| 17 Views
Retaknya Hubungan Netanyahu Trump : Gambaran Rapuhnya Persatuan Musuh-Musuh Islam

Oleh : Sumarni Ummu Suci
Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menetapkan untuk memutus kontak langsung dengan Perdana Menteri Zionis Benjamin Netanyahu.Demikian menurut laporan yang dilansir Anadolu. (dikutip : www.tempo.co)
Hal ini terjadi lantaran Trump menganggap Netanyahu memanipulasinya, misalnya dalam hal kegagalan zionis menyajikan rencana dan jadwal kongkrit mengenai Iran dan Hoti Yaman.
Banyak pihak dalam pemerintahan Netanyahu yang tidak optimis dengan negosiasi antara Washington dan Teheran mengenai program nuklir Iran, juga karena pemerintah Netanyahu telah gagal menawarkan proposal kongkrit mengenai Gaza. (dikutip : www.tempo.co)
Mantan pejabat komunikasi gedung putih Michael Fiefle mengakui bahwa sebagian politisi Amerika Serikat tidak senang dengan apa yang dilakukan Netanyahu.
Mereka ingin melihat gencatan senjata kedua di Gaza yang diinginkan oleh Trump lebih cepat dari pada yang diinginkan oleh Netanyahu.
Sementara dari pihak Zionis merasa kecewa dengan Trump.Mohannad Mustafa seorang pakar urusan Zionis mengatakan bahwa ada kekecewaan zionis terhadap masa jabatan kedua Trump, karena pemerintah Netanyahu percaya bahwa presiden Amerika Serikat akan sepenuhnya sejalan dengan kepentingan zi0nis (Dikutip : khazanahrepublika.co.id)
Mustafa berbicara dalam program Track of event menekan bahwa Trump bertindak dalam 4 regional yang bertentangan dengan kepentingan zi0nis.
Mustafa mencatat bahwa pemerintahan Trump telah menandatangani perjanjian dengan Hoti terkait kapal - kapal laut merah dan juga terlibat dalam perbincangan dengan Iran terkait program nuklirnya.
Namun langkah yang diambil Trump ini tidak menyertakan zionis dan tidak memberi tahu tentang hal itu sebelum diumumkan.
Selain hal itu, Trump menyatakan kepada Netanyahu selama resepsi di gedung putih bahwa Suriah berada dalam lingkup pengaruh Turki. Sementara kesepakatan Amerika Serikat dan Saudi mengenai proyek nuklir membayangi tanpa normalisasi RIAT dengan Tel Afif. (dikutip : khazanahrepublik.co.id)
Dengan demikian, Mustafa menyimpulkan bahwa Trump melihat kepentingan Amerika Serikat di kawasan tersebut lebih penting dari pada kepentingan zionis.
Bahkan dalam surat kabar Israel Hayung Trump mengatakan dalam percakapan tertutup dalam beberapa hari terakhir bahwa ia telah memutuskan untuk tidak menunggu zionis lebih lama lagi dan bergerak maju dengan langkah - langkah di Timur Tengah tanpa menunggu Netanyahu.
Fakta politik yang terjadi antara Trump dan Netanyahu menggambarkan bahwa persatuan musuh - musuh Islam sejatinya hanyalah semu.
Mereka tetap terikat pada kepentingan masing-masing. Mereka memang bersatu dalam memusuhi Islam dan kaum muslimin, namun mereka tetap mengutamakan kepentingan kelompoknya.
Kerapuhan persatuan musuh - musuh Islam telah Allah SWT gambarkan dalam Al-Qur'an surat Al - Hasyr ayat 14
لَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ جَمِيْعًا اِلَّا فِيْ قُرًى مُّحَصَّنَةٍ اَوْ مِنْ وَّرَاۤءِ جُدُرٍۗ بَأْسُهُمْ بَيْنَهُمْ شَدِيْدٌ ۗ تَحْسَبُهُمْ جَمِيْعًا وَّقُلُوْبُهُمْ شَتّٰىۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَعْقِلُوْنَۚ
"Mereka tidak akan memerangi kamu (secara) bersama-sama, kecuali di negeri-negeri yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu padahal hati mereka terpecah belah. Yang demikian itu karena mereka orang-orang yang tidak berakal. (QS. Al - Hasyr : 14)
Maka dari itu umat Islam harus menyadari bahwa umat sejatinya memiliki kekuatan yang besar jika di bangun atas aqidah Islam untuk melawan musuh - musuh Islam.
Inilah yang dulu di contohkan oleh Rasulullah Saw dan para sahabat serta umat Islam terdahulu ketika dakwah di fase Mekkah dimana Rasulullah dan para sahabat belum memiliki institusi negara kekuatan aqidah yang mereka miliki terpancar melalui ketabahan dan ketangguhan menghadapi berbagai penyiksaan pemboikotan serta ancaman dari kapir Quraisy.
Pada fase dakwah di Madinah Rasulullah Saw dan para sahabat telah berhasil memiliki institusi negara Islam yang dibangun berlandaskan aqidah Islam.
Negara Islam ini mampu menundukkan dan menaklukkan dua imperium besar kala itu yakni Romawi dan Persia di bawah kekuasaan Islam.
Negara Islam ini pun dilanjutkan oleh para sahabat dan generasi selanjutnya yang kemudian dikenal dengan nama negara khilafah.
Sepanjang khilafah berdiri kaum muslmm memiliki institusi politik yang menjaga kaum muslimin dari musuh - musuh Islam.
Khilafah adalah junnah (perisai) umat Islam.Sifat junnah ini mampu menggetarkan musuh - musuh Islam, sampai - sampai mereka ciut hanya dengan mendengar tentara kaum muslimin tersebut.
Mereka lebih baik menghindari konflik dengan negara khilafah dari pada bertatap muka dengan pasukan kaum muslimin di Medan perang.
Itulah yang di rasakan oleh pasukan Romawi, Persia Pasukan salib, bangsa eropa dan Barat terhadap khilafah.
Jadi hadirnya khilafah di tengah umat adalah modal besar yang mereka miliki untuk mampu menghancurkan musuh - musuh Islam.
Syari'at ini harus terus menerus di bangun hingga umat tersadar terhadap modal besar itu.
Tentu saja upaya penyadaran perlu kerja jamaah Islam ideologis yang menjadikan Aqidah Islam sebagai pengikatnya.
Jamaah dakwah ini akan membimbing umat untuk menapaki jalan perjuangan yang sudah di contohkan oleh Rasulullah Saw bersama jamaah Islam ideologis akan menghantarkan tegaknya kepemimpinan Islam yang dengan itu akan tegak khilafah.
Khilafah akan memimpin dunia menjadi negara adidaya yang akan meninggikan kalimat Allah dan menjadi pelindung umat Islam.
Sehingga perkara mengalahkan Amerika Serikat dan kroninya termasuk membebaskan Palestina dengan jihad akan mampu dilakukan.
Wallahua'lam bissawab.