| 14 Views

Sistem Sekuler Meruntuhkan Institusi Keluarga Islam

Oleh : Anisa
Aktifis Muslimah Boyolali

Maraknya fenomena pergaulan bebas yang menjangkiti masyarakat dunia termasuk Indonesia, menjadi alarm kegentingan yang tak seharusnya dibiarkan. Perkembangan kasus demi kasus mengalami kenaikan yang tak terkontrol. Fenomena terbaru yang rasanya tak masuk akal, ternyata sudah memiliki komunitas. Ditemukan sebuah grup di facebook dengan nama “fantasi sedarah” yang sudah memiliki lebih dari 30 ribu anggota dimana didalamnya berisi konten tulisan, foto hingga video yang secara eksplisit mengarah pada ketertarikan seksual dengan keluarga sendiri atau inses. Dalam grup tersebut, setiap anggota mengekspresikan apa yang mereka pikirkan dan rasakan dengan menggunggah konten-konten yang berbau pornografi termasuk anak dibawah umur. Ditemukannya konten seksual terkait anak dibawah umur menjadi keseriusan tersendiri yang menandakan orang-orang tua disekitar merekalah yang menjadi predator bagi anaknya.

Fenomena ini jelas akan menimbulkan kerusakan besar. Terkhusus pada institusi keluarga sebagai unit dasar suatu peradaban. keluarga adalah pilar peradaban yang melahirkan generasi. Keluarga digambarkan sebagai ‘tempat kembali’ yang aman dan tentram bagi setiap anggota keluarnya malah menjadi ‘tempat’ mengerikan bahkan kehancuran. Dari keluarga yang seharusnya saling melindungi, memberikan kasih sayang, hingga tempat pertama penanaman akhlaq dan pondasi pemikiran yang baik kepada anak-anaknya malah menjadi malapetaka di kehidupannya. Sungguh ironis dan miris. 

Gambaran keji ini menunjukkan pengabaian bahkan hilangnya aturan agama dalam kehidupan masyarakat. Masyarakat menjadikan agama hanya sebagai ibadah ritual tanpa makna dan aturan. Mereka menggaungkan kebebasan berpikir dan bertindak dengan pembenaran sepihak. Kepuasan hawa nafsu tanpa batas yang diyakini seakan-akan harus terpenuhi bahkan laksana binatang.  Ini semua adalah akibat penerapan sistem sekuler kapitalisme. Sistem yang memang dirancang agar manusia berperilaku secara bebas tanpa adanya keterlibatan agama dalam aturan kehidupannya. Sadar atau tanpa disadari sistem ini merusak sendi-sendi kemuliaan manusia. Jelas ini menyesatkan dan bertentangan dengan fitrah manusia untuk memiliki keterikatan dengan aturan yang dibuat oleh Sang Khaliq, Sang Pencipta. Karena sistem sekuler ini, negara gagal untuk hadir dalam memberikan perlindungan kepada rakyatnya. Kebijakan-kebijakan sekuler yang diterapkan tidak menunjukkan adanya pencegahan serta sanksi tegas dan konkrit  terhadap pelakunya.

Islam hadir untuk mengatur dalam semua aspek kehidupan, tak terkecuali masalah keluarga. Pada kasus inses atau hubungan seksual dengan sedarah ini jelas dikenai hukum haram dalam Islam. Terjadinya hubungan sedarah tidak hanya merusak institusi keluarga tetapi secara sains akan menghasilkan keturunan yang cacat dan rentan terhadap penyakit. Potensi adanya penyimpangan ini diatur sedemikia rupa sebagai upaya penjegahan seperti adanya tarbiyah jinsiyah, mahram dan non mahram, pemisahan/batasan kehidupan laki-laki dan perempuan hingga peran negara untuk melindungi rakyatnya. Aturan negara yang berdasarkan syariat Islam akan menutup tumbuhnya bibit-bibit liar manusia terhadap kepuasan nafsunya. Sistem dengan syariat Islamlah yang akan menjadikan manusia berada dalam kehidupan yang shahih.


Share this article via

9 Shares

0 Comment