| 265 Views

Problematika Jalan Rusak Terus Menjadi Konsumsi Rakyat Disistem Ini!

Oleh: Susi Ummu Musa 

Menikmati jalan mulus beraspal adalah kebutuhan rakyat umum yang harus dilakukan pemerintah sebagai bentuk periayahan tata kelola negara, penggunaan dana APBN yang tepat dan penyaluranya juga harus sesuai kemana dan untuk apa. Mengingat penggunaan jalan  rusak yang dilalui masyarakat hingga kini belum juga tuntas. '"Tentu hal ini sangat menghambat aktivitas masyarakat diberbagai wilayah tertentu, bahkan hingga menimbulkan kesulitan publik", tutur pemerhati kebijakan publik Iin Eka Setiawati. 

Hal ini sering mengakibatkan terjadinya kecelakaan pengendara roda dua yang tergelincir karena jalan berlubang dan berlumpur saat hujan dan kejadian ini dibiarkan berlarut larut hingga memakan korban.

Tentu ini tidak bisa dibiarkan bahkan oleh masyarakat sekitar yang setiap hari melintasi jalan rusak tersebut hingga muncullah ide untuk berinisiatif memperbaiki jalan rusak dengan bahan seadanya, misalnya menimbunnya dengan tanah agar lubang lubang tersebut bisa tertutup, atau dengan kerikil dan semen itu juga menggunakan dana pribadi   secara swadaya karena sangat prihatin dengan kondisi jalan yang rusak parah.

Mirisnya kondisi jalan rusak bukan terjadi satu atau dua tempat namun dibeberapa tempat atau daerah. yang lebih ekstrem lagi saat terjadi musim hujan jalanan akan berbuah menjadi lumpur hingga sulit dilalui dan ini memperlambat aktivitas warga yang hidup didaerah daerah terpencil. Terkadang mereka kesulitan menjual hasil panen meeka karena akses mati total.

Kurangnya perhatian pemerintah adalah bentuk keegoisan yang salah dalam penerapan tata kelola negara ditambah pemerintah juga telah kehilangan sense of crisis terhadap rakyat.

Penerapan dalam sistem kapitalisme ini ternyata hanya mempersulit dicapainya sebuah keadilan bagi rakyat, Karena terbatasnya anggaran otonomi daerah tersebut.

Konsep kapitalisme yang menjadikan pajak sebagai sumber pemasukan negara justru membebani rakyat sementara swatanisasi SDA semakin gencar dilakukan.
Akibatnya pelayanan yang seharusnya dinikmati rakyat tidak bisa tersalurkan sesuai kebutuhan.

Tak hanya itu pemisahan agama dari kehidupan membuat aqidah jauh dari islam kaffah yang membuat manusia terlena dan tergiur dengan kedudukan dan kekuasaan sehingga tak jarang peluang korupsi terbuka lebar disegala penjuru. Mereka tidak takut akan pertanggungjawaban nanti diakhirat karena mengambil yang bukan hak nya.

Alhasil pelayanan masyarakat yang seharusnya dinikmati rakyat kini harus terlupakan dan terus menjadi konsumsi publik setiap hari salah satunya jalan rusak ini.

Andaikan saja pemangku jabatan dinegri ini berpikiran sama dengan pemimpin negri islam alangkah sejahtera nya rakyat yang tinggal. Dikatakan Pemimpin negara adalah orang yang diberikan amanah untuk mengurus urusan umat atau rakyat yang dipimpinnya. Dalam hal menjaga jiwa rakyat, Umar bin Khathab ketika menjabat sebagai khalifah berkata, “demi Allah jika ada seekor keledai jatuh terperosok dari negeri Irak aku khawatir keledai itu akan menuntut hisab aku di hari kiamat. ”Waktu itu Umar bin Khatab tinggal di Madinah, sedang lubangnya di Irak.

Betapa bertanggungjawabnya seorang khalifah bernama Umar Bin Khathab ini, jangankan jiwa manusia, bahkan hanya seekor keledai pun dia perhatikan jangan sampai terpeleset gara-gara jalannya tidak bagus. Jika seekor keledai terpeleset karena jalannya licin akibat tidak diurus, beliau begitu takut akan ditanya Allah kelak di akhirat. Inilah contoh kepemimpinan yang penuh tanggungjawab dan ksatria mengakui kesalahan.

Sesungguhnya rakyat saat ini sedang merindukan sosok pemimpin yang bisa lebih memperhatikan rakyatnya dengan sungguh-sungguh dan harapan itu hanya ada pada penerapan islam kaffah semata.

Wallahu a lam bissawab


Share this article via

65 Shares

0 Comment