| 10 Views

Seruan Bom Nuklir ke Gaza: Bukti Nyata Kegagalan Demokrasi dan Urgensi Solusi Islam

Oleh: Rina Rahmawati

Dunia kembali diguncang oleh pernyataan biadab dari politisi Amerika Serikat. Randy Fine, anggota Kongres dari Partai Republik, secara terang-terangan menyarankan agar wilayah Gaza dijatuhi bom nuklir, sebagaimana yang dilakukan AS terhadap Hiroshima dan Nagasaki pada akhir Perang Dunia II. Pernyataan ini ia sampaikan dalam wawancara dengan Fox News pada 23 Mei 2025.

Komentar keji ini bukan hanya mengundang reaksi keras dari berbagai kalangan, tapi juga menunjukkan watak asli sebagian elit politik Barat. Hamas, gerakan perlawanan Palestina, menyebutnya sebagai seruan genosida terbuka dan pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional serta Konvensi Jenewa. Apalagi serangan tersebut ditujukan kepada wilayah yang dihuni oleh lebih dari dua juta penduduk sipil yang saat ini hidup dalam penderitaan luar biasa akibat blokade, kelaparan, dan pengeboman terus-menerus. Dilansir dari (Berisatu.Com)

Seruan penggunaan senjata pemusnah massal terhadap rakyat Gaza mencerminkan wajah asli demokrasi sekuler—sistem yang mengklaim menjunjung tinggi kemanusiaan dan hak asasi manusia, namun dalam praktiknya justru menjadi pelindung kekerasan, penjajahan, dan genosida.

Standar ganda politik internasional tampak nyata. Dunia barat bersatu membela Ukraina ketika diserang, namun bungkam ketika Gaza dibantai. PBB, Uni Eropa, dan lembaga-lembaga HAM internasional hanya mampu mengeluarkan kecaman retoris, tanpa ada langkah konkret yang mampu menghentikan agresi Israel.

Inilah bukti bahwa sistem internasional saat ini bukan alat keadilan, melainkan instrumen hegemoni kekuatan besar yang tunduk pada kepentingan penjajah. Nilai kemanusiaan hanya berlaku jika sesuai dengan kepentingan mereka.

Ketika umat Islam di Gaza diancam bom nuklir, saatnya dunia Islam bangkit dari kelumpuhan. Sebab, Islam bukan agama yang hanya mengajarkan sabar tanpa perlawanan. Islam mewajibkan kaum Muslim untuk membela saudaranya yang dizalimi, bukan menyerahkan nasib mereka kepada kekuatan asing.

Allah SWT berfirman:

“Dan mengapa kamu tidak berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah, baik laki-laki, perempuan, maupun anak-anak, yang semuanya berdoa: ‘Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini yang penduduknya zalim...’” (QS. An-Nisa: 75)

Realitas hari ini memperlihatkan bahwa negara-negara Muslim terpecah dan tak mampu bertindak, karena terkungkung oleh sistem negara-bangsa warisan kolonial. Nasionalisme sempit telah mematikan potensi kekuatan umat yang besar.

Rasulullah ﷺ mengingatkan pentingnya ukhuwah dan solidaritas umat:

“Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak menzaliminya dan tidak menyerahkannya (kepada musuh).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam kondisi umat Islam terjajah dan teraniaya seperti di Palestina, solusi yang dibutuhkan bukanlah sekadar konferensi atau resolusi diplomatik. Solusi sejatinya adalah tegaknya institusi Khilafah Islamiyah, sebagai pelindung dan pelaksana syariat Islam secara menyeluruh.

Hanya Khilafah yang mampu memobilisasi seluruh potensi umat—baik kekuatan militer, ekonomi, maupun diplomasi—untuk membela negeri-negeri Muslim yang terjajah. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Sesungguhnya Imam (Khalifah) adalah perisai, di mana orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya.” (HR. Muslim)

Dengan Khilafah, umat Islam tidak lagi menjadi korban tanpa pembela. Dengan Khilafah, musuh pun akan berpikir seribu kali sebelum menumpahkan darah kaum Muslim.

Pernyataan Randy Fine bukan sekadar komentar pribadi, tetapi mencerminkan mentalitas fasis dan rasis yang menjadi bagian dari sistem demokrasi sekuler. Umat Islam harus menyadari bahwa keadilan tidak akan lahir dari sistem buatan manusia yang rapuh dan penuh kepentingan.

Kini saatnya umat Islam menggalang persatuan dan kembali kepada Islam sebagai satu-satunya solusi. Khilafah Islamiyah adalah jawaban atas semua penderitaan Gaza, Palestina, dan umat Islam di seluruh dunia.

Wallahu a'lam bishawab


Share this article via

8 Shares

0 Comment