun Palestina seluruhnya, kaum muslim tidak bisa berharap pada solusi dari dunia internasional, yang mereka lakukan hanya sibuk mengecam dan sebatas mengirimkan bantuan, tidak ada yang bersedia mengirimkan tentara untuk membantu melawan entitas Zion*s Yahudi.
Para pemimpin negeri muslim yang lain juga kenyataannya menjadikan isu Palestina hanya untuk pencitraan sebagai topeng untuk menunjukkan empati pada Palestina. Yaitu, mereka setuju dengan solusi dua negara untuk Palestina. Ini artinya mereka setuju dengan solusi Barat karena mereka tidak sungguh-sungguh untuk kebaikan tanah para Nabi. Sehingga perang ideologi di Palestina sampai saat ini tidak pernah selesai.
Keadilan bagi Palestina maupun kaum muslim di seluruh dunia tidak mungkin didapati dari sistem kapitalisme yang muncul dari musuh-musuh Islam, hal ini harus disadari oleh kaum muslim. Karena genosida yang terjadi pada anak-anak Gaza sejatinya oleh sistem kapitalisme kepada penjajah Zion*s telah diberi jalan.
Maka dari itu, Kaum Muslim ada agenda tersendiri yaitu untuk dengan menyatukan pemikiran dan perasaan seluruh dunia Islam. Juga membangkitkan pemikiran dan kebutuhan mereka akan penerapan syariat Islam kaffah melalui cita-cita tegaknya Khilafah.
Dengan adanya kebangkitan ideologi Islam―yang awalnya masih tertidur pulas pada diri umat Islam― untuk bisa bangkit kembali dan bergerak melawan rezim di negeri mereka masing-masing dengan mengirimkan tentara ke Palestina untuk membebaskan wilayah tersebut dari pendudukan kafir penjajah Zion*s Yahudi terutama semangat yang bangkit dari pemuda-pemuda khususnya yang berada di Timur Tengah.
Rencana besar ini tidak boleh diketahui oleh Barat yang nantinya akan memperburuk keadaan kaum muslim, baik di Palestina maupun di seluruh dunia. Sungguh, aktivitas membangkitkan umat ini hanya bisa dilakukan oleh Partai ideologis ini yang dapat membangkitkan umat dan kelak akan memimpin umat dengan melalui pembinaan kepada para pemuda belajar pengetahuan tentang Islam dan memahamkan kepada para pemuda tentang Islam politik sehingga terbentuk kepribadian Islam dan memiliki pola pikir dan pola sikap Islam pada diri para pemuda. Karena semua itu sebagai bekal untuk melahirkan kader-kader dakwah mumpuni dalam rangka mengantarkan umat menuju perubahan hakiki.
Tegaknya Khilafah harus diusung oleh para pemuda kader dakwah kemudian akan diangkatnya seorang khalifah sebagai pemimpin kaum muslimin untuk membebaskan Palestina. Peran Khilafah sebagai junnah (perisai) bagi umatnya. Anak-anak di Palestina akan terlepas dan bebas dari masalah peperangan dan penjajahan begitu pula di negeri-negeri muslim lainya seperti Suriah, Sudan, Yaman, Lebanon,dan Myanmar.
Wallahualam bishshawab.