| 190 Views

Rumah Moderasi Membahayakan Akidah Generasi

Oleh : Siti Rodiah 

Indonesia sejak dahulu terkenal dengan keberagaman nya, salah satu keberagaman itu adalah keberagaman agama dan aliran kepercayaan yang di anut rakyat nya.Tetapi saat ini isu terkait agama sering di jadikan pemicu konflik antar umat beragama di wilayah-wilayah yang ada di Indonesia.

Di kutip dari JawaPos.com, bahwasanya pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) berupaya mencegah terjadinya konflik berbau agama tersebut. Diantaranya melalui rumah moderasi beragama (RMB) yang didirikan di sejumlah kampus perguruan tinggi keagamaan Islam (PTKI).

Kemenag juga menyampaikan dengan adanya RMB itu, terbukti memiliki manfaat besar dalam menciptakan kerukunan beragama di tengah masyarakat. Selain itu potensi-potensi kerawanan terkait isu agama bisa dicegah lebih dini dengan adanya RMB. Keberadaan RMB ini juga didukung sivitas akademika yang memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang agama yang mumpuni.

"RMB ini terobosan paling hebat karena advokasi," kata Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kementerian Agama Ahmad Zainul Hamdi di Jakarta, Selasa (14/11). Dia mengatakan selama ini kampus hanya memiliki kekuatan dalam hal penelitian. Namun hasilnya dipublikasikan di jurnal yang sifatnya elite.

Rumah moderasi (RM) adalah salah satu program dalam bentuk gagasan atau ide yang dianggap sebagai solusi untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang berpotensi memicu konflik terkait isu agama. Konflik ini ditengarai bermunculan di berbagai wilayah di Indonesia. Rumah Moderasi ini di prioritaskan untuk didirikan di berbagai kampus Perguruan Tinggi Keagamaan Islam sebagai terobosan besar untuk mewujudkan kerukunan antar umat beragama.

Maraknya pendirian Rumah Moderasi menunjukkan cara pandang negara menganut akidah kapitalisme sekulerisme dalam menangani konflik beserta solusinya. Padahal sejatinya jika kita cermati ide Rumah Moderasi adalah perpanjangan tangan dari proyek Moderasi beragama yang ingin menghadang tegak nya syariat Islam.

Moderasi beragama sendiri merupakan cara pandang beragama yang harus disesuaikan dengan pandangan hidup atau pemikiran Barat.   Bisa juga diartikan cara beragama yang tidak terlalu ekstrem atau berlebihan dalam ajaran nya. Namun sejatinya sasaran dari Moderasi beragama ini adalah umat Islam, bukan umat agama lain. Tapi dibungkus dengan nama Moderasi beragama alias Moderasi Islam yang tujuannya adalah untuk menjauhkan umat Islam terhadap aturan agamanya secara kaffah (menyeluruh) dalam seluruh aspek kehidupan. Karena banyak aturan-aturan Islam yang bertentangan dengan pandangan hidup barat seperti dalam sistem pemerintahan, ekonomi, pendidikan dan lain sebagainya.

Masifnya gerakan Moderasi beragama ini lahir dari gagasan yang dibuat Cheryl Bernard yang bekerja di lembaga think tank Amerika yaitu Rand Corporation. Rand Corporation sendiri telah mengklasifikasikan umat Islam menjadi empat kelompok; 1). Kelompok Tradisionalis, 2). Kelompok Fundamentalis, 3). Kelompok Sekularis, 4). Kelompok Modernis. Kelompok yang dominan dijadikan kaki tangan Moderasi beragama ini adalah kelompok Sekularis dan kelompok Modernis, karena mereka menerima ide dan pemikiran Barat. Sedangkan kelompok yang menjadi sasaran utama adalah fundamentalis yang ingin menerapkan aturan Islam secara kaffah.

Kita patut waspada dan harus berpikir kritis perihal gagasan Rumah Moderasi yang ada di perguruan tinggi dan tidak serta merta menerima dan mendukung nya. Karena sasarannya adalah para mahasiswa (para intelektual) yang bisa membawa pengaruh kepada masyarakat khususnya umat Islam. Dengan program ini bisa disimpulkan bahwa mereka menganggap Islam adalah agama yang intoleran dan biang konflik, maka nya harus di moderasi.

Sesungguhnya Islam sudah memiliki aturan yang jelas tentang toleransi yang dapat menjadi pedoman di mana saja umat Islam melakukan aktivitas termasuk di kampus dan dianggap sangat relevan bagi kehidupan kampus, terlebih bagi generasi muda seperti halnya mahasiswa agar dapat bersikap dengan bijak serta toleransi dapat diwujudkan.

Syari'at Islam mengatur semua interaksi yang ada di tengah-tengah masyarakat. Karena penguasa di dalam sistem Islam memiliki kewajiban memberikan nasihat takwa dan menjaga kehidupan agar tetap terikat aturan syara'. Sehingga dengan begitu akidah umat akan terjaga dan terciptalah kerukunan antar umat beragama dalam bingkai saling toleransi.

Negara juga akan mengingat kan umat melalui Departemen Penerangan yang berwenang membuat kebijakan-kebijakan penerangan bagi Negara Islamiyah untuk kemaslahatan Islam dan kaum Muslim, seperti membantu pembinaan masyarakat islami yang kuat, lurus dan bersih.

Pada masa Rasulullah SAW praktik toleransi beragama telah berhasil diterapkan dengan sangat gemilang di dalam negara Islam Madinah. Kemudian pada masa kekhilafahan Islam di Spanyol selama lebih kurang 800 tahun dimana pemeluk Islam, Yahudi dan Kristen hidup berdampingan dengan tenang dan damai.

Dengan diterapkannya sistem Islam toleransi dan kerukunan antar umat beragama dapat diwujudkan, karena akidah umat akan terjaga dan membentuk pribadi sholih yang senantiasa tunduk pada aturan Allah. Negara tidak perlu membangun Rumah Moderasi yang dapat merusak akidah dan agama umat Islam itu sendiri.

Wallahu a'lam bisshowwab


Share this article via

60 Shares

0 Comment