| 96 Views

Pentingnya Adab Sebelum Mempelajari Ilmu

Oleh : Lathifah Tri Wulandari
Anggota Komunita Muslimah Menulis (KMM) Depok

Video ceramah Gus Miftah yang berdurasi 2.19 menit itu viral saat menyebut penjual es teh manis di pengajian ternyata menyita perhatian banyak pihak. Pasalnya, dai yang kini menjadi Utusan Khusus Presiden tersebut menyebut pedagang es dengan kata-kata gobl*k.
  
Video viral ini salah satunya diunggah akun Twitter @pelangi77__. Awalnya Gus Miftah tengah menyampaikan tausiyah dalam perhelatan Magelang Bershalawat, Rabu 20 November 2024. Kegiatan berlangsung Lapangan Drh. Soepardi Kota Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Tiba-tiba ada jamaah nyeletuk meminta agar Gus Miftah memborong dagangan pedagang es yang berdiri di tengah-tengah jamaah.

Lantas Gus Miftah bertanya soal ketersediaan es teh yang dijual pedagang tersebut. “Es tehmu sih akeh nggak? ya kono didol gobl*k (Es teh kamu masih banyak tidak? Ya segera dijual sana, gobl*k,” ujar Gus Miftah kepada pedagang yang sedang menyunggi es teh dan air mineral.

Candaan Gus Miftah itu pun memecah tawa para hadiri, termasuk tokoh-tokoh yang berada di atas panggung. Kemudian, Gus Miftah melanjutkan,“Dolen disik, engko lek urung payu yo wid, takdir (Jual dulu, nanti kalau belum laku ya udah, takdir),” ujar dia.

Kecaman pun banyak ditujukan kepada Gus Miftah yang kini menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan tersebut. Akhirnya ia meminta maaf atas kekhilafannya dan mengakui apa yang viral dan disebut sebagai olok-olok itu sebenarnya hanya candaan.

Namun, seperti gelas yang pecah, lisan dan perbuatan yang tidak dijaga dapat melukai hati orang lain. Hati-hati dengan setiap kata dan tindakan, karena meski sudah meminta maaf yang dilontarkan, bekasnya tetap terasa.

Nabi Muhammad SAW tidak pernah berdakwah dengan kekerasan ataupun melukai perasaan umatnya berbeda dengan Gus Miftah sangat merendahkan. Pasalnya, dalam berdakwah juga ada adabnya.

Adab berdakwah dapat dilihat dari sikap dan cara dakwahnya Rasulullah SAW yang selalu bersikap lemah lembut dan sopan santun. Dan juga selalu memberikan nasihat dengan lembut, tidak pernah menebar murka, Rasulullah pun tidak pernah menghina orang yang salah, selalu berusaha menyenangkan hati orang lain.

Adab menjadi satu hal yang sangat dijunjung tinggi dalam Islam. Menukil dari buku Berguru Adab kepada Imam yang ditulis Malik Masykur, adab diartikan sebagai kepandaian atau ketepatan dalam mengurus segala sesuatu. Dan, ilmu dalam pandangan Islam merupakan kebutuhan untuk mengetahui kebenaran dan ditempatkan pada posisi yang tinggi.

Pakar ilmu fikih dan hadits, seperti Imam Malik pernah berkata, "Pelajarilah adab sebelum mempelajari ilmu.” Dengan adab, ilmu akan lebih mudah diserap. Islam memuliakan orang-orang yang menghiasi dirinya dengan adab mulia ketimbang mereka yang berilmu. Dalam kehidupan sehari-hari, adab mengajarkan cara berperilaku yang benar, sopan santun, dan beretika. Sementara ilmu hanya mengajarkan pengetahuan tentang sesuatu.

Dalam Islam, adab yang baik memiliki kedudukan yang sangat tinggi, bahkan lebih utama daripada ilmu pengetahuan. Seberapa pun banyaknya ilmu jika tanpa disertai adab yang baik akan bisa menjadikan manusia pun berperilaku seperti binatang.


Share this article via

24 Shares

0 Comment