| 54 Views

Perbedaan Kepentingan Pemicu Retaknya Aliansi AS-Israel

Oleh : Uma Inayah

Amerika Serikat dan Israel selama ini mesra, namun isu santer yang beredar tidak ada angin tidak ada hujan  hubungan antara pemimpin tertinggi di kedua negara ini mengalami ketegangan. Ketegangan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu  kabarnya semakin memanas.

Salah satu penyebabnya adalah perbedaan kepentingan dan keputusan-keputusan Amerika Serikat yang semakin menjauh dari visi garis keras yang dinginkan oleh pemerintah Israel saat ini.

Seorang pakar urusan Israel (Mohannad Mustafa), mengatakan  pemerintah Netanyahu sebelumnya percaya bahwa presiden Amerika Serikat akan sepenuhnya sejalan dengan kepentingan Israel namun dimasa jabatan kedua Trump ini Israel ada kekecewaan. Dalam program "Track of Events", menegaskan bahwa Trump bertindak dalam empat file regional yang bertolak belakang dengan visi Israel.

Mustafa menggaris bawahi bahwa pemerintahan Trump telah menandatangani perjanjian dengan Houthi terkait kapal-kapal Laut Merah, dan ikut serta dalam pembicaraan dengan Iran terkait program nuklirnya. Trump juga mengatakan kepada Netanyahu selama resepsi di Gedung Putih bahwa Suriah berada dalam "lingkup pengaruh Turki", sementara kesepakatan Amerika  Serikat- Saudi mengenai proyek nuklir membayangi tanpa normalisasi Riyadh dengan Tel Aviv.

Persahabatan antara kedua negara ini sangat strategis, namun mustafa mencatat ekspektasi yang tinggi dari pemerintah Israel terkait masa jabatan kedua Trump.

Pakar urusan Israel ( Mustafa) menarik kesimpulan bahwa Trump melihat kepentingan Amerika Serikat di kawasan ini lebih penting daripada kepentingan Israel. Sementara Netanyahu tampaknya tidak dapat mempengaruhi Trump dalam isu-isu regional, terutama setelah Partai Republik Amerika Serikat berubah menjadi apa yang disebutnya sebagai "partai Trump.( REPUBLIKA.CO.ID, DOHA, 09 Mei 2025 )

Netanyahu dianggap memanipulasi

Presiden AS Donald Trump, sehingga Trump memutus hubungan dengan PM Zionis Benjamin Netanyahu.
Misalnya dalam hal pemerintah Netanyahu telah gagal menawarkan proposal konkret mengenai Gaza.
Dan kegagalan zionis menyajikan rencana dan jadwal konkret mengenai Iran dan Houthi Yaman.

Demikianlah potret persatuan antara  musuh-musuh Islam sebenarnya. Pesatuan mereka hanya karena inginkan sesuatu yang bisa dimanfaatkan dari sekutunya. Mereka tetap terikat pada kepentingan masing-masing. Dan jika tidak lagi ada visi yang sama maka salah satu akan berkhianat.

Meski mereka Bersatu dalam memusuhi Islam dan kaum muslimin, namun mereka tetap mengutamakan kepentingan kelompoknya masing-masing.

Dalam Al Qur'an Allah Swt sudah menggambarkan:

وَإِنْ يَشَأْ اللَّهُ يَذْهِبْ سَمَاوَاتِهِ وَنَحْنُ لَهُ مَلَكُوتُهُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

Dan jika Allah menghendaki, niscaya Dia menghapus langit-Nya (dan Allah juga mampu menghapus langit tersebut) dan Kami adalah pemilik kekuasaan-Nya (kami adalah makhluk yang tunduk kepadaNya), dan kepada-Nya kamu akan kembali. (QS. Al Hasyr :14). 

Menggambarkan persatuan musuh-musuh Islam adalah rapuh. Karena persatuan mereka hanya atas dasar manfaat atas kepentingan kelompok semata.

Umat Islam harus menyadari bahwa umat sejatinya memiliki kekuatan yang besar jika dibangun atas akidah. Sebagaimana yang telah  dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabat serta umat Islam terdahulu. Dalam memperjuangkan dan memperluas penyebaran  Islam keseluruh dunia hingga sampai saat ini.

Umat harus disadarkan akan modal besar yang mereka milik, yang akan mampu menghancurkan musuh-musuh Islam. Penyadaran dengan pemikiran Islam ,mengubah pola fikir kapitalisme menjadi pola fikir Islam kaffah.

Penyadaran ini tidak dapat di lakukan perorangan perlu kerja jamaah dakwah Islam ideologis yang menjadikan Aqidah Islam sebagai pengikatnya. Jamaah dakwah ini yang akan membimbing umat untuk menapaki jalan perjuangan yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para  sahabat serta umat terdahulu sehingga Islam tersebar luas hingga ⅔ dunia dan berkuasa selama 14 abad Lamanya.

Persatuan Umat akan menghantarkan tegaknya  kepemimpinan Islam, yang dengan itu akan tegak Khilafah. 

Khilafah akan memimpin dunia, menjadi negara adidaya yang akan meninggikan kalimat Allah SWT. Perisai pelindung umat Islam seluruhnya, akan mampu mengalahkan kekuasaan AS dan sekutunya.

Khilafah akan mampu membebaskan Palestina dan penindasan terhadap negara minoritas Islam lainya yang sampai saat ini mengalami  penderitaan tanpa ada pembelaan dengan jihad.

Dengan Aqidah Islam persatuan umat akan kokoh dibawa naungan kepemimpinan Islam (khilafah).


Share this article via

33 Shares

0 Comment