| 25 Views

Pendidikan "Ala Militer", Bisakah Menjadi Solusi Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja?

Oleh : Haryani, S.Pd.I
Pendidik di Kota Bogor

Terobosan baru yang digadang-gadang oleh Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi (KDM) akhir-akhir ini sangat mencengangkan masyarakat Indonesia. Banyak orang tua yang setuju dengan progaram tersebut. Pasalnya program memasukan para remaja "nakal" ke barak militer bisa menjadi salah satu solusi jitu dalam mengatasi kenakalan dan penyimpangan prilaku remaja saat ini.

Sebanyak 39 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang dinyatakan  telah menyelesaikan Program Pendidikan Penguatan Karakter Bela Negara di Resimen Armed 1 Sthira Yudha, Purwakarta, mereka akhirnya secara resmi dikembalikan kepada para orang tuanya pada Minggu, 18 Mei 2025.

Sementara itu, pada Selasa, 20 Mei 2025, sebanyak 273 siswa Sekolah Menegah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bermasalah yang menjalani pendidikan karakter Panca Waluya berbasis militer di Dodik Bela Negara Rindam III/Siliwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, dan Purwakarta juga dinyatakan lulus. (Binomedia, 22/05/2025)

Kebijakan KDM tersebut menuai pro kontra dari berbagai kalangan di masyarakat. Berbagai pendapat bahkan ramai dilontarkan oleh masyarakat sipil maupun pejabat negara. Terlepas dari hal itu, sepertinya program ini akan terus digelontorkan ke seluruh wilayah Jawa Barat. Dinilai berhasil mendidik para remaja yang bermasalah, gayung bersambut, kini para kepala daerah di wilayah Jabar pun menyambut positif program tersebut. Salah satunya adalah Kota Bogor, yang rencananya akan memulai program tersebut secepatnya. Bahkan tempat yang akan dijadikan barak militerpun sudah disiapkan. Yonif 315 dan Pusdikzi akan menjadi pusat pendidikannya.

Dedie Rachim mengatakan, Dandim 0606 dan Batalyon 315 juga sudah menyiapkan program barak militer bagi anak-anak yang perlu mendapatkan pendidikan dengan pendekatan kedisiplinan militer (Wartakotalive.com.Jakarta, Kamis, 29/05/2025) 

Apakah program tersebut bisa menjadi solusi guna menerapkan kedisiplinan para remaja nakal yang ada di Indonesia, khususnya di Jawa Barat?

Jika kita melihat fakta yang ada, bisa ditarik benang merah, kasus kenakalan remaja saat ini tidak terlepas dari penerapan sistem kapitalisme yang memiliki pandangan hidup bebas dalam bertingkah laku. Sehingga menimbulkan berbagai konflik dimasyarakat, khususnya menimpa para remaja yang labil. 

Akhirnya membuat remaja saat ini mempunyai gaya hidup hedonis, susah diatur, dan berbuat semaunya sendiri, tanpa peduli halal-haram. 

Bagi sebagian masyarakat pendidikan "ala militer" mungkin sangat berarti, tidak sedikit orang tua yang terharu dengan perubahan yang sangat berbeda pada anaknya setelah menjalani pendidikan di barak militer. Saat ini memang bisa dinilai tingkat keberhasilan program ini sangat signifikan, namun belum tentu hal tersebut bisa bertahan lama. Karena banyak hal yang bisa merubah prilaku seseorang, terutama kesadaran dari diri sendiri yang ingin merubahnya.

Sebagimana Firman Allah SWT:

"Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri" (Q.S Ar-Ra'd ayat 11). Selain itu dukungan orang-orang terdekat dan masyarakatpun sangat mempengaruhi terhadap perubahan seseorang. Jadi bukan hanya sekedar pendidikan yang "keras ala militer" bisa merubah seseorang menjadi lebih baik. Selama sistem kapitalis menjadi falsafah hidup saat ini, maka permasalahan yang terjadi tidak akan pernah berakhir.

Islam hadir sebagai solusi semua problematika masalah ummat. Begitupun dalam mengatasi permasalahan kenakalan remaja. Rasulullah telah mencontohkan bagaimana beliau membina para sahabat seperti Ali Bin Abi Thalib, diusianya yang masih muda yaitu 8 tahun, sudah menjadi salah satu pendukung dakwah Rasul saat itu. Tentu hal ini tidak bisa dilakukan dengan praktis. Pendekatan yang intens, dan penanaman keyakinan yang kuat akan akidah Islam memotivasi para sahabat untuk selalu berbuat sesuai dengan hukum syara. Berbekal ketakwaan menjadikan para remaja dimasa Rasulullah dan para sahabat bisa merubah peradaban dunia. 

Wallahu'alam.


Share this article via

8 Shares

0 Comment