| 231 Views

Program Makan Siang Gratis, demi Peningkatan Kualitas Generasi, Benarkah?

Oleh: Aktif Suhartini, S.Pd.I.,
Anggota Komunitas Muslimah Menulis (KMM) Depok

Sungguh sangat memalukan, negara yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah ruah mengalami isu stunting dan ketahanan pangan, hingga menjadi isu global, dan bahkan disoroti oleh negara asing. Oleh karenanya, untuk menanggulanginya, pemerintah Indonesia berencana membuat program makan siang gratis dengan mengganti susu sapi dengan susu ikan. 

Alasan pemerintah mengganti susu sapi dengan susu ikan untuk menekan anggaran yang sudah membengkak, karena dirasa pemerintah susu ikan lebih murah ketimbang susu sapi. Namun, penggantian tersebut dilakukan tanpa mempertanyakan soal dampak kesehatan dari susu ikan dan apakah bisa tetap mempertahankan nilai gizi dan nutrisi yang terkandung dalam susu sapi?

Sungguh ironis untuk infrastruktur atau anggaran yang lain pemerintah terkesan tidak berhitung langsung mengglontorkan dana yang ada untuk pencapaian proyek tersebut. Tetapi mengapa untuk kesehatan rakyatnya yang terindikasi stunting karena ketahanan pangan yang memburuk pemerntah berhitung ketat? Apalagi ada yang berpendapat, susu ikan mungkin bukan alternatif terbaik bagi anak-anak, mengingat kadar gulanya yang tinggi dan kurangnya dukungan ilmiah yang memadai mengenai manfaat kesehatan jangka panjangnya. Tidakkah pendapat ini, perlu di pertimbangkan ulang atas kebijakan yang diambil atau bisa dijadikan kritik membangun.

Yang menjadi pertanyaan, apakah program makan siang gratis, demi peningkatan kualitas generasi, benarkah? Pasalnya, kebijakan tersebut seolah-olah untuk mensejahterakan rakyat, padahal sesungguhnya hanyalah memberikan peluang usaha kepada banyak korporasi dan oligarki.

Maka, jelaslah, kebijakan ini bila dikaitkan dengan watak rezim sekuler demokrasi, mengindikasikan lepas tangannya negara dalam mengurus rakyat. Negara menunggangi isu generasi untuk menyukseskan proyek industrialisasi, sebenarnya inilah yang terjadi.


Share this article via

67 Shares

0 Comment