| 20 Views

Perjuangan Anak-anak Gaza, Momentum Kebangkitan Umat

Oleh : Verry Verani 

Penderitaan anak-anak Gaza kian memprihatinkan. Mereka terpaksa hidup di tenda-tenda robek atau di antara puing-puing bangunan yang hancur, tanpa akses terhadap layanan sosial maupun dukungan psikologis. Demikian disampaikan Biro Pusat Statistik Palestina seperti dikutip Al Jazeera.

Sejak agresi militer Israel pada Oktober 2023, sekitar 17.000 anak dilaporkan menjadi yatim piatu. Rumah-rumah mereka luluh lantak, keluarga tercerai-berai, dan kini mereka harus bertahan hidup tanpa kepastian perlindungan, makanan, ataupun kehangatan.

Data terbaru mencatat, hampir 18.000 anak tewas—termasuk ratusan bayi. Konflik yang terus berkecamuk telah merenggut bukan hanya orang tua mereka, tetapi juga masa kecil, rasa aman, serta harapan masa depan.

Sebanyak 17 anak meninggal akibat kedinginan di tenda pengungsian. Sementara 52 anak lainnya meninggal karena kelaparan dan kekurangan gizi secara sistematis, tulis laporan tersebut.

Krisis Kemanusiaan di Gaza

Anak-anak Gaza hidup dalam kondisi mengenaskan, tanpa tempat tinggal layak, tanpa perlindungan, tanpa makanan, atau dukungan psikologis. Data menunjukkan ribuan anak menjadi yatim/piatu, puluhan ribu meninggal dunia akibat genosida sistematis. Keadaan ini menampilkan penderitaan luar biasa yang mengoyak hati nurani siapa pun.

Kebangkrutan Sistem Internasional

Penderitaan ini terjadi di tengah klaim global soal perlindungan anak, HAM, dan hukum internasional. Fakta menunjukkan bahwa semua instrumen hukum internasional gagal mencegah atau menghentikan kejahatan kemanusiaan di Gaza. Lembaga-lembaga internasional terbukti tidak independen dan tidak berpihak pada korban, melainkan tunduk pada kepentingan politik global.

Ketundukan Para Pemimpin Negeri - negeri Muslim

Para pemimpin negeri-negeri Muslim tak mampu mengambil langkah berarti untuk menghentikan agresi Zionis. Sebagian justru menjadi bagian dari sistem internasional yang menormalisasi penindasan atas Palestina. Ini menunjukkan absennya kepemimpinan politik Islam yang independen dan melindungi umat.

Solusi, Kembali pada Sistem Islam

Sistem sekuler-kapitalis global telah gagal memberikan keadilan dan perlindungan. Umat sangat membutuhkan sistem  shahih, shahih dari sisi akidah dan hukum syari'ahnya. Fakta sejarah membuktikan bahwa sistem kepemimpinan Khilafah Islamiyah telah bertahan lama serta memberikan perlindungan bagi umat selama berabad-abad."

Tegaknya Khilafah Kewajiban Seluruh Umat

Daulah Khilafah berperan sebagai rā’in (pengurus) dan junnah (pelindung). Dalam sejarahnya, Khilafah menjadi pelindung umat Islam, termasuk anak-anak dan perempuan, serta menciptakan peradaban gemilang yang memperhatikan kesejahteraan generasi. Khilafah memiliki sistem sosial, ekonomi, dan pendidikan yang menjamin tumbuh kembang anak secara optimal. 

Karena itu setiap Muslim wajib beralih dan  terlibat dalam perjuangan menegakkan Khilafah sebagai bentuk tanggung jawab iman dan ketakwaan. Diamnya umat bukan pilihan. Umat harus bangkit dan menyatukan kekuatan politik Islam demi membebaskan Palestina dan seluruh wilayah tertindas lainnya. 

Hanya dengan tegaknya kembali Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin di bawah naungan Khilafah, solusi hakiki bagi Palestina dan umat Islam dapat diwujudkan.

Wallahu'alam.


Share this article via

20 Shares

0 Comment