| 126 Views

Pornografi Anak Marak Mematikan Fungsi Penjagaan Terhadap Anak

Oleh : Dewi yuliani

Lagi - lagi Indonesia dikejutkan dengan banyaknya konten pornografi yang merusah masa depan anak diusia dini. Hal ini merupakan dampak dari lemahnya keimanan dan kebebasan perilaku serta berorientasi materi. Semua itu berpangkal dari sekularisme. Sistem hukum yang lemah dan tidak membuat efek jerah terhadap pelakunya.

Akibat sistem sekuler dan media yang bebas, penayangan konten porno dibiarkan untuk meraup keuntungan, tanpa memedulikan masa depan dan kualitas generasi. Potret individu yang demikian adalah buah dari sistem pendidikan yang mengabaikan pembentukan ketakwaan generasi individu. 

Penjualan Konten Pornografi Anak di Grup Telegram Dibongkar, Begini Modusnya Riana Rizkia Rabu, 13 November 2024 - 19:39 WIB Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri membongkar dua kasus eksploitasi anak dan penyebaran konten pornografi melalui aplikasi telegram. Foto/Riana Rizkia A A A JAKARTA - Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri membongkar dua kasus eksploitasi anak, dan penyebaran konten pornografi melalui aplikasi telegram. Kasus pertama dengan grup telegram yang diberi nama "meguru sensei" dengan tersangka berinisial MS (26).

Tidak hanya mengakses pornografi, anak-anak juga rentan menjadi korban kejahatan pornografi. KPAI menyebut Indonesia berada pada fase darurat pornografi anak dalam tiga tahun terakhir. Sepanjang 2016—2024, Kementerian Komunikasi dan Informatika menemukan kasus pornografi terhadap anak jumlahnya mencapai 9.228 kasus. Sedangkan laporan dari National Center for Missing and Exploited Children pada 2024 terdapat 5.566.015 konten kasus pornografi anak di Indonesia selama kurun waktu 4 tahun.

Kecanduan pornografi jelas merusak generasi karena mengakibatkan gangguan perkembangan otak, emosi, hingga menurunnya kemampuan bersosialisasi. Anak yang sering melihat konten pornografi maka dopamin akan membanjiri prefrontal cortex yang berperan sebagai pusat kepribadian. Dampaknya, anak sulit membedakan baik dan buruk, sulit mengambil keputusan, kurangnya rasa percaya diri, daya imajinasi menurun, dan kesulitan merencanakan masa depan.

Islam memiliki mekanisme pencegahan konten porno untuk menjagai akal sehat generasi, Islam mengatur aturan menutup aurat laki-laki dan perempuan, menjaga pandangan dan aturan menjaga interaksi lawan jenis. Sistem Islam akan menerapkan sistem pendidikan berbasis akidah Islam yang akan menguatkan keimanan, sehingga akan menutup rapat akses konten porno.

Ini sungguh berbeda dengan sistem Islam. Di dalam sistem Islam Negara berfungsi sebagai junnah  yaitu perisai  yang melindungi generasi dari seluruh sisi. Yang pertama, negara Islam  berasaskan akidah Islam sehingga sistem pendidikannya juga berdasarkan akidah Islam. Penyusunan kurikulum pun bersumber dari Islam sehingga terwujudlah generasi bertakwa. Perilaku mereka berstandarka pada halal dan  haram, bukan kebebasan seperti saat ini.

Kedua, Negara Islam akan membersihkan media massa dan media sosial dari konten pornografi. Negara akan serius menutup situs-situs porno dengan mengerahkan para ahli teknologi informasi. Negara juga akan memblokir media sosial yang terbukti menyediakan peluang bagi konten pornografi.

Ketiga, Negara Islam juga harus menerapkan sistem sanksi yang adil dan tegas. Pelaku bisnis pornografi akan dihukum dengan tegas hingga mewujudkan efek jerah terhadap pelakunya. Negara juga akan mengembalikan definisi anak, yaitu orang yang belum balig.

Sedangkan orang-orang yang sudah balig diposisikan sebagai mukalaf, yaitu pihak yang bisa dibebani hukum, termasuk sanksi. Allah SWT Berfirman: “Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya seratus kali.” (QS An-Nur [24]: 2). 

Negara juga mengembalikan fungsi orang tua sebagai pendidik anak dengan beberapa cara,  Edukasi kepada para ayah terkait pentingnya peran ayah dalam pendidikan anak. Memberikan kesejahteraan yang merata sehingga para ibu tidak dipaksa oleh kondisi ekonomi untuk bekerja yang melalaikan fungsi pendidikan pada anak. Negara memberikan aturan  kepada anak sehingga tidak diberikan pasilitas teknologi terlalu dini yang bisa merusak mereka.

Anak-anak yang mengalami masalah mental karena pornografi, negara akan melakukan rehabilitasi dan terapi sehingga bisa sembuh dan normal kembali. Semua solusi ini hanya akan terwujud dengan penerapan Islam kafah dalam naungan Negara Islam Negara memiliki sistem keamanan digital yang mampu melindungi generasi dari pemikiran (konten) rusak dan merusak. Sistem pendidikan Islam membentuk generasi berkepribadian Islam dan mewujudkan rahmatan lil alamin.

Wallahualam bissawab.


Share this article via

74 Shares

0 Comment