| 13 Views

Premanisme Berkedok Ormas, Masyarakat Cemas

Oleh : Nazwa Azzahra
Santri Khoiru Ummah Al-Hufadz

Menteri sekertaris negara, Prasetyo Hadi menegaskan aksi premanisme berkedok organisasi masyarakat (humas) membuat resah Presiden Prabowo Subianto. “Jadi pak presiden, pemerintah benar-benar resah,” ucap Prasetyo ketika diwawancarai terkait Satgas Terpadu Operasi Penanganan Premanisme dan organisasi kemasyarakatan (ormas) di kompleks RS Tuna kepresidenan, Jum’at, 9 Mei 2025 lalu. Masalahnya aksi premanisme ini dibungkus melalui ormas, sehingga keberadaan para preman ini tersamarkan. Maka tak ayal jika hal ini membuat resah masyarakat.

Prasetyo juga mengungkapkan, bahwa Presiden Prabowo yang berkoordinasi dengan kejaksaaan agung juga kepolisian akan mencari solusi atau jalan keluar terhadap masalah ormas-ormas yang meresahkan. Beliau juga menambahkan akan ada usaha pembinaan bagi ormas, sehingga kasus premanisme ini tak lagi terulang.

“Untuk mencari jalan keluar terhadap pembinaan terhadap teman-teman ormas supaya tidak mengganggu iklim perusahaan dan mengganggu keamanan, ketertiban masyarakat,” ucap Prasetyo.

Tetapi beliau tetap harus mencari siapa pelaku yang berani melanggar aturan hukum untuk segera ditindak. “kalau memang ditemukan tindak-tindak pidana, ya sanksi, kan begitu. Kalau sampai tingkat tindak pidana ya, dianggap itu sudah tidak ditoleransi, ya tidak menutup kemungkinan juga kalau kita harus evaluasi-kan,” lanjutnya.

Sebelumnya Menteri koordinator bidang politik dan keamanan, Budi Gunawan mengungkapkan usaha yang dilakukan pemerintah untuk menumpas habis perilaku premanisme atau aktivitas ormas yang meresahkan masyarakat. “kami akan segera membentuk satgas terpadu operasi penanganan premanisme dan ormas serta melakukan pembinaan terhadap ormas-ormas bermasalah yang mengganggu keamanan dan menghambat investigasi satgas ini. Dan akan melibatkan TNI, Polri, dan seluruh instansi dalam satu komando yang terpadu dan responsif,” terang beliau.

Sebelumnya beberapa pengusaha mengeluh resah karena perbuatan premanisme yang dilakukan oleh ormas, seperti halnya meminjam tunjangan hari raya (THR) sampai meminta jatah proyek. Seperti yang terjadi kepada, Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DUSI), Sehat Sinaga; Ketua Umum Persatuan Hatta dan Restoran Indonesia (PHRI), Heriyadi Sukamdani; Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (APTRINDO) Banten, Syaiful Bahri; Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Ahdul Subur; Wakil ketua umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ian Syarief; sampai Ketua DPD (APTRINDO) Banten.

Premanisme sekarang merajalela dimana-mana. Dunia yang individual sekarang, membuat masyarakat menjadi tak peduli dengan orang lain. Masyarakat tersekat oleh kelompok-kelompok yang bersatu untuk mengejar kepentingan bersama. Maka tak heran bila premanisme ini bermunculan. Permasalahan premanisme ini akan menciptakan iklim bisnis yang tidak kondusif dan masyarakat menjadi terganggu.

Premanisme merupakan cara pandang masyarakat yang telah dipengaruhi oleh kapitalisme. Warga berubah egois demi meraih materi. Semua sanksi dan hukum dalam negara tak lagi dipedulikan. Segala cara dilakukan demi mengejar materi.

Hal ini sangat berbeda dengan persepsi dalam Islam. Dalam pengaturan Islam, sanksi atau hukuman bagi para pelaku kejahatan akan disesuaikan dengan bobot pelanggaran yang dilakukan. Semua kejahatan harus dihukum dan dibuat jeras,termasuk premanisme harus dihukum oleh syara’. Adapun sistem hukum yang sekarang diterapkan justru membuat masyarakat merasa tidak aman, sebab hukum mudah di eksploitasi.

Oleh karena itu, apabila kita ingin menuntaskan masalah premanisme ini tidak bisa hanya bergantung kepada sistem saat ini. Tapi haruslah kembali kepada sistem Islam semata. Karena Islam merupakan agama yang paripurna, yang mengatur dalam seluruh lini kehidupan manusia. Maka dari itu, gantilah sistem yang cacat saat ini dan kembalilah kepada sistem Islam.

Wallahu alam bi ash-showwab.


Share this article via

5 Shares

0 Comment