| 314 Views

Solusi Islam Menangani Krisis Air Bersih

Oleh : Yanti Ummu Haziq

Air merupakan kebutuhan pokok seluruh makhluk hidup di muka bumi ini, bukan hanya manusia saja yang membutuhkan air bersih, bahkan hewan dan tumbuhan  pun membutuhkan air bersih. Dapat di bayangkan jika tidak tersedianya air bersih di muka bumi ini, pasti tidak  mungkin akan ada kehidupan. 

Hari ini, bukan hanya negara Indonesia saja yang terancam kekurangan air bersih, akan tetapi seluruh Dunia hari ini terancam kekurangan air bersih. 

Oleh karena itu, Indonesia dan 49 negara lainnya mengadakan Parliamentary meeting on the Occasion of the 10th World Water Forum. Acara tersebut berlangsung tanggal 19-21 Mei di Nusa dua, Bali. Forum Internasional ini membahas tentang krisis air yang di prediksi akan terjadi tahun 2050.

Ketersediaan air bersih ini sangat penting juga untuk negara Indonesia, karena ketersediaan air di butuhkan untuk kelancaran pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDG). 

Seperti di kutip di TRIBUNJABAR.ID Bandung. Jumat, 12 Mei 2024 bahwa sudah ada beberapa daerah di Kabupaten Bandung yang kekeringan padahal belum masuk musim kemarau. Di perkirakan bulan Juni baru akan terjadi musim kemarau. 

Kepala pelaksana BPBD Kabupaten Bandung, Uka Suska, mengungkapkan mulai Mei sampai September 2024 di perkirakan mulai memasuki musim kemarau, tapi belum sepenuhnya musim kemarau. Beliau juga mengungkapkan bahwa curah hujan di wilayah Kabupaten Bandung kini sudah mulai berkurang karena  menuju musim kemarau. 

Uka mengatakan, saat ini sudah mulai ada desa di Kecamatan Arjasari yang minta di kirim air bersih untuk  kebutuhan masyarakatnya. 

Beliau menghimbau kepada masyarakat dalam mengahadapi musim kemarau ini untuk menghemat penggunaan air bersih yang biasa di pakai sehari-hari dan juga menghimbau kepada masyarakat untuk tidak buang sampah sembarangan. 

Sebab memang selain kekeringan pada musim kemarau terdapat juga potensi kebakaran. Bahkan pada kemarau sebelumnya di Kabupaten Bandung terjadi beberapa kali kebakaran akibat pembakaran sampah. 

Jika kita telaah banyak faktor yang bisa menyebabkan terjadinya krisis air bersih ini. Faktor pertama, yaitu adanya UU pengelolaan SDA, seperti perizinan tambang batu bara  dan nikel. Karena adanya pembuangan limbah tanpa pengolahan terlebih dahulu, maka air di sekitar pabrik pun tercemar, akibatnya Masyarakat kesusahan untuk mendapatkan air bersih. 

Faktor kedua adalah semakin luas nya penggundulan hutan yang di akibatkan oleh penebangan liar, pembakaran lahan dan pembukaan lahan tambang. Karena tidak adanya pohon-pohon yang berfungsi untuk menyimpan air, maka air akan terus melaju ke bawah dan mengakibatkan banjir. Pada akhirnya penduduk setempat kekeringan. 

Faktor ketiga adanya kapitalisasi air minum yang di lakukan oleh pengusaha-pengusaha, mereka dengan mudah nya menguasai sumber air minum besar. Mengakibatkan  masyarakat kesulitan mendapatkan air bersih dengan mudah. 

Mata air yang berasal dari alam Indonesia di kuasai oleh para pengusaha, sehingga untuk mendapatkan air bersih yang layak masyarakat harus membeli air tersebut. Para pengusaha melakukan itu demi untuk mendapatkan keuntungan yang sebanyak-banyak nya.  

Faktor ke empat yakni dari adanya perluasan pembangunan Infrastruktur yang terus menerus seperti Jalan tol, bandara atau yang lainnya, membuat semakin sedikitnya daerah untuk resapan air, maka membuat daerah yang dulunya tidak terkena banjir jadi mendapatkan kiriman banjir. 

Dalam masalah air ini, penyebab nya tidak lain adalah karena di terapkannya sistem Kapitalisme. Sistem ini mempunyai prinsip mengambil untung sebanyak-banyak nya tanpa memikirkan akibat dari tindakan tersebut. 

Sistem Kapitalisme ini membuat para pengusaha melakukan apapun demi keuntungan, sekalipun mereka harus merampas hak rakyat, yakni hak untuk mendapatkan air bersih dengan mudah. Hal ini tidak beda jauh dengan pertambangan atau pembukaan lahan. 

Kapitalisme juga membuat Negara lemah untuk melakukan mitigasi. Kebijakan yang mereka buat hanya untuk keuntungan semata, tanpa memikirkan akibat dari kebijakan tersebut. Solusi yang ada hanyalah untuk  sesaat. 

Dalam sistem Kapitalisme Negara hanya sebagai fasilitator. Yang seharusnya tanggung jawab negara, malah di serahkan kepada pihak swasta. Terlihat jelas bahwa yang mereka inginkan hanyalah keuntungan pribadi bukan untuk membela rakyat nya. 

Di dalam Islam air merupakan kebutuhan dasar manusia sehingga Islam akan melarang privatisasi air. Islam pun memiliki pandangan yang khas untuk mengurusi hajat hidup orang banyak.
 
Sabda Rasulullah SAW : 
" Muslim berserikat dalam tiga hal yaitu padang gembalaan, air  dan api." (HR.Abu Dawud) 
Hadist ini menunjukan bahwa air merupakan harta milik umum. Setiap harta milik umum artinya milik seluruh masyarakat, bukan milik perorangan atau badan tertentu. 

Di dalam sistem Islam seorang pemimpin (khalifah) akan membuat kebijakan sesuai syariat Islam. Dengan begitu, pengelolaan air pun akan di atur dengan kebijakan sesuai dengan syariat Islam. 

Seorang Khalifah akan mengalirkan dana secara maksimal untuk mengelola air, agar masyarakat dapat mendapatkan air bersih secara gratis dan mudah. Seorang khalifah juga akan mengelola air dan mengatur infrastruktur pembangunan agar tidak terjadi banjir. 

Sebagai contoh, saat membangun Baghdad tahun 578M, Khalifah mengandalkan dua astronom untuk mengetahui wilayah mana saja yang tergenang air dan tidak. Kemudian Khalifah juga membangun bendungan, terusan dan alat pengintai dini. Bahkan muncul penemuan nilometer untuk memprediksi banjir di sungai Nil. 

Semua itu di biayai oleh Khalifah dari baitul mal. Kas negara yang berasal dari pendapatan jizyah,  fai, kharaj, ganimah, pengelolaan SDA dan lain sebagainya. Semua itu akan cukup membiayai kebutuhan masyarakat, termasuk untuk pengendalian dan penyediaan air. 

Oleh karena itu, jika hanya mengandalkan forum Dunia membahas krisis air saja tidak cukup. Apalagi jika menggunakan penyelesaian dengan paradigma Kapitalisme. 

Sebagai Negara Muslim harusnya Indonesia mampu menawarkan dan memberikan contoh yang nyata dalam me-riayah ( mengurus ) masyarakat. Terutama untuk kebutuhan akan air. 

Maka, selama Kapitalisme masih mencengkeram Dunia ,  selamanya krisis air akan ada. Jadi, jika ingin menyelesaikan permasalahan sampai tuntas, Islam solusi atas semua masalah. 
Wallahu a'lam bisahawab


Share this article via

73 Shares

0 Comment