| 85 Views
Polimek Paus Fransiskus dan Misi Khusus

Oleh: Neng Saripah S.Ag
Pegiat Literasi
Baru baru ini ramai d media sosial, terkait berita kunjungan Paus Fransiskus ke indonesia. Bahkan menurut CNN indonesia (4,september 2024) dikabarkan paus Fransiskus, menyampaikan pidato pada saat bertemu dengan presiden indonesia Joko Widodo di Istana Negara.
Tidak hanya itu, dalam Kompas.Com (2 september/2024) disampaikan bahwa Sebanyak 33 tokoh muslim Indonesia meluncurkan buku berjudul “Salve, Peregrinans Spei”, yang berarti “Salam Bagimu Sang Peziarah Harapan”, hal tersebut rupanya dilakukan untuk menyambut kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3-5 September 2024.
Pasalnya Buku ini tidak hanya sekadar sambutan, tetapi juga menggambarkan semangat keberagaman dan pluralisme yang hidup di Indonesia. “Kedatangan Paus Fransiskus adalah kesempatan bagi Indonesia untuk memperkuat dialog antaragama yang inklusif dan mencerahkan,” kata Sekretaris Frans Seda Foundation, Willem L Turpijn dalam keterangan resminya yang dikutip Kompas.com, Senin (2/9/2024).
Bahkan dari CNBC (5/sept/2024) memberitakan, bahwa Media asing menyoroti pertemuan Pemimpin Tertinggi Katolik Dunia Paus Frasiskus dengan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar di Jakarta, Indonesia, Kamis (5/9/2024). Salah satunya media Amerika Serikat (AS), Associated Press (AP) dengan judul "Pope and imam of Southeast Asia's largest mosque make joint call to fight violence, protect planet".
Di sana Paus Fransiskus dan imam besar masjid terbesar di Asia Tenggara tersebut, pada hari Kamis berjanji untuk melawan kekerasan yang diilhami agama serta melindungi lingkungan," muat laman tersebut.
"Keduanya mengeluarkan seruan bersama untuk persahabatan antaragama juga tujuan bersama yang menjadi inti kunjungan Fransiskus ke Indonesia," tambahnya.
Presiden Jokowi juga memuji Vatikan atas dukungan kuatnya terhadap perjuangan rakyat Palestina melalui seruan perdamaian dan solusi dua negara. Menurutnya, konflik global, termasuk di Palestina, membutuhkan solusi berbasis keadilan dan kemanusiaan. Dari laman Presiden Republik Indonesia (4 september 2024)
Sekilas begitu sejuk dipandang mata, seakan ini merupakan hal baik yang menjadi perwujudan toleransi antar umat beragama, namin sebetulnya ada beberapa misi khusus dibalik kunjungan paus Fransiskus tersebut.
Hal ini terlihat dari beberapa statement paus, yang memaksakan tentang definisi baru politik bukan tentang perang namun tentang kasih sayang. Juga tentang kekayaan indonesia bukanlah tambang emas melainkan harmonisasi.
Mirisnya statement paus tersebut malah disambut positif oleh para pemimpin serta masyarakat muslim kebanyakan. Sebagai contoh; Adzan Running text yang di anggap wajar oleh kalangan mahasiswa muslim, serta tokoh tokoh antusiasme muslim yang kebablasan.
Padahal misi paus menyampaikan statementnya tersebut merupakan tadlil siyasi guna memenangkan program moderasi beragama yang faktanya bertugas untuk menggerus akidah kaum muslimin.
Padahal sejatinya umat islam haruslah bersikap kritis, serta berpegang teguh pada syariat. Sebab betapa berbahayanya toleransi kebablasan dan faham moderasi yang dibawa oleh paus Fransiskus.
Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ , قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ : فَمَنْ
“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim no. 2669).
Wallahu alam bishawab.