| 73 Views

Rusaknya Bangunan Keluarga Akibat Penerapan Sistem Sekulerisme Kapitalisme

Oleh : Dewi yuliani

penerapan sekulerisme kapitalisme membuat hubungan keluarga kalah dengan materi, emosi juga membuat lupa hubungan keluarga, negara juga berperan dalam menghilangkan atau merusak hubungan antar anggota keluarga. Ini bukti kegagalan sistem Pendidikan, Demikian juga kegagalan sistem ekonomi dan politik.

Baru - baru ini begitu banyak kejadian - kejadian geger dan membuat warga ngeri akibat terjadinya di Jl Sepakat RT 46 Kelurahan Baru Tengah, Kecamatan  Balikpapan Barat. Jumat (23/8/2024) sekitar pukul 21.13 Wita, seorang ibu bernama Hj RK meninggal secara tragis dibunuh oleh anak kandungnya sendiri bernama AR.

Pelaku diduga mengalami gangguan jiwa, menebas leher ibunya menggunakan parang. Setelah melakukan perbuatan keji, tersangka AR  melarikan diri. Sontak warga sekitar geger. Dari kabar berantai lewat WAG, warga merasakan keresahan. Karena pelaku melarikan diri masih menenteng sebilah parang.

Perilaku membunuh orang tua sungguh jauh dari tuntunan syariat Islam dan sejatinya bersumber dari sekularisme. Fenomena anak durhaka ini hanyalah sedikit bukti betapa kentalnya sekularisme dalam kehidupan ini. Kita tentu tidak habis pikir, sakit hati mereka kepada orang tua terlalu kelewat batas hasil dari ketidak warasan atau terken gangguan jiwa seorang anak yang nekat membunuh ibunya sendiri.

Sungguh, sekularisme-kapitalisme telah merusak dan merobohkan pandangan masyarakat saat ini tentang keluarga. Keluarga pada hakikatnya adalah tempat yang Allah tetapkan bagi anggota keluarga di dalamnya untuk saling berkasih sayang karena di tengah-tengah mereka ada hubungan rahim.

Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah telah menjadikan makhluk. Tatkala telah selesai, bangkitlah rahim (tali persaudaraan) seraya berkata, ‘Di sinilah tempat orang yang menjaga diri dari keterputusan.’ Allah Taala berfirman, ‘Ya, relakah engkau jika Aku akan berhubungan dengan orang yang menyambungkan diri denganmu dan memutuskan hubungan dengan orang yang memutuskan hubungan denganmu?’ Rahim menjawab, ‘Baiklah.’ Allah Taala melanjutkan, ‘Itulah bagianmu.’” (HR Bukhari).

Sekularisme telah nyata melahirkan manusia-manusia miskin iman yang tidak mampu mengontrol emosinya, bahkan rapuh dan kosong jiwanya. Sampai terkena gangguan mental, Alam kehidupan sekuler bahkan telah menyamai mereka sejak dini untuk menjadi generasi rusak yang berakibat pada rusaknya hubungan mereka dengan Allah. Lebih parahnya lagi, mereka juga menjadi generasi yang selanjutnya merusak pihak lain.

Pada saat yang sama, kapitalisme menjadikan materi sebagai tujuan hidup, sehingga banyak anak yang abai pada kewajiban birrul walidain. Hal ini diperburuk oleh penerapan sistem pendidikan sekuler yang tidak juga mendidik mereka menjadi orang baik dan saleh sehingga mampu memahami birrul walidain.

Haruskah dengan konsekuensi nyawa mereka melayang di tangan si anak kandung? Tidakkah sejatinya jauh lebih banyak kebaikan yang telah orang tua curahkan kepada anak-anaknya dibandingkan seujung kuku sisi buruknya? Untuk itu, semestinya rasa maaf dan amar makruf nahi mungkar lebih ditonjolkan.

Mirisnya, sekularisme ternyata membabat habis itu semua sehingga yang tersisa adalah relasi anak-orang tua yang berdasarkan kemanfaatan semata. Akibatnya, ketika anak-anaknya merasa orang tua tidak berguna, bahkan dianggap menghalangi mereka untuk mencapai puncak hawa nafsu, maka menghabisi orang tua tidak ubahnya kepuasan tersendiri bagi mereka. Na’udzubillah tsumma na’udzubillah.

Islam menjadikan negara sebagai raa’in, yang akan menjaga fungsi dan peran keluarga,
Islam juga memilki sistem pendidilkan berkualitas, berasas aqidah, sehingga menjaga hubungan keluarga tetap harmonis, Negara menerapkan islam kaffah, sehingga terwujud sistem kehidupan yang baik, dan keluarga pun baik dan terjaga.  Negara mewujudkan maqashid syariah sehingga kebaikan terwujud di dalam keluarga dan juga Masyarakat serta negara

Wallahu' Allam bishawab


Share this article via

79 Shares

0 Comment